7 Berandalan Bermotor Penganiaya Pejalan Kaki di Tasik Berstatus Pelajar

7 Berandalan Bermotor Penganiaya Pejalan Kaki di Tasik Berstatus Pelajar

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 21 Des 2023 17:15 WIB
Enam dari tujuh pelajar berandalan bermotor yang menganiaya pejalan kaki di Tasikmalaya.
Enam dari tujuh pelajar berandalan bermotor yang menganiaya pejalan kaki di Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikjabar).
Tasikmalaya -

Tujuh orang kawanan geng motor yang menganiaya dua pejalan kaki di Jalan Mayor SL Tobing Tasikmalaya, Minggu (17/12/2023) lalu ternyata masih berstatus pelajar. Mereka merupakan siswa SMK dan SMA Negeri di Tasikmalaya.

"Status mereka semuanya pelajar, masih di bawah umur," kata Kapolsek Mangkubumi Iptu Ruhana Effendi, Kamis (21/12/2023).

Terkait motif penganiayaan yang dilakukan oleh berandalan bermotor itu, Ruhana mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman. Namun fakta yang didapat dari pemeriksaan sementara, anak-anak remaja itu melakukan konvoi sepeda motor dalam keadaan mabuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk motifnya belum terungkap, hanya pada saat keluar rumah dia mengkonsumsi minuman keras, lalu konvoi, ketemu korban lalu terjadi peristiwa itu," kata Ruhana.

Hasil penyelidikan sementara, total pelaku ada 12 orang namun untuk sementara ini baru 7 orang yang ditangkap. Sementara 5 lainnya masih dalam pengejaran.

ADVERTISEMENT

"Yang lainnya sudah kami kantongi identitasnya, kami imbau untuk menyerahkan diri," kata Ruhana.

Mengenai dugaan adanya keterlibatan anggota geng motor yang menggerakkan kelompok anak-anak remaja ini, Ruhana mengaku, belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut. "Memang ada keterlibatan anggota geng motor, tapi kalau menggerakkan untuk sementara ini tidak ada," kata Ruhana.

Tujuh remaja itu kini masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Mangkubumi. Mereka diperiksa masing-masing secara terpisah. Ancaman pasal 351 KUHP tentang pidana penganiayaan mengancam anak-anak sekolah itu.

"Untuk penanganannya karena para tersangka ini masih di bawah umur, proses hukum jalan tapi tidak dilakukan penahanan, karena mereka masih pelajar," kata Ruhana.

Dia juga mengakui ada opsi diversi untuk penyelesaian perkara ini, tapi Ruhana mengatakan, hal itu masih belum bisa diputuskan karena saat ini proses penyelidikan masih belum selesai. Polisi masih perlu menggali keterangan dari seluruh pelaku yang terlibat.

"Untuk penanganan hukum anak di bawah umur, memang ada opsi diversi tapi itu juga terlihat hasil perkembangan penyelidikan," kata Ruhana.

Di sisi lain orang tua mereka menunggu di halaman Mapolsek, raut kecemasan terlihat dari orang tua tujuh anak remaja itu. Ada momen ketika seorang ibu dari anak ini, membawakan bungkusan makan siang. Si anak lahap makan, sementara sang ibu membelai kepalanya. Seorang polisi kemudian mengingatkan agar anak itu menyayangi ibunya.

"Sing karunya ka kolot, tuh kurang kumaha kolot mah nyaah, kalakuan maneh siga kitu oge. (Harus kasihan sama orang tua, tuh kurang apa lagi rasa sayang orang tua, walau pun kelakukan kamu seperti itu)," kata polisi.

Siswa kelas 2 sebuah SMK Negeri itu pun hanya terdiam sambil tertunduk. Sementara ibunya memberikan sedikit pembelaan. "Anak saya tidak ikut menyiksa dia hanya menunggu di motor," kata perempuan warga Rancabango Kota Tasikmalaya itu.

Dia menambahkan di hari Minggu selepas subuh anaknya dan teman-temannya yang lain pulang ke rumah. "Iya mereka pulang ke rumah saya, saya kan jualan nasi jadi jam segitu sudah memasak. Saya buatkan teh panas dan gorengan, mereka terlihat lahap makan dan minum. Waktu itu saya tidak tahu kalau mereka habis menyiksa orang," kata ibu tersebut.

Pada malam itu anaknya pamit keluar di malam Minggu dengan alasan mau makan nasi liwet bersama di rumah temannya. Namun ternyata anaknya itu mabuk-mabukan, konvoi di jalanan hingga menganiaya dua orang tak berdosa. Keesokan harinya dia menyaksikan pemberitaan kasus itu, dan sempat mengaku miris dengan kondisi korban yang mengalami luka parah.

"Pantesan pas saya mengomentari kasus itu di depan dia, dia ngeloyor pergi," katanya.

(mso/mso)


Hide Ads