Menelusuri Jejak Pembunuhan Diki Jaya di Kampung Wisata Sukabumi

Menelusuri Jejak Pembunuhan Diki Jaya di Kampung Wisata Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 09 Okt 2024 13:00 WIB
TKP pembunuhan anak sebatang kara Diki Jaya di Kampung Wisata Katapang Condong, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupatn Sukabumi
TKP pembunuhan anak sebatang kara Diki Jaya di Kampung Wisata Katapang Condong, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupatn Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Sukabumi -

Suasana senyap menyergap saat detikJabar menjejakan kaki di Kampung Wisata Katapang Condong, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupatn Sukabumi Selasa (8/10/2024) siang.

Hanya sedikit terlihat aktivitas penghuni Kampung Wisata Katapang Condong, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Ada beberapa warga yang duduk-duduk sambil mengobrol, sudut lain ada juga yang sekadar bersih-bersih di sekitar lokasi tersebut.

Beberapa waktu lalu, kampung yang dikenal sebagai kawasan hiburan malam ini geger dengan peristiwa pembunuhan Diki Jaya (21) yang terjadi pada Sabtu malam, 21 September 2024 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadian ini menghantam keramaian di lokasi ini, tamu jadi takut datang karena kejadian itu," kata salah seorang perempuan yang ditemui detikJabar di lokasi tersebut, tangannya menunjuk ke arah sebuah warung berwarna ungu di mana terpasang garis polisi di warung tersebut.

Warung itu milik Erni (49), ia terlibat dalam kasus pembunuhan Diki Jaya, bahkan putranya Noval (19) adalah pelaku utama dari kejadian tersebut. Selain mereka, keponakan Erni yakni Gilang (20) dan Juanda (18) juga terlibat.

ADVERTISEMENT

Saat olah TKP dan prarekontruksi yang dilakukan Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Sukabumi beberapa waktu lalu, mereka memeriksa setiap sudut ruangan rumah tersebut. Berbeda dengan warung kebanyakan yang menjajakan hiburan karaoke khas pesisir, Erni berjualan kopi dan makanan ringan.

"Enggak menyangka dengan pelakunya, saya kenal Erni dan juga si Noval tidak ada yang menyangka mereka sampai tega menghabisi nyawa orang," lirih warga lainnya.

Mereka yang dimintai keterangan meminta namanya dirahasiakan.

Tiba di warung ungu, bayang-bayang kejadian mengerikan itu masih terasa. Sedikit memutar ke arah samping menuju belakang rumah, terlihat sebuah pintu mengarah langsung ke lokasi pesisir, tempat korban dan pelaku disebut polisi mengonsumsi minuman keras.

Di lokasi ini juga, Noval, Juanda dan Gilang berusaha mengubur tubuh korban yang tidak bernyawa. Namun saat itu, Erni yang mengaku tengah mencari Noval hingga ke pantai memergoki gundukan tempat jasad Diki di kubur, saat itu juga ia meminta anak dan keponakannya untuk memindahkan mayat Diki ke tempat lain.

"Pada saat pelaku utama setelah melakukan tindak pidana pembunuhan kemudian bersama tersangka GM (Gilang) dan juga J (Juanda) melakukan penguburan, kemudian datanglah tersangka E (Erni) yang memberikan nasihat bahwasannya itu akan mudah diketahui oleh masyarakat dan akan mudah diketahui oleh pihak kepolisian, bahwa merekalah yang melakukan tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain, maka atas saran dari E tiga tersangka tersebut melakukan pengangkatan kembali," kata Samian dalam konferensi pers, Senin (7/10/2024).

Tiga pelaku kemudian bahu membahu menggali kembali jasad Diki dari dalam lubang pasir yang kini tampak seperti cekungan. Mereka mengangkat tubuh Diki melintasi sebuah jembatan reyot di mana di ujung jembatan terhubung langsung dengan jalan raya Citepus - Cisolok. Sebuah motor menunggu di ujung jalan.

Saat itu juga jasad Diki dibawa menggunakan motor, tiba di ruas jalan Cisolok - Banten tepatnya di Kampung Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, jasad Diki dibuang ke sebuah jurang. Jasadnya terjatuh, posisinya nyaris menempel ke Tebing Penahan Tanah (TPT) di kawasan tersebut. Sampai kemudian mayat itu ditemukan dengan kondisi kering membusuk.

Wajar saja rentetan kejadian itu tidak diketahui mayoritas penghuni di kawasan itu. Peristiw aitu terjadi malam hari, Sabtu malam Minggu di mana suasana di tempat itu ramai dengan suara karaoke para tamu. Warga setempat, Us, menjelaskan mengapa tidak ada yang mendengar atau melihat kejadian tersebut.

"Malam itu, kawasan ini ramai dengan suara musik. Suara teriakan pun tidak terdengar," ujarnya. Penjelasan Us seolah menjadi jendela yang membuka tabir misteri mengapa peristiwa ini bisa terjadi tanpa disadari orang-orang di sekitarnya.

(sya/sud)


Hide Ads