Tantangan di Media Sosial Berujung Duel Maut Pelajar Sukabumi

Round-Up

Tantangan di Media Sosial Berujung Duel Maut Pelajar Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 16 Okt 2024 09:30 WIB
Polisi saat melakukan rilis terkait duel maut di Sukabumi
Polisi saat melakukan rilis terkait duel maut di Sukabumi. (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Tantangan media sosial menjadi latar belakang terjadinya insiden berdarah yang menewaskan remaja inisial FMS (15) pelajar kelas 1 SMK asal Kampung Cijengkol, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi pada Kamis (10/10) malam silam.

Polisi bergerak cepat 15 orang remaja kini berstatus Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) buntut peristiwa tersebut. Kapolres Sukabumi AKBP Samian mengungkap penyebab terjadinya tragedi berdarah tersebut.

"Perkelahian ini berawal dari tantangan melalui media sosial antara kelompok Zdoor dan Zheder. Mereka janjian untuk bertemu dan berduel dua lawan dua. Nahas, satu korban dari kelompok Zdoor meninggal dunia akibat luka bacok, sementara rekannya mengalami luka sayat di tangan," kata Samian didampingi Wakapolres Kompol Rizka Fadhila, Kasat Reskrim AKP Ali Jupri dan Kasi Humas Iptu Aah Saepulrohman saat rilis di Mapolres Sukabumi, Selasa (15/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Samian membenarkan, polisi telah mengamankan 15 remaja terkait peristiwa tersebut. Dua di antaranya adalah pelaku utama yang melakukan duel, sementara 13 lainnya berperan sebagai saksi dan satu orang menyiarkan langsung kejadian melalui Instagram.

"Barang bukti yang sudah diamankan antara lain senjata tajam, pakaian, helm, dan enam motor yang digunakan untuk bertemu di lokasi kejadian," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Atas aksi nekat ini, para pelaku dikenakan Pasal 80 ayat (1), ayat (3) Jo Pasal 76c UU RI Nomor 35 tahun 2014 ancaman pidana paling lama 15 tahun Penjara. "Selain itu, juga dijerat dengan Pasal 358 jo Pasal 55 KUHP," tegas Samian.

Terkait penamaan kelompok, Samian mengatakan, nama geng itu bersumber dari nama kampung dan tidak terafiliasi geng motor manapun. "Hanya kelompok dari dua wilayah atau perkampungan yang berbeda, bukan geng motor," pungkasnya.

(sya/iqk)


Hide Ads