Cerita Sebelum Bos Rental Dikeroyok hingga Tewas di Pati

Cerita Sebelum Bos Rental Dikeroyok hingga Tewas di Pati

Irvan Maulana - detikJabar
Selasa, 11 Jun 2024 18:45 WIB
Amuk di Pati Renggut Nyawa Bos Rental Mobil (Naskah oleh Danu Damarjati, infografis oleh Fuad Hasim/detikcom)
Foto: Amuk di Pati Renggut Nyawa Bos Rental Mobil (Naskah oleh Danu Damarjati, infografis oleh Fuad Hasim/detikcom)
Karawang -

Keluarga sekaligus pengurus rental mobil milik Burhanis, korban pengeroyokan di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengungkap awal kejadian sebelum pengeroyokan.

Staf Rental Mitra Cempaka Sanifar menuturkan, awal mula korban sebagai pemilik rental menerima orderan rental dari salah seorang warga di Jakarta untuk pemakaian mobil di masa libur Idul Fitri pada April 2024.

"Jadi bapak (korban) menerima konsumen kurang lebih sebelum Lebaran, konsumen minta mobil untuk keperluan mudik lebaran ke daerah Jawa Tengah, dengan masa pemakaian dua minggu," kata Sanifar, saat diwawancara awak media usai ziarah di makam korban, Desa Lemahmulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Selasa (11/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Lebaran, konsumen mengambil kendaraan yang dipesannya di kantor rental milik Burhanis yang berlokasi di wilayah Cempaka Baru, Jakarta Pusat.

"Diambilnya setelah Lebaran, kan konsumen minta untuk pulang kampung, jadi diambil lah unit di kantor ada Mobilio. Berjalannya waktu konsumen tidak mengembalikan unit, akan tetapi menambah durasi waktu sewa unit," kata dia.

ADVERTISEMENT

Durasi sewa bertambah jadi satu bulan, namun menjelang bulan kedua konsumen tidak dapat dihubungi dan tidak membayar biaya sewa. Akan tetapi, GPS pada mobil Mobilio masih terdeteksi berkeliaran di sekitaran Jakarta.

"Memang mobilnya masih di Jakarta, kira-kira di wilayah Jabodetabek, sampai bulan ketiga konsumen tak juga bisa dikonfirmasi. Sampai kami mengecek GPS pada kendaraan berada di wilayah Pati," ungkapnya.

Burhanis bos rental sang pemilik kendaraan lantas berinisiatif menyusul kendaraan tersebut, dengen membawa kunci serep dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) kendaraan Honda Mobilio yang disewa konsumennya.

"Bapak (korban) ngajak saya malam nya hari Rabu (5/6), kebetulan saat itu saya sedang tidak enak badan. Jadi bapak ngajak 3 orang pengurus mobil di kantor, jadi berangkat berempat pakai mobil Sigra," paparnya.

Pagi hari Kamis (6/6) sebelum kejadian, Snaifar sempat dihubungi korban. Bahkan sang istri sempat video call dan mengabarkan bahwa korban bersama tiga pegawainya sudah sampai di Pati, Jawa Tengah.

"Pagi saya sempat dihubungi, bapak ngabari sudah sampai, bahkan bapak sempat video call sama ibu. Kita pikiran positif dan kemungkinan akan sampai kembali ke Jakarta Kamis malam," ungkap Sanifar.

Namun hingga sore hari, Sanifar baik keluarga korban di rumah tak menerima kabar apapun, bahkan masih menunggu korban dengan berusaha menghubungi korban meskipun saat itu hapenya tidak aktif.

"Kalau saya hubungi sampai sore itu tidak aktif, tapi kata ibu, siang pas kejadian bapak (korban) video call, kondisinya sangat kacau layar di telepon itu terlihat seperti sedang berantem, berarti kan saat kejadian itu bapak menghubungi ibu," ucapnya.

Saat itu, Sanifar bersama saudara korban lainnya dihubungi sang istri, diminta untuk menyusul dan memastikan kondisi korban saat itu.

"Sianh saat kejadian pas video call ibu tu belum tahu pasti apa yang terjadi sama bapak, jadi beliau menghubungi saya dan saudara saya, biar kita nyusul ke Pati untuk memastikan keadaan bapak. Tapi tak lama kemudian kami mendengar kabar bahwa bapak dan 3 orang pegawainya sedang di rumah sakit," ujar dia.

Sanifar yang tak tahu kondisi korban, lantas dikejutkan dengan kabar permintaan persetujuan autopsi terhadap korban, "Setalah itu sore apa agak malem saya denger kabar ibu tentang permintaan persetujuan autopsi, padahal saya aja belum tahu kondisi bapak sebenarnya. Ternyata beliau sudah tiada di rumah sakit," ungkapnya.

Tak lama setelah itu, video pengeroyokan secara brutal terhadap bos rental itu pun tersebar di berbagai media sosial. Sanifar mengungkap, korban mulai menggeluti bisnis rental mobil sejak tahun 2008 silam, bersama saudaranya di Karawang yang bernama Hariyanto.

"Bapak mulai usaha rental tahun 2008, itu dia ikut usaha di saudaranya pak Hariyanto di Karawang beliau mulai bisnis rental lebih awal, pertama-tama memang hanya 2 unit, sampai sekarang perusahaan nya resmi kita punya sekitar 12 unit," ucap Sanifar.

Minta Polisi Usut Tuntas

Ketua Umum Buser Rentcar Nasional (BRN) Sulaeman Zuhri mengatakan, pihaknya mengecam tindakan yang dilakukan oknum masyarakat terhadap korban yang dilakukan secara brutal.

"Kami bagian dari komunitas pengusaha rental nasional, melihat seperti apa tindakan oknum masyarakat yang dilakukan di Sukolilo, sangat diluar batas kemanusiaan, kami datang ke sini (ziarah kubur) meruapakan bentuk dari belasungkawa terhadap almarhum pak Burhanis," kata Sulaeman, saat diwawancara awak media usai berdoa di makam korban, Selasa (11/6/2024).

Oleh karenanya, Sulaeman berharap agar pihak kepolisian mengusut tuntas peristiwa tersebut, sebab hal ini jadi pelajaran sekaligus jadi perlindungan bagi pengusaha rental mobil.

"Walaupun almarhum bukan bagian dr anggota BRN, kita melakukan takziyah ternasuk ziarah ke makam korban, ini bentuk solidaritas sekaligus agar jadi perhatian bahwa kami pengusaha rental juga perlu perlindungan jangan sampai hal semacam ini terulang," imbuhnya.

Kendati saat itu, kata Sulaeman, korban membawa kunci serep serta Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) mobilnya, dan ingin mengambil kendaraan miliknya yang sudah direntalkan selama berbulan-bulan tak lepas dari tindakan main hakim sendiri hingga merenggut nyawa.

"Korban itu kan merentalakn mobilnya pada hari raya Idulfitri, dan sampai minggu kemarin itu mobil belum dikembalikan oleh konsumennya. Berdasarkan informasi mobil milik korban digadaikan oleh konsumen sehingga GPS nya ada di TKP, korban kesana datang ingin mengambil kendaraan miliknya dengan membawa kunci serep dan BPKB tapi tetap tak lepas dari tindakan main hakim sendiri," paparnya.

Diketahui, peristiwa pengeroyokan itu terjadi di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, pada Kamis (6/6/2024), Kapolresta Pati Kombes Andhika Bayu Adhittama menyebut kejadian bermula saat bos rental BH dan tiga temannya mengambil mobil yang hilang dan terlacak di daerah Pati.

"BH mengajak tiga korban lainnya untuk mengambil mobil di daerah Pati dengan mengendarai mobil Sigra. Pada Kamis (6/6) sekira pukul 13.00 WIB korban tiba di wilayah Sukolilo. Termasuk menuju ke GPS mobil," kata Bayu saat konferensi pers di Mapolresta Pati, dilansir detikJateng, Senin (10/6/2024).

Kemudian, korban BH menemukan mobilnya terparkir di rumah milik salah satu tersangka AG, dan kemudian korban BH langsung membuka mobil dan langsung mengendarai mobil tersebut.

"Korban menemukan mobil terparkir di halaman rumah saudara AG kemudian korban langsung membuka mobil dan mengambil mobil dengan kunci cadangan. Korban mengendarai mobil yang diambilnya, sedangkan 3 orang korban lainnya mengendarai mobil Sigra yang digunakan untuk berangkat ke Pati," kata Bayu.

Usai korban mengambil mobilnya, warga curiga atas aksi rombongan dari Jakarta tersebut sehingga sontak berteriak 'maling'. Warga lain yang mendengarnya langsung mengejar para korban, hingga terjadi penganiayaan terhadap para korban.

"Kemudian para korban pergi dan terpisah, namun warga mengejar karena ada warga yang teriakan maling-maling dari warga. Para korban setelah mengendarai kemudian terdengar teriakan maling-maling oleh warga," ucap Bayu.

Atas kejadian tersebut, ketiga korban babak belur dianiaya massa, sedangkan Burhanis sang pemilik mobil rental tewas dalam peristiwa nahas tersebut, dan pihak kepolisian mengaku telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus pengeroyokan rombongan bos rental tersebut.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads