Tragedi Cinta Segitiga Indriana: Dibunuh di Bogor dan Dibuang di Banjar

Round-Up Sepekan

Tragedi Cinta Segitiga Indriana: Dibunuh di Bogor dan Dibuang di Banjar

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 03 Mar 2024 14:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom).
Banjar - Kematian Indriana Dewi Eka (24), akhirnya terang benderang. Perempuan asal Cipinang, Jakarta Timur itu tewas dibunuh pacarnya sendiri berinisial DT, pacar kedua DT, DV, dan pembunuh bayaran yang disewa DT, yakni RZ.

Cinta segitiga ternyata menjadi biang kerok ketiganya merencanakan pembunuhan tersebut. DV, pacar kedua DT, menjadi orang yang meminta langsung kekasihnya untuk menghabisi Indriana hingga mayatnya ditemukan terbungkus selimut di Kota Banjar, Jawa Barat.

Semuanya bermula pada 20 Februari 2024 pukul 18.30 WIB. DT, DV dan RZ, bersama korban kemudian menumpangi mobil Avanza hitam. Setelah tiba di Jalan Bukit Pelangi, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, RZ selaku pembunuh bayaran yang disewa DT langsung melancarkan perintah pesanan itu.

Di lokasi yang jauh dari pemukiman dan sepi tanpa lampu penerangan ini lah, RZ kemudian mengeksekusi korban. Disaksikan DV dan DT, korban yang duduk di kursi depan sebelah kiri kemudian dijerat menggunakan ikat pinggang yang duduk di belakangnya hingga tewas.

Setelah sasarannya dipastikan tak bernyawa, ketiganya membawa kembali jasad korban ke Jakarta. Keesokan harinya, tepatnya pada 21 Februari 2024, mayat tersebut dibawa dengan rute ke Tol Cipali, hingga akhirnya dibuang di Kota Banjar pada 23 Februari 2024.

"Eksekusi dilakukan pada 20 Februari 2024 oleh RZ, dengan cara menjerat (leher) korban menggunakan ikat pinggang selama kurang lebih 15 menit sampai korban meninggal," kata Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan, Sabtu (2/3/2024).

Mayat Indriana akhirnya ditemukan di pinggir tebing Jalan Raya Banjar-Cimaragas Ciamis, Minggu (25/2/2024) dengan posisi terbungkus selimut. Jasadnya ditemukan seorang pesepeda yang mencium bau busuk menyengat sekitar lokasi penemuan.

RZ yang menjadi eksekutor pembunuhan itu dijanjikan DT, kekasih korban, uang sebesar Rp 50 juta. Meski sempat menolak, RZ akhirnya bersedia karena kepepet butuh uang untuk membayar utang. DT lalu menyerahkan uang kepada RZ Rp 23 juta sebagai uang muka atas jasa aksi hitamnya.

"Waktu pertama dijanjikan sekitar Rp 50 juta, namun akhirnya terealisasi baru Rp 23 juta dan satu handphone," ungkapnya.

Mengenai motifnya sendiri, Surawan mengatakan, asmara menjari pemicu kasus tersebut. DT dan DV merupakan pasangan kekasih, dan DT juga masih menjalin asmara dengan korban.

"Ini kan karena pacaran aja sih, si DT punya pacar dua DV sama korban. Yang namanya cemburu, dia (DV) nggak mau diduakan, gitu aja," ucap Surawan.

Sementara, melansir detikNews, Kanit 1 Ranmor Polda Jabar AKP Luhut Sitorus mengatakan, ketiga pelaku sudah merencanakan pembunuhan tersebut sejak November 2023. Ketiganya juga sempat melakukan tiga kali pertemuan untuk merencanakan pembunuhan tersebut.

"Permintaan (tersangka DV habisi korban) itu dari November, permintaan itu dari perempuannya (tersangka DV)," kata Luhut.

"Dia rapat tiga kali, jadi tiga kali pertemuan selama bulan Februari. Kemudian korban dieksekusi di sini tanggal 20 Februari itu," imbuhnya.

Dari hasil penyelidikan sementara, Sitorus mengatakan, awalnya DT berpacaran dengan DV. Akan tetapi, DT juga menjalin hubungan pacaran dengan korban sejak 7 bulan terakhir.

"Awal pacaran dengan DV, kemudian 7 bulan terakhir pacaran sama korban. Karena korban sering dugem, pelaku DT mau kembali lagi ke pacarnya yang ini (tersangka DV), tapi perempuan ini bilang 'saya nggak mau kalau dia masih ada di dunia ini'," kata Luhut.

"Terserah mau kau bunuh, mau apa, saya nggak mau dia ada di dunia ini," imbuh Luhut menirukan ucapan DV.

Ketiganya kini sudah ditetapkan menjadi tersangka. Mereka terancam dijerat Pasal 340 KUHP, 338 KUHP, dan 365 KUHP ayat 4 tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman pidana maksimal hukuman mati. (ral/mso)



Hide Ads