Kronologi Penyekapan 48 Jam Gadis Tasikmalaya oleh 4 Pemuda

Kronologi Penyekapan 48 Jam Gadis Tasikmalaya oleh 4 Pemuda

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 27 Nov 2025 10:50 WIB
Polisi saat menggerebek kamar penginapan yang diduga jadi lokasi penyekapan.
Polisi saat menggerebek kamar penginapan yang diduga jadi lokasi penyekapan. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Sungguh malang nasib RN (15), gadis belia asal Kota Tasikmalaya. Berniat untuk mencurahkan istri hati kepada teman lelaki, berakhir dengan penyekapan selama 48 jam di kamar penginapan oleh empat pria.

Kejadian ini terungkap ketika polisi melakukan penggerebekan ke sebuah kamar penginapan di Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya pada Rabu (26/11). Di dalam kamar itu polisi memergoki ada empat orang pria yang terdiri dari Dian Fajar (24) warga Kecamatan Tamansari, Dimas (21) warga Kecamatan Cipedes, IR (17) warga Kecamatan Tamansari dan AK (17) warga Kecamatan Tamansari.

Sebelumnya keluarga melaporkan korban sempat menghilang sejak hari Senin dan hilang kontak. Di tengah kekalutan itu, keluarga mendapatkan informasi dari pacar korban tentang posisi korban. Sontak keluarga pun lalu menghubungi polisi untuk mendatangi lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu AS (49), ayah kandung korban mengatakan anaknya berangkat dari rumah dijemput oleh AK, salah seorang dari 4 pria itu. Antara korban dan AK ini, sebelumnya sudah saling mengenal. AK juga kenal dengan pacar RN yang sedang bekerja di Kuningan.

Menurut AS, sebelum kejadian, korban terlibat pertengkaran dengan pacarnya, pertengkaran dalam konteks pacaran. Dalam kondisi galau itu, diduga RN hendak curhat kepada terduga pelaku AK. Tapi ujungnya malah berbuntut nestapa.

ADVERTISEMENT

"Kalau kata ibunya, anak saya itu berantem sama pacarnya. Ya mungkin karena kesal atau mau curhat, dia jalan sama temannya si AK itu. Nggak tahunya malah dimanfaatkan," kata AS.

Terkait anaknya yang putus sekolah, AS mengatakan saat di bangku kelas 2 SMP, RN sudah malas sekolah. Nasehat dari orang tua, sudah tak digubris. Akhirnya sejak 2023, RN putus sekolah.

"Saya dan ibunya juga bingung, akhirnya nggak sekolah. Jadinya sehari-hari dia hanya di rumah saja," kata AS.

Bak Disambar Petir di Siang Bolong

AS mengaku sangat terpukul dengan kondisi yang menimpa anaknya. Dia berhadap ada keadilan bagi anak keduanya itu.

"Ah saya mah ingin hukuman yang setimpal saja, bayangkan sakit hatinya saya, melihat anak perempuan jadi rusak seperti itu," kata AS.

AS tak menyangka, upaya pencarian anaknya selama 2 hari terakhir ini berujung kejadian yang memilukan.

"Pas saya masuk kamar si pelaku lagi enak-enak tidur, botol miras berserakan. Anak saya di pojokan, duduk berselimut kain samping (selendang batik) sambil ketakutan. Sakit hati saya pak," kata AS.

Hati AS kian terasa teriris mana kala, mendengar pengakuan anaknya yang telah disetubuhi oleh dua pelaku secara bergilir.

"Pengakuan anak saya, dia dipaksa melayani dua orang itu," kata AS.

AS juga memaparkan jejak biadab para pelaku, terlihat dari kondisi korban.

"Tadi anak saya mengeluh sakit di bagian vital, lehernya penuh tanda bekas merah. Saya bapaknya nggak terima," kata AS.

Berdasarkan keterangan ayah korban, RN mendapatkan ancaman dari para pelaku.

"Jelas anak saya disekap, ponsel dirampas. Diancam, dicekok minuman, katanya kalau nggak mau minum akan dibotol (dipukul botol)," kata AS.

Pelaku dan Korban Masih Diperiksa

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra mengatakan proses pemeriksaan terhadap kasus dugaan penyekapan anak gadis oleh 4 pria, masih didalami.

Tapi sejauh ini benang merahnya sudah mulai terkuak. Gadis inisial RN (15) warga Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya itu, disetubuhi oleh dua dari empat pria tersebut. Yakni oleh IR (17) dan AK (17) warga Kecamatan Tamansari.

"Hasil pemeriksaan sementara terjadi persetubuhan terhadap korban yang dilakukan oleh 2 pria. Sebanyak 4 kali," kata Herman, Rabu (26/11/2025) malam.

Namun menurut Herman hal itu baru sebatas pengakuan pelaku dan korban. Pihaknya masih perlu mendalami, termasuk melakukan pembuktian, baik melakukan visum dan lainnya.

"Tapi itu baru pengakuan ya, kita kan harus mendalami dulu. Masih diperiksa ini," kata Herman.

Pendalaman juga masih perlu dilakukan terhadap dua pria dewasa yang juga turut diamankan. Dua pria dewasa yang terdiri dari Dian Fajar (24) warga Kecamatan Tamansari, Dimas (21) warga Kecamatan Cipedes itu masih diperiksa keterlibatannya.

Tapi fakta yang terungkap, Dian merupakan kakak dari AK. Belum terungkap bagaimana bisa, seorang kakak membiarkan adiknya mabuk-mabukan dan membawa perempuan ke kamar hotel.

"Yang dua dewasa itu belum, kita masih periksa dulu sejauh mana keterlibatan mereka," kata Herman.

Hal lain yang diutarakan Herman yakni terkait dugaan penyekapan. Menurut Herman perlu didalami dulu apakah unsur-unsur penyekapan itu terpenuhi atau tidak.

"Ya itu tadi, bahwa penyelidikan belum selesai. Dugaan penyekapan juga harus diselidiki, terpenuhi atau tidak. Memang ada ancaman, ponselnya dikuasai, tapi kan korban sebenarnya masih bisa melarikan diri. Nah ini kan perlu pendalaman," papar Herman.

Dalam perkara ini Herman juga mengaku memperhatikan mekanisme penanganan perkara bagi korban dan pelaku yang masih di bawah umur. Salah satunya kewajiban didampingi orang tua saat menjalani pemeriksaan polisi.

"Korban masih di bawah umur, dua dari 4 pelaku juga kan di bawah umur," kata Herman.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads