Bahkan pengakuan Pahrudin, dia tidak berani langsung ke rumah korban begitu pelaku mengatakan baru membunuh ibundanya. Ia menunggu selama 1,5 jam hingga kerabat korban dan warga berdatangan.
"Saya didatangi si pembunuhnya dia bawa uang bilangnya begini, 'a tolong bunuh saya sudah membunuh ibu saya'. Ia sempat menyerahkan uang, disebut polisi jumlahnya Rp 330 ribu, kejadian kata si pelaku jam 5 kemarin sore. Dia datang jam 04.00 WIB," tutur Pahrudin, Rabu (15/5/2024).
"Saya nunggu orang banyak dulu, keluarganya, lalu pak RT. Sudah banyak orang baru saya ikut ke rumahnya sekitar jam 05.30 WIB," sambung Pahrudin.
Hingga kini selain dari video yang beredar, sejak kejadian tersebut Pahrudin mengaku enggan melihat jasad korban secara langsung di tempat peristiwa tragis itu terjadi.
"Saya enggak berani melihat, baik itu posisi korban saya enggak melihat, ngeri. Sejak pelaku datang jam 04.00 WIB ke saya dulu, saya lapor ke warga minta tolong, ke RT dan saudaranya. Pelakunya Rahmat anaknya sendiri," lirih Pahrudin.
![]() |
Soal motif, Pahrudin mengaku tidak tahu. Namun selama ini mereka tinggal di rumah itu berdua sejak kepala keluarga mereka meninggal dunia.
"Saya kurang tahu motifnya, di dalam rumah dua orang, anak sama ibu, bapaknya sudah meninggal dulu," lirihnya.
TKP Jauh dari Rumah Warga
Tempat kejadian perkara (TKP) tragedi pembunuhan ibu kandung itu berlokasi di kampung yang sepi. Berada di kawasan permukiman yang saling berjauhan. Peristiwa itu baru diketahui Selasa (13/5) pagi tadi, pelaku sendiri menghabisi nyawa korban pada Senin (13/5).
"Namanya juga area perkampungan, permukiman di kampung encal-encalan (saring berjauhan) ada dua (rumah) di situ itu," kata H Deris, tokoh masyarakat setempat kepada detikJabar.
Hal itu juga dibenarkan Kades Sekarsari, Awan Kuniawan. Kades Sekarsari. Menurutnya lokasi kejadian memang jauh dari rumah warga lainnya.
"Saya ke TKP kemarin itu, lokasi kejadian antar kampung antar rumah memang berjauhan. Namanya di kampung rumah korban itu agak jauh dari rumah yang lain," kata Awan.
Ia menduga, saat pelaku beraksi membunuh ibunya tidak ada warga yang curiga atau mendengar teriakan apapun dari arah rumah korban. Meskipun menurut Awan situasi kampung tersebut terbilang sepi.
"Iya kemarin itu juga diperbincangkan oleh warga sekitar. Enggak ada yang mendengar teriakan apa-apa mungkin karena posisi rumah berjauhan," ujar Awan.
Saat pelaku mendatangi rumah warga bernama Pahrudin, Awan memperkirakan jaraknya sekitar 50 meter.
"Ada yang paling dekat, jaraknya lumayan sekitar 50 meteran Pahrudin itu. "Warga setempat profesinya penyadap gula, dan bertani, berladang ke kebun, istilahnya. Saya sendiri sangat prihatin kang, sangat terpukul baru kali ini mengalami dari warga selama ini baru kejadian seperti ini," pungkasnya.
(sya/dir)