Bullies yang Pukul Anak Yatim Piatu Ngaku Ponakan Jenderal

Kota Bandung

Bullies yang Pukul Anak Yatim Piatu Ngaku Ponakan Jenderal

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 01 Mei 2024 09:50 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying. Foto: Thinkstock
Bandung -

Aksi sok jago remaja berinisial YW alias U (20) membuatnya kini jadi buruan polisi. Viral video rekaman U saat tengah melakukan perundungan bocah, yang mirisnya sambil siaran langsung (live) di media sosial TikTok.

Dalam video berdurasi tiga menit, memperlihatkan dua orang pelaku melakukan perundungan terhadap seorang bocah. Dari dua orang pelaku tersebut diyakini salah satunya ialah U, yang melakukan aksi kekerasan dengan memukul kepala korban.

Dengan berbahasa Sunda, keduanya meminta korban membuka aplikasi WhatsApp di sebuah smartphone. Namun karena menganggap melawan, U langsung memukul korban menggunakan botol dan membuat korban menangis kesakitan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi aksi tengil U tak cuma itu. Pada video lainnya, U mengaku punya paman yang merupakan seorang jenderal. U mengaku merupakan keponakan dari Mayjen Rifky Nawawi.

"Meskipun om aing jenderal, aing can pernah minta tolong ka om aing nu jenderal. Sok searching di google maneh, Mayjen Rifky Nawawi. Apakah aing pernah minta tolong? Nggak pernah. Aing sorangan weh, bodo amat aing rek boga ieu nanaon ge, sorangan idup aing mah (meskipun omku jenderal, aku belum pernah minta tolong ke omku yang jenderal. Silahkan searching di google kamu, Mayjen Rifky Nawawi. Apakah aku pernah minta tolong? Nggak pernah. Aku sendirian aja, bodo amat aku mau ada apa-apa juga, sendirian hidup aku mah)," kata U dalam siaran langsung akun TikToknya.

ADVERTISEMENT

U juga menyelipkan banyak kata-kata kasar pada penonton siaran langsungnya. Bahkan, U dengan lantang mengatakan tidak takut berurusan dengan hukum dan siap untuk dibui (penjara).

"Rek dibui, nya dibui, kagok, tanggung. Kumaha aing we atuh. Trus kunaon lamun jenderal? Sia wani teu jeung jenderal? (Mau dibui ya dibui, tanggung. Terserah aku aja lah. Trus kenapa kalau jenderal? Kamu berani nggak sama jenderal?)," ucapnya melanjutkan dan membaca komentar para penontonnya.

Dalam video lainnya lagi, U juga memperlihatkan pada para penontonnya, rekaman-rekaman penganiayaan yang dilakukan oleh dirinya dan teman-temannya. Korbannya lagi-lagi diduga ialah D (14), bocah yatim piatu yang berprofesi sebagai juru parkir.

Siaran langsung tersebut kemudian diunggah oleh seorang content creator di akun Instagram @arief_rachman_saputra. Arief mengaku mulanya kerap mendapat notifikasi untuk memviralkan U, karena kejadian merekam tindakan penganiayaan pada D bukan hanya sekali ia lakukan.

"Saya udah pantau U seminggu ke belakang. Banyak followers saya yang laporan kalo U ini meresahkan. Ada beberapa kejadian sudah sering mukul (korban). Sabtu subuh saya bangun, liat notif banyak yang shara U itu lagi live dan kacau, sudah parah perilakunya. Saya inisiatif untuk record dan viralin di IG karena kalau di TikTok pasti di-take down," ucap Arief Rachman alias Romo Otot, saat dihubungi detikJabar Minggu (28/4/2024) lalu.

Ia mengatakan kejadian viral video perundungan tersebut terjadi pada Sabtu (27/4/2024) sekitar pukul 07.00 WIB. Lokasi perundungan diyakini berada di sekitar Komplek Singgasana, daerah Mekarwangi, Kota Bandung. D, saat itu diketahui tengah duduk di kuburan daerah tersebut.

Respons Pemkot Bandung dan KPAI

Mengetahui hal tersebut, Pj Wali Kota hingga Ketua DPRD Kota Bandung mengaku prihatin dan meminta pelaku segera diadili oleh pihak berwajib. Sementara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun turun tangan dalam kasus viral perundungan bocah yang disiarkan langsung di media sosial.

Diah Puspitarini, Pengampu Kluster Kekerasan Fisik Psikis Anak mengaku bakal melakukan intervensi dan memastikan korban mendapat penanganan.

"KPAI ikut prihatin kejadian perundungan terjadi kembali. Ini juga sudah menjadi atensi kami, beberapa hari ini sudah melakukan koordinasi dengan Polrestabes Bandung dan UPTD PPA. Korban sudah ditemukan, dan memang ini menjadi perhatian dan keprihatinan kita bersama bahwa anak korban ini kan yatim piatu," kata Diah pada detikJabar, Rabu (1/5/2024).

Diah menyebut UPTD PPA langsung mendampingi secara psikologis dan melakukan pemeriksaan pada korban. Kata Diah, meskipun penyelidikan masih berlangsung namun hal tersebut harus cepat dilakukan sesuai UU Perlindungan Anak Pasal 59A.

"Sudah kami sampaikan kepada Kanit PPA Polrestabes Bandung untuk segera ditindak siapapun pelakunya. Segera diselidiki. Kami juga memastikan bahwa korban ini tidak mendapatkan intimidasi kembali," lanjutnya.

Korban yang berinisial D (14), diketahui adalah bocah yatim piatu, tidak bersekolah, dan berprofesi sebagai juru parkir di Kota Bandung. Ia saat ini tinggal bersama kakak tirinya.

Selain pendampingan, D juga akan mendapatkan bantuan sosial. Namun Diah mengaku, bansos ini belum diberikan.

"Selanjutnya kami minta kepolisan untuk segera menuntaskan dan ini sepertinya sudah bergerak, agar bisa segera diselesaikan. Kita kawal bersama dan jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali," harap Diah.

Sementara itu pihak kepolisian menegaskan, kasus ini masih dalam penyelidikan. Polrestabes Bandung pun memberikan ultimatum kepada U. Polisi meminta U supaya segera menyerahkan diri.

"Masih pencarian yang diduga pelaku. Identitas diduga pelaku sudah dapat, korban dan saksi-saksi sudah diperiksa," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman.

"Imbauan kami, bagi yang diduga pelaku agar segera menyerahkan diri dengan kesadaran. Karena sampai kapanpun, kami akan melakukan pengejaran terhadap yang diduga pelaku," lanjut dia.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads