Puluhan orang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menjadi korban dugaan penipuan berkedok umrah murah. Beragam alasan dilontarkan kepada calon jemaah terkait ditundanya keberangkatan, salah satunya konflik Israel-Palestina yang membuat uang dari donatur belum masuk.
Aban Muhammad Sa'ban (31), salah satu korban, mengatakan M dan saudaranya menjanjikan umrah murah dengan biaya hanya Rp 6 juta hingga maksimal Rp 15 juta, sebab ada donatur dari Timur Tengah yang menanggung sisa biayanya.
"Jadi kenapa bisa murah, katanya karena ada donatur. Gelombang pertama yang awal daftar hanya bayar Rp 6 juta dan yang gelombang kedua bayar Rp 12 juta-15 juta," kata dia, Senin (15/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, calon jemaah dijanjikan akan berangkat umrah pada September 2023. Namun pemberangkatan tertunda karena ada kendala.
"Bahkan rencananya akan diberangkatkan pada Desember. Tetapi karena harga tiket dan hotel naik saat momen tahun baru, jadinya diundur ke awal Januari. Kami masih coba percaya, karena kan keluarga terlapor ini ditokohkan, masa menipu," ucap dia.
Bahkan, ungkap Aban, M dan saudaranya sempat beralasan pemberangkatan tertunda karena uang dari donatur belum bisa dikirim, sebab terjadi konflik Israel-Palestina.
"Ini yang mulai tidak masuk akal, hubungannya apa dengan konflik tersebut. Kan uangnya tidak lewat ke Israel atau Palestina. Sempat juga dari pihak travel menawarkan untuk membawa uangnya, karena ada relasi di Timur Tengah, tetapi ditolak dengan alasan takut donaturnya tersinggung," ungkapnya.
Menurut dia, dengan banyaknya alasan tersebut pada akhirnya calon jemaah umrah memutuskan untuk melaporkan dugaan penipuan tersebut.
"Kita laporkan karena tidak ada kejelasan. Kashian calon jemaah, apalagi mereka yang tidak mampu dan berharap besar bisa umrah. Sebelumnya juga sempat diberi angin segar, ada yang diberangkatkan belasan orang. Tapi ternyata mereka itu keluarga dari M dan saudaranya. Jadi hanya bujuk rayu agar tetap percaya," tegasnya.
Topan Nurgraha Kuasa Hukum korban, mengatakan pihaknya sudah melaporkan dugaan penipuan itu ke Polres Cianjur. Menurutnya diduga korban dugaan penipuan berkedok umroh tersebut mencapai 400 orang lebih.
"Kalau korban diduga mencapai lebih dari 400 orang, dari total 28 koordinator. Tapi yang sudah menguasakan dan melapor ada 50 orang," kata dia.
Dia berharap polisi segera menindaklanjuti kasus tersebut, sebab korbannya cukup banyak dan merupakan warga tidak mampu. "Kami mendorong kepolisian untuk segera menyelidiki kasus ini," tuturnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto, mengatakan pihanya sudah menerima laporan dugaan penipuan tersebut dan menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan.
"Segera kita selidiki lebih lanjut," ucapnya singkat.
(yum/yum)