Ratusan warga Sukabumi harus menelan pil pahit setelah menjadi korban dugaan penipuan berkedok tabungan Lebaran. Salah satu korban sekaligus agen tabungan, Rismawati mengatakan, dirinya bersama sejumlah korban lainnya telah dipanggil oleh pihak kepolisian sebagai saksi.
"Kami dipanggil sebagai saksi. Untuk tindak lanjutnya kami juga belum tahu karena hari ini baru pemanggilan pertama sejak saya membuat laporan," ujar Rismawati saat ditemui, Selasa (8/4/2025).
Rismawati mengungkapkan, ada lebih dari 300 orang yang menjadi korban dalam kasus ini, dengan total kerugian mencapai ratusan juta Rupiah. Ia sendiri mengalami kerugian hingga Rp575 juta. Bahkan, jika ditotal dengan korban lain di luar kelompoknya, kerugian ditaksir mencapai Rp1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang bikin miris, ini terjadi menjelang Idulfitri. Uang yang sudah kami kumpulkan selama hampir setahun justru dibawa kabur," katanya.
Menurut Rismawati, sistem tabungan ini telah dijalankan terduga pelaku berinisial DS selama empat tahun. Selama ini, pencairan dana tabungan biasanya dilakukan seminggu sebelum Ramadan atau dua minggu sebelum Lebaran, sehingga banyak anggota yang merasa aman dan percaya. Bahkan, tahun ini jumlah simpanan meningkat karena adanya janji uang baru yang akan dibagikan.
"Makanya kami percaya, nabung makin besar dan ngajak keluarga serta rekan-rekan juga. Uang baru itu kan buat dibagi-bagi ke keluarga pas Lebaran," lanjutnya.
Namun, kecurigaan mulai muncul saat pencairan tak kunjung dilakukan. Komunikasi terakhir dengan pelaku terjadi saat Rismawati menanyakan jadwal pembagian tabungan. Karena tidak mendapat kepastian, ia bersama para korban lainnya mendatangi rumah pelaku.
"Ternyata rumahnya kosong. Semua barang-barang pun sudah tidak ada," kata dia.
Selama 11 bulan, para anggota rutin menabung dengan nominal bervariasi antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per bulan. Sebagian besar berasal dari kalangan pekerja kecil seperti pedagang, buruh pabrik, hingga SPG.
"Uang itu hasil keringat mereka, ditabung susah payah buat Lebaran," imbuhnya.
Rismawati yang menjadi agen dari tabungan tersebut mengaku berupaya keras untuk mengganti sebagian dana anggotanya. Bak jatuh tertimpa tangga, Rismawati yang juga menjadi korban bahkan harus menjual aset pribadi, meminjam uang, hingga berutang ke perusahaan tempatnya bekerja.
"Saya ganti 50 persen ke member. Saya sudah keluarin sekitar Rp25 juta. Ada juga agen lain yang hanya mampu mengganti 25 persen. Karena memang mereka tidak punya usaha atau sumber untuk mengembalikan," jelasnya.
Ia berharap pihak kepolisian, khususnya Polres Sukabumi Kota, bisa segera menangkap pelaku yang keberadaannya sempat disebut berada di Bandung hingga Batam.
"Kami benar-benar berharap polisi bisa mengusut ini sampai tuntas. Karena korban tidak hanya kehilangan uang, tapi juga kehilangan harapan menjelang hari raya," harapnya.
Sementara itu, pihak kepolisian masih memburu terduga pelaku penipuan berkedok tabungan hari raya. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Polisi meminta warga yang merasa menjadi korban untuk segera melapor guna mempercepat proses hukum.
"Kami telah menerima sejumlah laporan dan sedang melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Tatang Mulyana.
(mso/mso)