12 Kebiasaan Buruk yang Merusak Jantung, Jangan Dianggap Sepele

12 Kebiasaan Buruk yang Merusak Jantung, Jangan Dianggap Sepele

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikJabar
Jumat, 15 Jul 2022 08:37 WIB
Ilustrasi lambang cinta atau jantung
Kesehatan jantung. Foto: Getty Images/Eoneren
Jakarta -

Jantung adalah bagian tubuh yang menjadi pusat peredaran darah, terletak pada bagian rongga dada atas. Ibarat mesin, jantung adalah mesin utama yang menggerakkan tubuh dan memberi kehidupan.

Tanpa jantung, tubuh tidak mungkin dapat berfungsi. Manusia yang tidak lagi hidup ditandai dengan jantung yang tidak lagi berdetak. Karena itu, penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Sayangnya, masih banyak yang abai terhadap kondisi kesehatan organ ini. Beberapa kebiasaan diketahui dapat meningkatkan risiko kerusakan jantung. Tentu kebiasaan-kebiasaan ini tidak bisa dianggap sepele.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lisa Zamovsky dalam situs Health.com mengungkapkan, penyakit yang berkaitan dengan jantung menyerang 1 dari 3 orang dewasa di Amerika Serikat. Sementara Harvard Medical School dalam Harvard Health Publishing menyebutkan, 85 persen dari orang-orang yang melakoni kebiasaan buruk di bawah ini mengalami kematian akibat kerusakan jantung.

Setidaknya ada 12 kebiasaan buruk yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung tersebut menurut Harvard Medical School dan Health.org. Apa saja?

ADVERTISEMENT
  • Kurang bergerak

Kebiasaan ini kerap dilakukan tanpa sadar oleh pekerja kantoran. Pekerjaan sehari-hari kerap menuntut kita duduk dalam waktu yang sangat lama setiap hari. Padahal, terlalu lama duduk dan kurang bergerak dapat meningkatkan risiko kerusakan jantung.

Kekurangan gerak mengakibatkan penumpukan lemak dan gula dalam darah. Hal inilah yang membuat jantung jadi lebih berisiko rusak dan terserang penyakit.

Harmony R. Reynolds dari NYU Langone Medical Center di New York menyebutkan bahwa banyak orang melakukan olahraga kecil-kecilan di sela-sela kegiatan untuk mengakali hal ini. Namun, hal tersebut ternyata belum cukup. "Olahraga kecil-kecilan tidak mengkompensasi seberapa lama waktu Anda duduk," jelasnya.

  • Merokok

Merokok mungkin kegiatan yang menyenangkan, apalagi saat kita bercengkrama dengan teman-teman atau kolega. Namun, seperti yang sudah sering digaungkan, merokok tidak baik untuk kesehatan. Salah satunya karena ia bisa meningkatkan risiko kerusakan jantung.

Merokok bisa meningkatkan risiko pembekuan darah. Hal ini dapat menghambat aliran darah ke jantung sehingga plak akan menumpuk di arteri. Bukan hanya bagi perokok aktif, kebiasaan buruk merokok juga merugikan bagi perokok pasif atau yang hidup dan tinggal di sekitar perokok. Risiko kerusakan jantung juga tinggi bagi mereka.

  • Beraktivitas terlalu berat

Jika kurang bergerak meningkatkan risiko penyakit jantung, artinya kita harus banyak bergerak, kan? Betul. Namun, harus diperhatikan juga seberapa banyak kita bergerak. Melakukan aktivitas fisik terlalu berat rupanya juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung sama besarnya seperti kekurangan gerak.

Kebiasaan buruk ini akan semakin meningkatkan risiko apabila kita cenderung melakukan olahraga berat pada satu waktu, lalu tiba-tiba berhenti dalam waktu lama. Hal ini justru tidak bagus untuk jantung. Lebih baik jika olahraga dilakukan secukupnya, tetapi rutin.

  • Makan tidak teratur

Ada sejumlah orang yang memilih tidak mematok kapan ia makan dalam sehari. Namun, hal ini justru bisa menimbulkan kerugian untuk jantung. Dengan jadwal makan yang tidak teratur, seseorang justru semakin rentan mengalami obesitas, yang dalam jangka panjang berdampak bagi jantung.

Hal ini bisa diperparah dengan jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, utamanya terlalu banyak gula dan lemak. Melansir Health.org, disarankan kita mengkonsumsi gula dan kalori secukupnya untuk menghindari obesitas dan gizi tidak seimbang.

  • Minum minuman beralkohol terlalu banyak

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak pernah baik. Minum minuman alkohol dalam jumlah terlalu banyak, salah satunya. Minum minuman beralkohol secara berlebihan ternyata bisa berefek ke kesehatan jantung.

Mengapa? Ternyata terlalu banyak kandungan alkohol dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Kadar lemak dalam darah juga akan semakin tinggi sehingga meningkatkan risiko gagal jantung. Batas yang disarankan dalam sehari menurut Health.org adalah tidak lebih dari dua gelas untuk pria dan tidak lebih dari satu gelas untuk wanita.

  • Mengabaikan kebiasaan mendengkur

Anda mendengkur saat tidur? Kalau begitu, jangan abaikan dengkuran ini begitu saja. Sebab, mungkin saja dengkuran tersebut menandakan suatu kondisi yang kurang sehat dalam tubuh Anda. Gangguan yang dikenal juga dengan nama apnea tidur obstruktif ini dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.

Health.org menyebutkan bahwa lebih dari 18 juta orang dewasa di Amerika Serikat mengidap kelainan ini. Umumnya dialami oleh orang dengan berat badan berlebih, tapi tidak menutup kemungkinan orang kurus juga mengidap apnea tidur. Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan medis.

  • Membiarkan rasa marah dan depresi

Pernahkah Anda merasa marah atau tertekan dan bagian dada Anda terasa sesak? Itu karena tekanan darah meningkat saat kita mengalami emosi-emosi negatif tersebut. Jika sesekali, tidak masalah. Tapi bagaimana jika memendam marah atau rasa tertekan menjadi kebiasaan yang sering dirasakan?

Menurut Harmony R. Reynolds dari NYU Langone Medical Center di New York, stres dalam diri bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. "Riset menunjukkan bahwa tertawa dan mendapatkan dukungan sosial bisa membantu. Akan sangat membantu juga jika kita memiliki seseorang untuk berbagi cerita tentang masalah kita," jelasnya.

  • Terlalu menarik diri dari kehidupan sosial

Kebiasaan buruk ini serupa dengan yang di atas, berkaitan dengan emosi dan kehidupan sosial. Manusia yang terlalu menarik diri dari kehidupan sosial akan kesulitan merasa puas dan bahagia, sehingga meningkatkan stres serta tekanan darah yang tidak baik untuk jantung.

Banyak studi membuktikan bahwa hubungan dengan orang-orang tersayang seperti keluarga, teman, atau kenalan di tengah masyarakat bisa membuat jantung lebih sehat. Sesekali kita memang perlu waktu untuk menyendiri, tapi jangan sampai terlalu menarik diri dari dunia luar.

  • Jarang berkumur dan sikat gigi

Secara medis, hubungan antara kotoran dalam mulut dengan penyakit jantung masih diteliti. Mengapa kemudian mulut yang kotor bisa berpengaruh bagi kesehatan jantung?

Menurut Health.org, kaitannya ada pada bakteri yang bersarang di mulut. Jika jarang dibersihkan, bakteri-bakteri tadi akan menimbulkan penyakit pada gigi dan gusi. Muncul peradangan di pembuluh darah dan bakteri bisa menyebar hingga ke jantung melalui pembuluh darah tersebut.

  • Tidak mengkonsumsi obat secara teratur

Jika Anda sedang di tengah proses pengobatan, sebaiknya jangan skip meminum obat Anda. Memang akan ada efek samping yang timbul dari obat tersebut, tapi lebih baik daripada mengalami peningkatan tekanan darah ketika Anda menunda minum obat.

Tekanan darah tinggi, lagi-lagi, berperan besar dalam menimbulkan kerusakan jantung. NYU Langone Medical Center menyebutkan, tekanan darah tinggi sama dengan silent killer atau pembunuh yang tidak dirasakan gejalanya. Tahu-tahu kita bisa kolaps.

  • Terlalu banyak mengkonsumsi garam

Garam punya kaitan erat dengan peningkatan tekanan darah. Tentunya kita sudah familier bahwa terlalu banyak makan garam bisa menyebabkan darah tinggi. Darah tinggi dapat berdampak menjadi penyakit-penyakit lainnya, seperti stroke dan serangan jantung.

Bukan berarti kita tidak boleh memasak dengan garam. Garam yang dimaksud di sini adalah yang terkandung dalam makanan-makanan cepat saji. Biasanya, kandungan garam dalam makanan cepat saji sangat tinggi. Perhatikan berapa kandungan garam yang kita konsumsi setiap hari. Sebaiknya tidak lebih dari 2.300 miligram per hari.

  • Kurang asupan kalori

Kebalikannya, kurang mengkonsumsi kalori juga berisiko merusak jantung. Makanan-makanan cepat saji umumnya tinggi garam tetapi rendah kalori. Terlalu banyak kalori memang kurang bagus, tetapi tubuh tetap membutuhkan kalori untuk beraktivitas.

Jika kekurangan kalori, tubuh manusia akan merasa lemas dan akhirnya kurang bergerak. Nah, kembali ke penyebab nomor 1, kekurangan gerak dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Selain kalori, kita juga perlu mengkonsumsi protein dan vitamin secukupnya.

Nah, itulah 12 kebiasaan buruk yang bisa meningkatkan risiko kerusakan jantung. Adakah yang masih jadi kebiasaan Anda, detikers? Kalau ya, segera dikurangi, ya!




(des/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads