5 orang tersangka pemasaran judi online (judol) diamankan Satreskrim Polrestabes Bandung. 1 orang pria bertugas sebagai supervisor dan 4 orang wanita bertugas sebagai telemarketing.
Dalam penggerebekannya, pria yang bertugas sebagai supervisor berinisial PG menjelaskan cara kerjanya kepada Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono.
"Caranya gimana?" kata Budi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti telemarketing kirim barcode ke saya, nanti barcode-nya saya scan dan muncul browser, mereka tinggal login dan mereka tinggal diproses telemarketing," kata PG kepada Budi.
Masih kepada Budi, PG menyebutkan jika dia dapatkan untung dari member baru, di luar gaji yang diterimanya.
"Bonus 60 orang Rp 1,2 juta," ujarnya.
Menurut PG, bisnis pemasaran judol ini sudah berlangsung dari tahun 2022 lalu. "Dua tahun dari 2022," tutur PG.
![]() |
PG membenarkan jika keuntungan dari judol ini sekitar Rp300-500 juta per bulan. "Omzet per bulan Rp300-500 juta, kalau sepi Rp300 juta dan ramai Rp500 juta," ujarnya.
"Untuk gaji Rp5 juta, marketing Rp4 juta," tambah PG.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, jika Satreskrim Polrestabes Bandung masih melakukan pengembangan kasus ini.
"Dari tempat ini, dapat keuntungan kurang lebih Rp300-500 juta per bulan," kata Budi.
Menurut Budi, para pelaku bertugas mempromosikan dan server judol ini ada di luar negeri. Mereka dapat keuntungan dari jumlah klik dari link yang dibagikan.
"Semua link masuk ke luar negeri, mereka sebar link, jika ada masyarakat yang klik mereka dapat keuntungan dari bisnis ini," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah rumah di salah satu perumahan di Jalan Muara Indah, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat digerebek polisi, Kamis (21/11/2024) pagi. Rumah itu dijadikan markas pemasaran judol.
(wip/yum)