Cuan Tak Main-main di Markas Judol Bandung Berkedok Toko Kain

Round-up

Cuan Tak Main-main di Markas Judol Bandung Berkedok Toko Kain

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 22 Nov 2024 10:30 WIB
Anggota kepolisian mengamankan terduga pelaku admin judi online saat penggerebekan markas judi online di Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/11/2024). Polrestabes Bandung berhasil menggeledah dan mengamankan barang bukti komputer di sebuah ruangan yang memiliki 50 meja khusus admin yang dijadikan tempat untuk telemarketing judi online melalui server luar negeri dengan berkedok toko kain. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/nym.
Penggerebekan markas judi online di Bandung. Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Bandung -

Genderang perang terhadap perjudian di Indonesia terus digencarkan. Terbaru, polisi menggerebek rumah di Kota Bandung yang ternyata dijadikan sebagai markas yang mengatur transaksi judi online (judol).

Sepintas, memang tidak ada yang mencurigakan dari rumah bernomor 29 yang beralamat di Jalan Muara Indah, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung itu. Sebab, rumah tersebut selama ini menyembunyikan kedoknya dengan cara seolah-olah menjadi toko kain dan pakaian.

Namun akhirnya, pada Kamis (21/11/2024) pagi, kedok itu bisa terbongkar. Polisi menciduk 5 orang di rumah tersebut, di antaranya 4 orang perempuan dan seorang laki-laki berinisial PG.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PG selama ini ditunjuk menjadi supervisor dari bisnis haram yang dijalankan di sana. Sedangkan keempat perempuan yang diamankan, bertugas sebagai telemarketing dari situs judol yang mereka operasikan.

Saat penggerebekan dilakukan, ditemukan 50 meja khusus admin yang disekat-sekat terpisah, dan digunakan sebagai tempat telemarketing judol. Dari tempat ini, polisi menyita barang bukti komputer dan laptop yang ada di dalam ruangan.

ADVERTISEMENT

Dalam melancarkan operasinya, mereka mendapat pesanan mempromosikan situs judol dengan cara menyebar link ke sejumlah pengguna gawai. Servernya berada di luar negeri, tepatnya di negara Kamboja.

"Rumah berkamuflase menjual baju dan kain, ternyata dijadikan tempat untuk telemarketing judi online," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono.

Ternyata, bisnis haram ini sudah dijalankan selama dua tahun yang lalu. Tapi, cuan yang dihasilkan begitu menggiurkan karena bisa mencapai Rp 300-500 juta per bulan.

"Semua link masuk ke luar negeri, mereka sebar link, jika ada masyarakat yang klik mereka dapat keuntungan dari bisnis ini," tuturnya.

Sebelum digiring, polisi sempat menanyakan modus rumah markas judol tersebut. Pria yang bertugas sebagai supervisor berinisial PG lalu menjelaskan cara kerjanya kepada Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono.

"Nanti telemarketing kirim barcode ke saya, nanti barcode-nya saya scan dan muncul browser, mereka tinggal login dan mereka tinggal diproses telemarketing," kata PG kepada Budi.

Masih kepada Budi, PG menyebutkan jika dia dapatkan untung dari member baru, di luar gaji yang diterimanya. "Bonus 60 orang Rp 1,2 juta," ujarnya.

Menurut PG, bisnis pemasaran judol ini sudah berlangsung dari tahun 2022 lalu. "Untuk gaji Rp5 juta, marketing Rp4 juta," pungkasnya.

(ral/sud)


Hide Ads