Perjalanan Karier Yuyun Muharam, Jebolan STM Pahlawan Energy Poso

Perjalanan Karier Yuyun Muharam, Jebolan STM Pahlawan Energy Poso

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 05 Mar 2022 14:20 WIB
Jusuf Kalla dan Yuyun.
Yuyun Muharam (Foto: Repro).
Sukabumi -

Lontaran pujian dari Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) diarahkan ke sosok jebolan STM bernama Yuyun Muharam. Pria berdarah Garut-Purwakarta, Jawa Barat itu, disebut JK sebagai sosok pahlawan di balik pembangunan proyek PTLA Poso. Pujian itu, terlontar dari JK lantaran Yuyun berhasil mengerjakan turbin secara presisi.

Yuyun murni mengenyam pendidikan formal terakhirnya di STM Negeri Garut, lulusan tahun 1983 jurusan Mesin Umum. Selepas mengenyam pendidikan STM, Yuyun sempat ikut bersama sang paman di Lampung. Sampai kemudian pada tahun 1987 ia mengawali karirnya di Bandung yang kemudian menjadi cikal bakal karirnya dalam menapaki keahlian Turbin dan Generator.

"Tahun 1987 PLN bengkel mesin Dayeuh Kolot Bandung, menangani perbaikan turbin dan generator. Selama 8 tahun saya berstatus pegawai harian belum diangkat pegawai. Sampai kemudian berhijrah tahun 1995 waktu itu ada pembukaan proyek PLTA Cirata 2 saya masuk ke salah satu perusahaan Austria, Wina PT Andritz Hydro yang saat itu merupakan gabungan dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang energi," kata Yuyun mengisahkan, Sabtu (5/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar tahun 1995 akhir dan 1996 awal, Yuyun mulai membantu menangani proyek PLTA Cirata 2. Dia mendapat kepercayaan pada Generator. Selepas itu ia dikirim pihak perusahaan ke Proyek PLTA Koto Panjang, Riau pada pertengahan tahun 1996.

"Saya menangani 45 megawatt saat itu, sampai di tahun 1997 akhir, saya dikirim ke PLTA Balambano di Inco Sulsel. Akhir 1997 sampai saya menangani di turbin 2x40 megawatt di PLTA Balambano Inco Sorowako. Pada awal tahun 1999 saya dikirim ke Proyek PLTA Besai Lampung menangani dua unit generator disana, dua itu yang saya tangani Turbin dan Generator 2 kali 45 megawatt. Perusahaan dunia biasanya ahli turbin ya turbin, ahli generator ya generator, tapi Allah mungkin memberikan keahlian menangani dua itu," ucap Yuyun.

ADVERTISEMENT

Masih di tahun 1999, tepatnya bulan September merupakan awal Yuyun menginjakan kakinya keluar dari Indonesia. Ia mendapat kesempatan 'bersekolah' di perusahaan Elin Generator di Weiz.

"Ibarat disekolahkan di PT Elin Generator, disekolahkan dengan teori-teorinya, di pabrik generatornya itu. Tambah ilmu di sana selama tiga bulan, setelah itu saya kembali ke proyek PLTA Besai. Tidak lama disekolahkan lagi ke Austria, PT Elin lagi Kota Weiz. Untuk kedua kalinya di tahun 2000. Setelah pulang dari Austria, tahun 2001 saya kemudian ditugaskan ke Venezuela, menangani generator 2x150 megawatt di PLTA di sana," ujar Yuyun.

Untuk ketiga kalinya, Yuyun kembali mendapatkan pendidikan informal di tahun 2002. Menurut Yuyun biasanya yang mendapat pendidikan informal di Austria hanya satu kali, namun ia sampai tiga kali dipercaya untuk memperdalam kemampuannya.

"Biasanya teman-teman hanya sekali sudah, saya sampai tiga kali," imbuh Yuyun terkekeh seraya mengatakan hal itu dijadikan kesempatan langka baginya memperdalam kemampuan.

Ilmu lain diperoleh Yuyun juga dari hasil diskusi dengan sesama ahli turbin dan ahli generator dunia ketika sama-sama sedang menggarap proyek energi. Yuyun juga tak pelit menularkan kemampuannya ke orang lain, apa yang tidak ia ketahui ia tanyakan dan yang orang lain tidak ketahui akan di jawab oleh Yuyun.

"Sepulang dari Weiz 2003/2004 saya ditugaskan ke Thailand, saya menangani 2 turbin, 2x150 megawatt di Thailand, saya sebagai supervisior berdampingan dengan bule dari luar negeri ahli turbin juga. Nah di situ kita sama-sama sering sharing, tinggal bersebelahan sama-sama di hotel. Sering tukar pikiran, teman-teman dari Swiss biasanya berkarir di Afrika, bertemu di Thailand, sering take and give. Walaupun dia bule ada yang tidak tahunya kita tukar ilmu, proyek sebegitu besar tenaga ahli cuma dua orang itu-itu saja. Kebanyakan teman saya dari Swiss, karena rata-rata soal energi ini Austria kerjasama dengan Swiss, Jerman, saya sebagai supervisor rata-rata helper orang di negara lokal tersebut," bebernya.

Perjalanan Yuyun di luar negeri saat itu masih belum usai, tahun 2005. Ia mendapat tugas di Maroko untuk menangani generator 1x150 megawatt, seringkali ia kembali ke tanah air masih di tahun yang sama ia juga menangani renovasi di PLTA Balambano, Sulawesi. Tahun 2005 itu ia juga ia menangani PLTA Musi di Curup Bengkulu. Sampai pada tahun 2006 ia melanjutkan ke Iceland-Islandia.

"Setiap pekerjaan baru ada saja tantangan baru di Islandia saya menangani seting turbin 6 unit x 110 megawaat perunit, saya selesaikan selama 1 tahun disana sampai 2007. Nah pada 2008 saya ada tugas lagi ke Veneuzuela, 2008 - 2009 menangani di Venezuela. Jadi sepulang dari Venezuela saya menangani proyek PLTA di Karebe Inco Sulsel 2 unit di turbin. Pada 2010 saya ditugaskan ke Filipina, pulang dari sana tahun 2011 awal," paparnya.

Yuyun kemudian di tahun 2011 mencoba mengikuti seleksi di perusahaan Siemens (Energy) Hydro di Jerman. Dikatakan Yuyun tidak mudah mendapatkan kesempatan di sana, warga terutama dari luar Eropa harus memiliki kemampuan setara Supervisor.

"Waktu itu sudah test di Siemens Europe, kita masuk ke Eropa yang saat itu kalau menerima tenaga ahli dari luar eropa harus setara supervisor jadi tidak mudah. Kita di tes dulu dan saya saat itu dikirim berkas oleh mereka minta diisi saya isi, ternyata saya lulus boleh masuk ke Eropa, di bulan Oktober 2011," kata Yuyun.




(sya/mso)


Hide Ads