Air Mata Setelah Kematian Satpam Septian

Air Mata Setelah Kematian Satpam Septian

Muchamad Sholihin - detikJabar
Senin, 20 Jan 2025 18:47 WIB
Polisi menghadirkan tersangka AMM, majikan yang tega membunuh sopir di Kota Bogor
Polisi menghadirkan tersangka Abraham Michael, majikan yang membunuh satpam di Kota Bogor. (Foto: M Solihin/detikcom)
Bogor -

Septian (37) kehilangan nyawa secara tragis. Terdapat 22 luka tusuk di tubuhnya. Tindakan brutal sang majikan, Abraham Michael (26), yang mengakhiri hidup satpam asal Sukabumi tersebut.

Peristiwa pembunuhan itu berlangsung di rumah majikan Septian, Jalan Lawang Gintung, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/1). Korban ditemukan dengan kondisi bersimbah darah di pos satpam sekitar pukul 04.30 WIB. Polisi turun tangan menyelidiki kasus dan menangkap Abraham Michael.

"Berdasarkan hasil autopsi pada pemeriksaan luar terdapat 22 luka, dari luka-luka tersebut tidak terdapat penyebab kematian," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Aji Riznaldi Nugroho sebagaimana dikutip detikJabar dari detiknews, Senin (20/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dari sekian banyak luka, satu tusukan di leher menjadi penyebab utama kematian Septian. Luka tersebut mengiris pembuluh balik leher, menyebabkan udara masuk ke dalam sistem pembuluh darah dan menyumbat aliran darah di paru-paru.

Kondisi itu mengakibatkan Septian kekurangan oksigen di otaknya. Kekurangan oksigen inilah yang kemudian mempengaruhi sistem pernapasan secara keseluruhan sehingga pada tubuh korban ditemukan tanda-tanda mati lemas.

ADVERTISEMENT

"Penyebab kematian selain akibat kekerasan tajam pada bagian leher sisi kiri juga terjadi penyumbatan udara di paru-paru," ujar Aji.

Motif Pembunuhan

Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo menjelaskan bahwa Abraham kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana. Penahanan telah dilakukan di Polresta Bogor Kota.

"Ancaman hukuman paling lama 20 tahun dan penjara seumur hidup. Adapun untuk motif yaitu tersangka merasa kesal kepada korban karena korban sering mengadu kepada ibu tersangka karena pulang malam-malam, sehingga tersangka dimarahin oleh ibunya," tutur Eko dalam konferensi pers di kantornya.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo (tengah) saat jumpa pers terkait kasus pembunuhan satpam oleh majikanKapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo (tengah) saat jumpa pers terkait kasus pembunuhan satpam oleh majikan (Foto: M Solihin/detikcom)

Insiden horor ini terjadi pada Jumat, 17 Januari 2025, sekitar pukul 02.30 WIB. Sebelum menghabisi nyawa Septian, Abraham pergi ke toko peralatan untuk membeli pisau.

"Jadi tersangka ini sebelum melakukan pembunuhan, tersangka ini membeli pisau terlebih dahulu," kata Eko.

Septian Dimakamkan di Sukabumi

Jenazah Septian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sembah Dalem Uyut Kalideres, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1). Dewi terguncang atas peristiwa kematian suaminya itu.

Dewi terlihat tak kuasa menahan air mata. Usai pemakaman sang suami, ia memilih menjauh dari pusara, duduk di bawah gapura TPU ditemani putrinya.

"Saya enggak kuat, lemas. Saya enggak siap dapat kenyataan seperti ini," ucapnya lirih seraya mengusap wajah.

Jasad Septian, Satpam yang tewas diduga dibunuh majikan di Bogor tiba di rumah dukaJasad Septian, Satpam yang tewas diduga dibunuh majikan di Bogor tiba di rumah duka, Sukabumi, Jawa Barat. (Foto: Istimewa)

Dewi mengaku terakhir kali berbicara dengan almarhum pada Kamis (16/1/2025). Dalam percakapan itu, Septian sempat menanyakan kabar anak-anak mereka.

"Waktu itu nelpon, nanyain kabar anak. Malamnya nge-chat katanya ada perselisihan dengan anak majikan, berantem, si ibu mau dicekik (oleh anaknya). Itu saya lerai, dipisahlah sama suami. Dari situ enggak ada kabar lagi sampai paginya, bahkan sampai siangnya," tutur Dewi.

Amarah membuncah dirasakan oleh Suhendi (50), paman Septian. Dia mengecam keras tindakan pelaku.

"Kasihan anak dan istrinya, hukum seberatnya. Kalau saya pribadi sih maunya nyawa dibalas nyawa, kalau saya pribadi maunya saya sih begitu. Cuma kan kita ada hukum ya, minimal setimpal dengan keadaan seperti ini," ujar Suhendi.

Ibu Abraham Buka Suara

Farida Felix mengenang sosok Septian, satpam di rumahnya, yang dibunuh oleh putranya sendiri, Abraham Michael. Farida menggambarkan sosok Septian sebagai pribadi yang baik hati dan penuh sopan santun.

"Septian itu anak yang baik, dia selalu mengucapkan 'Selamat pagi bu, selamat malam bu', itu yang selalu diucapkan dia kepada saya," kata Farida sambil menangis di Polresta Bogor Kota, Jalan Kapten Muslihat, Senin (20/1/2025).

Pengacara Farida Felix berbaju putih mengaku kaget mengetahui putranya, Abraham Michael membunuh satpam di rumahnya di Kota Bogor.Pengacara Farida Felix (berbaju putih) mengaku kaget mengetahui putranya, Abraham Michael, membunuh satpam di rumahnya di Kota Bogor. (Foto: M Solihin/detikcom)

Pengacara ini mengaku tidak menyangka tragedi ini akan terjadi di rumahnya. Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam di hatinya, terutama karena pelaku pembunuhan adalah anak kandungnya sendiri.

"Saya sangat kaget menemukan adanya pembunuhan di rumah saya. Saya sangat tidak setuju dengan pembunuhan itu. Karena itu membuat kepedihan yang sangat mendalam dalam hati saya," ucap Farida.

Dia merasa terpukul dan ingin bertanggung jawab secara moral kepada keluarga korban. Ia mengungkapkan keinginannya untuk bertemu langsung dengan keluarga Septian guna menyampaikan permintaan maaf.

"Saya sebenarnya ingin bertemu dengan keluarganya Septian, ingin sekali bertemu, tapi saya nggak tahu rumahnya. Saya nggak tahu alamatnya, saya nggak tahu nomor teleponnya. Kalau bisa, bagaimana orang tuanya saya bertemu, saya berlutut saya minta maaf kepada ibunya Septian," tutur Farida.

(bbp/bbn)


Hide Ads