Kesetanan Guru Spiritual Makam Keramat Bantai Sekeluarga di Bandung

Jabar X-Files

Kesetanan Guru Spiritual Makam Keramat Bantai Sekeluarga di Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 18 Mei 2024 14:00 WIB
The greatest fear, an intruder in the house.
Ilustrasi penusukan (Foto: iStock)
Bandung -

Akhir Juli 2011 silam, warga Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat digegerkan dengan penemuan mayat satu keluarga dengan kondisi leher tersayat.

Ada tiga orang yang tewas dalam kejadian ini, ketiganya dihabisi oleh sosok oknum guru spiritual yang pernah ditemui keluarga korban di sebuah makam keramat di Garut.

Tiga korban itu di antaranya HA (66), LS (62) dan cucunya yang masih berusia 4 tahun. Penemuan mayat ini, diketahui oleh kerabatnya bernama Agus yang ingin mengunjungi keluarga HA di kediamannya yang berada di Jalan Raya Banjaran, RT 03/03, Kampung Pengkolan, Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran, Tanggal 29 Juli 2011.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat Agus tiba di rumah HA, dia mendapati rumah korban dalam kondisi terkunci. Selain itu, tercium bau busuk di rumah yang terletak di pinggir jalan itu.

Penasaran dengan apa yang dilihatnya, Agus pun berusaha masuk ke dalam rumah dengan cara mendobrak pintu. Setelah berhasil masuk, Agus mendapati banyak bercak darah di ruang tamu. Setelah itu, Agus kemudian masuk ke dalam salah satu kamar.

ADVERTISEMENT

"Di kamar ada mayat Haji Apo, istrinya Euis dan mereka cucunya yang berusia 4 tahun," ujar Kapolres Bandung yang kala itu dijabat AKBP Sony Sonjaya.

Sony menyebut, saat ditemukan kondisi semua mayat ditemukan dalam kondisi membusuk dengan luka serius di leher. Ketiga korban diperkirakan dibunuh di malam hari atau dini hari karena semua korban masih mengenakan baju tidur.

Tak butuh waktu lama, polisi akhirnya menangkap Asep Dudung Budiman (31) yang diduga kuat menjadi pelaku pembantaian satu keluarga ini. Sehari-harinya, ia berlaku sebagai guru spiritual.

"Dia pelaku tunggal," ujar Sony.

ilustrasi pembunuhanIlustrasi penusukan Foto: detik

Kasus ini dilatarbelakangi perampokan, dari tangan pelaku polisi mendapatkan barang bukti berupa tiga unit handphone dan satu unit mobil Karimun.

"Mobil Karimun dijual tersangka di Sumedang, Jawa Barat. Sedangkan handphone belum dijual tersangka," kata dia.

Kepada polisi Asep mengaku, selain karena sakit hati oleh korban, dia juga terlilit utang yang besar. "Dia punya utang ke orang lain, sehingga dia merencanakan pencurian di rumah korban," ucapnya.

Selain itu, dari hasil penjualan mobil Karimun, Asep mendapat uang Rp 77 juta. Uang tersebut dibayarkan utang dan sebagiannya ditabung oleh Asep.

Masih keterangan pihak kepolisian, Asep merupakan guru spiritual yang dikenal korban saat bertemu di makam keramat di Cibiuk, Limbangan, Garut. Sejak saat itu, Asep sering bertandang ke rumah korban.

Asep mengaku dirinya baru dua bulan mengenal keluarga HA. Asep mengaku membunuh H Apo karena dendam sebab janji untuk memberi uang sebesar Rp 1,5 juta kepada Asep tidak dipenuhi.

"Tersangka sebelumnya juga pernah ikut membantu korban merenovasi rumahnya," pungkasnya.

Jabar X-Files merupakan rubrik khas detikJabar yang menyajikan beragam kejadian kriminal atau kejadian luar biasa yang pernah menyita perhatian publik.

(wip/yum)


Hide Ads