Kisah Entin Korban Perdagangan Orang, Disekap-Tersesat di Malaysia

Jabar X-Files

Kisah Entin Korban Perdagangan Orang, Disekap-Tersesat di Malaysia

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 03 Jun 2024 08:00 WIB
Entin Suntini bertemu dengan orangtuanya di Bareskrim.
Entin Suntini bertemu dengan orangtuanya di Bareskrim. Foto: Bil Wahid-detikcom
Sukabumi -

Gadis bernama Entin Suntini yang kala itu berusia 16 tahun menggegerkan dua negara, Indonesia dan Malaysia. Gadis asal Kampung Kadupugur, Desa Wangureja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi itu jadi korban human trafficking atau perdagangan orang.

Peristiwa ini terjadi pada September 2018 silam, kabar ini mendapat perhatian serius dari pihak Polisi Diraja Malasyia (PDRM) dan Bareskrim Mabes Polri. Kisah Entin yang berniat jadi tulang punggung keluarga dan bekerja di Malaysia, malah terkurung di ruang sempit bersama anjing peliharan.

Awal mula informasi ini diperoleh dari seorang ibu rumah tangga bernama Neng Ai Mariyati, warga asal Jawa Barat yang tinggal bersama suaminya di Selangor, Malaysia. Saat itu Neng Ai mengisahkan gadis tersebut tersasar di Malaysia setelah sempat transit di Batam, lalu berangkat menggunakan kapal feri ke Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keberangkatan pastinya dari Indonesia saya kurang tahu, tapi dia sudah 7 hari bersama saya di Malaysia," kata Neng Ai melalui sambungan telepon dengan detikcom, Rabu (5/9/2018) silam.

"Saat ditemukan, Entin dalam kondisi menangis. Dia mengaku naik bus dari Kualalumpur ke Selangor. Karena iba, akhirnya dia saya bawa ke rumah," sambung Neng Ai.

ADVERTISEMENT

Neng Ai sendiri mengaku telah tinggal selama 20 tahun di Malaysia, suaminya adalah Warga Negara Malaysia. "Saya sendiri kelahiran Pengalengan, Bandung. Menikah dengan pria berkebangsaan Malaysia, sudah tinggal 20 tahun di sini," jelas warga Pangsapuri Seri Jasa, Taman Sungai Besi Indah, Seri Kembangan Belakong, Selangor Malaysia tersebut.

Dari cerita yang diperoleh dari Entin kala itu Neng Ai menduga remaja tersebut telah menjadi korban human trafficking. "Dia sempat diperlakukan tidak wajar oleh orang yang membawanya dari Indonesia, dia tidur dan disuruh mandi dengan hewan di tempat sempit," lanjutnya.

Secara ekslusif melalui rekaman video yang dikirimkan Ai kepada detikcom. Entin bercerita mulai dari keberangkatan hingga cerita saat meloloskan diri dari agen yang memberangkatkannya ke Malaysia.

"Saya Entin, dari Kampung Kadupugur, Desa Wangureja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Saya berangkat bersama teman taunya mau dibawa ke Jakarta, tau-taunya saya sudah di Malaysia sekarang saya sudah bersama ibu yang menolong saya" cerita Entin dalam video yang diterima detikcom, Rabu (5/9/2018) silam.

Entin mengaku tidak ingat kapan dia berangkat hingga akhirnya tersasar di Malaysia. Ia hanya ingat saat itu diberangkatkan bersama orang yang berbeda. "Saya nggak tau, saya berangkat bersama teman dan teman itu nggak sekampung jadi dia tidak tahu saya bersama orang ini (yang memberangkatkan ke Malaysia). Keluarga saya tahunya saya di Jakarta, karena saya dijanjikan mau bekerja jaga toko," ungkap dia.

Dia menyebut sempat mengalami penyekapan begitu tiba di Malaysia. Dia di tempatkan di sebuah ruangan sempit bersama beberapa ekor anjing. Bahkan sempat diperlakukan tidak wajar seperti di suruh mandi bersama hewan-hewan tersebut.

"Saya di rumah agen, di sana saya diberi ruangan kecil tidak bisa keluar saya tidur sama anjing-anjing," ucap dia terbata-bata.

"Pintu dan jendela dikunci akhirnya saya keluar lewat atap, terus saya berjalan sampai akhirnya bertemu sama ibu (Ai)," menambahkan.

Kabar itu kemudian sampai ke telinga pasangan suami istri (Pasutri) Oden (43) dan Enok (44). Mereka kaget bukan main mendengar kabar anaknya Entin Suntini (16) berada di Slangor, Malaysia. Sepengetahuannya sang putri bekerja sebagai pengasuh bayi di Jakarta.

Kabar mengenai Entin yang berada di Malaysia diketahuinya saat sejumlah awak media mendatangi kediamannya di Kampung Kadupugur RT04/03 Desa Wangureja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (5/9/2018) silam.

Oden tidak menyangka saat menerima kabar putrinya berada di Selangor, Malaysia. Padahal menurut dia, putrinya tersebut tidak memiliki identitas kependudukan (KTP).

"Dia memang ngotot beberapa kali mau kerja, saya nasehatin kalau memang mau kerja harus punya KTP. Usia dia kan masih 16 tahun nggak mungkin bisa dapat itu (KTP) mending di rumah saja, tapi dia tetap mau kerja," kata Oden kepada sejumlah awak media.

Oden mengaku mulai resah saat hari ke tiga putrinya sulit dihubungi. Telepon dan pesan singkat tidak kunjung berbalas, akhirnya dia inisiatif menghubungi teman putrinya itu melalui sambungan telepon.

"Teman anak saya juga tidak merespons, saya baru tahu hari ini dari wartawan kalau anak saya ternyata ada di Malaysia," imbuh dia.

Sementara itu, melalui komunikasi ekslusif dengan detikcom, Polisi Diraja Malaysia (PDRM) turun tangan menyelidiki kasus human trafficking yang menimpa Entin Suntini. Langkah tersebut dilakoni setelah PDRM berkoordinasi dengan Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Bareskrim Polri.

"Kami sudah mendapat informasi dari pihak KBRI Kualalumpur (KL), Entin sudah bersama mereka. Kita saat ini perlu mengumpulkan keterangan bagaimana anak itu bisa berada di Malaysia," kata INSP Syamsul Bahrin yang saat itu masih bertugas sebagai Inspektor D7C Unit Antipemerdagangan Orang dan Antipenyelundupan Migran, Bahagian D7, Jabatan Siasatan Jenayah PDRM, melalui sambungan telepon dengan detikcom, Kamis (6/9/2018).

"Kita sudah tiga tahun bekerja sama untuk penanganan masalah semacam ini, kita akan bantu proses (penyelidikan). Komunikasi saya jalin dengan AKBP Hafidz dari Satgas TPPO di Mabes Polri. Karena Entin sudah di KBRI KL, jadi lebih mudah untuk berkomunikasi dan mengungkap perkaranya," sambung Syamsul kala itu.

Singkat cerita, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri sendiri akhirnya satset menangkap lima pelaku TPPO yang menjual gadis asal Sukabumi, Entin Suntini (16), ke Malaysia. Para pelaku memiliki peran berbeda-beda.

"Berdasarkan info dari pihak kepolisian Malaysia, dilakukan pelacakan di mana asal sumber titik korban ke luar negeri dan kita berhasil menangkap pelaku yang memperdagangkan anak di bawah umur," kata Wadir Tipidum Bareskrim Polri yang kala itu dijabat Kombes Panca Putra di gedung Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).

Para pelaku yang ditangkap adalah Yuliawati alias YL, Jakin Sudrajat alias JS, Imronsyah alias IM, Alfian Saputra alias AS, dan Tamrin. Mereka punya peran berbeda, mulai menyebar info lowongan kerja hingga menyiapkan dokumen palsu untuk korban.

Setelah melalui berbagai kisah dramatis tidak lama setelah penangkapa para pelaku, Entin Suntini akhirnya pulang ke tanah air . Kala itu tangis haru pecah saat korban dipertemukan dengan orang tuanya.

Entin dipertemukan dengan ayah dan ibunya di Gedung Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2019). Tangis histeris pecah saat mereka berpelukan.

Awalnya, Entin dan kedua orang tuanya berada di ruang terpisah. Wadir Tipidum Bareskrim Polri yang saat itu dijabat Kombes Panca Putra lalu mempersilakan mereka untuk berada di satu ruangan.

"Silakan dipertemukan korban dengan orang tuanya," kata Panca kepada petugas yang berada di lokasi.

Petugas pun membuka pintu yang membatasi ruang keduanya. Saat pintu dibuka, Entin langsung memeluk ibunya yang sudah menunggu. Keduanya berpelukan sambil menangis.

Jabar X-Files merupakan rubrik khas detikJabar yang menyajikan beragam kejadian kriminal atau kejadian luar biasa yang pernah menyita perhatian publik.

(sya/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads