Tergoncangnya Anak PAUD di Karawang Lihat Ibu-Kakak Tewas Tergantung

Round-up

Tergoncangnya Anak PAUD di Karawang Lihat Ibu-Kakak Tewas Tergantung

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 26 Okt 2024 08:00 WIB
Ilustrasi Gantung Diri
Ilustrasi Gantung Diri (Foto: Mindra Purnomo)
Bandung -

**Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.

Entah bagaimana perasaan seorang bocah laki-laki berumur enam tahun asal Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang itu. Ia harus melihat ibunya, Komalasari (29) dan kakak perempuannya berinisial DA (9), tewas tergantung di palang pintu rumah mereka.

Si bungsu itu selamat dari tragedi dugaan bunuh diri keluarganya pada dini hari itu. Bocah itu memang belum baligh, ia mungkin tak paham apa yang terjadi. Namun, melihat keluarganya meninggal dengan cara tragis membuat hatinya terguncang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bocah itu langsung histeris saat melihat ibu dan kakaknya meninggal dengan tak wajar. Saat kejadian, ditemukan ada tiga tali di palang pintu kamar utama, kamar kedua dan dapur. Namun hanya ada dua jasad yang ditemukan menggantung di palang pintu kamar utama dan kamar kedua.

Yanti (43), tetangga korban menceritakan pascakejadian bocah laki-laki itu kemudian diamankan di kediamannya. Saat itu, kata Yanti, kondisi sang anak dalam keadaan syok berat menyaksikan kematian ibu dan kakaknya.

ADVERTISEMENT

"Anak laki-lakinya yang bungsu itu baru sekitar 6 tahun masih sekolah PAUD, saat bapaknya pulang dia histeris dia selamat, diamankan dulu sementara. Sama ibu-ibu di sini," cerita Yanti.

"Anaknya ya cuma bisa nangis, manggil ibunya gak berhenti-berhenti, mungkin masih teringat kejadiannya seperti apa di dalam rumah," imbuhnya.

Yanti dan tetangga lainnya, mengaku baru mengetahui kejadian itu setelah suami Komalasari pulang dari berjualan di toko jamu yang berada di sekitar Telukjambe Timur, Karawang.

"Iya kita baru tahu kalau ada peristiwa itu (dugaan bunuh diri) setelah suaminya pulang dari jualan jamu, di situ baru kita dengar suaminya minta bantuan melihat istri dan anaknya meninggal dalam kondisi tergantung," kata Yanti.

Jasad Komalasari ditemukan menggantung di palang pintu kamar utama, sementara jasad putrinya di palang pintu kamar kedua. Ada satu tali di palang pintu dapur, namun tidak terdapat jenazah di situ.

Kakak dari suami korban, Buri, pun ikut menceritakan kejadian tersebut. Dering telepon terdengar dari ponsel Buri, malam itu sekitar pukul 21.00 WIB.

Ia mendapatkan permintaan untuk menengok kondisi istri dan anak-anak adiknya. Mendengar permintaan itu datang dari adik kandungnya, ia segera menyanggupi. Buri kemudian bertolak ke Palumbonsari untuk mengetahui kondisi adik ipar dan keponakannya.

"Malam adik saya (suami korban) jualan jamu di toko, biasa pulang menjelang pagi, jadi malam sekitar jam 9 saya ditelepon adik saya disuruh ke rumah untuk melihat kondisi anak-anaknya," ujar Buri saat dihubungi detikJabar.

Ia menjelaskan, setelah sampai di rumah, gerbang diketahui dalam keadaan digembok, namun Buri nekat masuk dengan menaiki gerbang. Saat mengetuk pintu ke dalam rumah, korban Komalasari masih terjaga dan menghampiri Buri.

"Iya, saya akhirnya masuk naik gerbang, karena digembok, ibunya masih ada keluar bukain pintu, saya tanya ada apa, nggak ada apa-apa. Saya tanya anak-anak gimana, dibilangnya sudah tidur," kata Buri.

Namun, Buri yang penasaran melihat gelagat aneh dari Komalasari, ia kemudian meminta ketemu anak-anak adiknya itu, namun ditolak mentah-mentah.

"Saya pengen ketemu anak-anaknya, tapi dia agak marah, nada nya tinggi katanya sudah tidur jadi ya saya tidak bisa memaksa dan saya kembali pulang," ungkapnya.

Berselang beberapa jam, adik Buri yang merupakan suami Komalasari menelpon Buri dan mengatakan istri dan anak pertamanya meninggal. "Saya ditelepon sekitar pukul 03.00 dini hari mau subuh, adik saya cerita istri dan anak pertamanya yang meninggal di pintu kamar, saya syok dan langsung tak ingat apa-apa (pingsan)," ujar dia.

Ketika ditanyai motif dugaan bunuh diri, Buri menjelaskan, hubungan keluarga Komalasari dan suaminya mengalami keretakan sudah beberapa lama. "Motif yang jelas saya nggak tahu, tapi kalau cerita-cerita dia (korban) sudah ada keretakan hubungan dengan suaminya," ungkapnya.

Komalasari sendiri memiliki dua anak, pertama seorang perempuan yang ditemukan meninggal. Sedangkan anak kedua laki-laki yang pada saat kejadian ditemukan histeris melihat ibu dan kakaknya tewas diduga gantung diri.

"Jadi anaknya dua, yang perempuan yang meninggal juga, dan yang kecil laki-laki dia selamat itu. Apa karena selamat jatuh dari gantungan atau gimana saya nggak tahu, karena saat masuk ke rumah tali yang menggantung itu ada tiga," sambung dia.

Sementara itu Kapolsek Karawang Kota Kompol Senen Ali, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya kini sedang menangani dua jasad korban, yang merupakan ibu dan anak.

"Kita tiba di lokasi rumah korban di perum Palumbonsari, Karawang timur namun posisi jenazah ibu dan anak ini sudah diturunkan dari tali gantungan oleh suami korban, kita sedang tangani jasadnya," kata Ali, saat dihubungi detikJabar, Kamis (24/10/2024).

"Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan suami korban, korban ini tewas sekitar dini hari, dan ditemukan sudah tergantung, kemudian saksi menurunkan kedua jenazah korban, lalu memanggil pihak berwenang," sambung dia.

Suami korban melihat sudah ada tiga tali tambang di palang pintu rumahnya, namun yang satu tali tambang di palang pintu menuju dapur tidak ada jasad.

"Jadi jasad ibunya menggantung di palang pintu kamar utama, jasad anak perempuannya di palang pintu kamar kedua, sedangkan satu tali di palang pintu dapur tidak terdapat jenazah. Saat ini jasad sudah dievakuasi dan dalam penangan tim Inafis di RSUD Karawang," ungkapnya.

Mengenai motif dari dugaan gantung diri tersebut, Ali mengaku, pihaknya masih mendalami. "Penyidik juga, akan mendalami peristiwa ini apakah benar murni bunuh diri atau ada motif lain. Kita belum tahu, nanti saja kalau sudah jelas semua," ucapnya.

Sementara Lurah Palumbonsari Achmad Rifaldi mengatakan, saat ini, jenazah korban sudah dimakamkan oleh pihak keluarga usai diautopsi oleh kepolisian.

"Jasad sudah dimakamkan pihak keluarga, setelah diautopsi oleh pihak kepolisian kemarin, dan pihak kepolisian juga masih melakukan pendalaman pada kejadian ini," kata Rifaldi saat mengecek lokasi kejadian.

Rifaldi mengungkap, ada kemungkinan penanganan lanjutan pada sisi psikologis anak bungsu yang menjadi korban dan berhasil selamat tersebut. Saat ini, kata Rifaldi, anak bungsu yang selamat itu dalam keadaan aman di kediaman keluarganya. Sang anak didampingi untuk menjalani pemeriksaan kepolisian.

"Dia (korban selamat) ada aman tinggal dibkeluarga ayahnya, sambil didampingi juga untuk menjalani pemeriksaan pendalaman oleh pihak kepolisian," ucap dia.

(aau/yum)


Hide Ads