Ilah Jamilah (49) datang ke ruang tamu dengan membawa dua lembar foto almarhum Syamsul Diana Ahmad, anaknya yang meninggal dunia di Kamboja. Sang anak disebut merupakan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang bekerja secara paksa sebagai operator judi online.
Kepada detikJabar, Ilah mengungkapkan ada kejanggalan saat jasad anaknya tiba di rumah duka dan foto yang diterima dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat.
"Ada (tanda kekerasan) itu fotonya, yang ngirim fotonya dari KBRI. Itu kiriman KBRI, itu juga ibu yang ngotot 'kalau benar-benar anak saya meninggal tolong kirimin itu foto jenazah anak ibu,' baru dikirim sama parpor dan visa," kata Ilah kepada detikJabar di rumah duka, Sukabumi, Selasa (17/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, kondisi luka pada tubuh anaknya ditemukan di bagian wajah. Kemudian kondisi lengan anaknya pun berbeda, dimana lengan sebelah kanan bergeser naik tak sejajar dengan bahu.
"Tangan kirinya seperti boneka. Ibu lihat dari foto. Pas datang ke rumah sudah dalam peti langsung dimakamkan," ujarnya.
Saat mendengar kabar kematian korban, Ilah juga menerima telepon dari beberapa orang yang mengaku sebagai perwakilan perusahaan. Dia dan keluarganya diminta untuk menjemput dan membawa jenazah korban.
![]() |
"Ibu bingung harus gimana, sejak dapat kabar itu ada empat hari yang ngasih tahu meninggal. Dia telepon pakai nomor anak ibu, jadi nggak bisa dihubungi lagi, ngakunya orang Bandung tapi perwakilan dari perusahaan," ungkapnya.
Kejanggalan Ilah bertambah saat ia mendengar anaknya meninggal karena serangan jantung. Padahal, kata dia, korban tak memiliki riwayat penyakit apapun.
"Nggak tahu (penyebab meninggal), kalau informasi dari sana (Kamboja) jantung," kata dia.
Selama 23 hari bekerja di Kamboja, Syamsul rutin memberikan kabar kepada keluarganya. Sang ibu baru tahu anaknya bekerja di Kamboja setelah sepekan Syamsul di sana karena awalnya ia berniat bekerja di Singapura.
Namun nasib berkata lain. Niat untuk mengangkat ekonomi keluarga itu sirna saat Syamsul pulang hanya menyisakan nama.
"Dari pertama berangkat juga kontekan, terus seminggu sebelum meninggal video call dua kali, terakhir chat-an dua hari sebelum meninggal malam Kamis. Dia ngabarin 'a gimana itu kerjanya? enak Mah' nanya 'sudah makan belum? Sudah' jawabnya," jelasnya.
Keinginan Ilah untuk menjawab rasa penasaran penyebab meninggalnya Syamsul diurungkan. Dia mempertimbangkan persoalan biaya dan hanya bisa bersyukur bahwa jasad anaknya dapat pulang dan dimakamkan dengan semestinya.
"Kalau di autopsi ibu kan biaya dari mana, ibu kan biaya sendiri tapi ibu mah Alhamdulillah jenazah sudah pulang ke Indonesia juga sudah bersyukur," tutupnya.
(orb/orb)