Rian merupakan warga Kampung Babakan Kaler dan Atang warga Kampung Sambong Tengah Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Keduanya merupakan sobat karib sesama perajin sandal.
Ditemui di rumahnya, Rian menuturkan malam sebelum kejadian. Saat itu dirinya bersama Atang jalan-jalan ke Taman Kota hingga ke Pasar Cikurubuk Tasikmalaya. "Awalnya jalan kaki ke Taman Kota, ngopi. Terus setelah jam 01.00 WIB jalan lagi ke Pasar Cikurubuk, lapar jajan dulu di pasar dan niatnya mau pulang," kata Rian.
Setelah mengisi perut, Rian dan Atang kembali berjalan kaki menuju arah rumahnya. Sekitar pukul 03.00 WIB, mereka tiba di Simpang Tiga Jalan Mayor SL Tobing dari arah Pasar Cikurubuk. Saat itu mereka berpapasan dengan kelompok geng motor. "Nggak ngomong apa-apa, mereka langsung menyerang. Beberapa orang turun dari motor, membawa botol, saya langsung dipukuli pakai botol yang sudah dipecahkan," kata Rian.
Saat itu Rian mengaku tak melawan sama sekali, setelah menerima pukulan pertama dia langsung tersungkur. "Saya hanya bilang ampun, tapi mereka terus memukuli sampai saya nggak sadar," kata Rian.
Hal senada juga dikatakan Atang saat ditemui di rumahnya. Menurut Atang awalnya kawanan geng motor yang berjumlah sekitar lebih dari 10 orang tersebut melempar batu kepada dirinya. "Pertamanya melempar batu kena kaki saya. Setelah itu mereka balik lagi langsung menyerang," kata Atang.
Saat itu dia diserang oleh seorang pria muda yang menghunus celurit. Karuan Atang pun ketakutan dan melindungi diri dengan tangan sambil jongkok. "Celurit hampir disabetkan ke muka, saya ampun-ampunan. Dia lalu memungut batu dan memukulkan ke kepala berkali-kali sampai saya jatuh," kata Atang.
Dia juga mengaku sempat melihat temannya Rian dihajar pakai botol minuman keras. "Jadi yang turun itu sekitar tiga orang, sisanya nunggu di motor sambil digerung-gerung. Setelah saya dan Rian sudah nggak bisa apa-apa, mereka pergi. Rian parah karena dia dipukul pakai botol, kalau saya pakai batu," kata Atang.
Setelah kawanan geng motor pergi, Rian dan Atang akhirnya berusaha pulang dengan sisa tenaga dan kondisi luka parah. "Pulang jalan kaki sambil darah terus mengucur, nggak ada yang menolong karena sepi," kata Atang.
Nandi, kakak Atang mengaku kaget ketika menemukan adiknya terkapar di teras rumah dengan kondisi berlumuran darah. "Saya mau ke masjid, adik saya lagi terkapar di teras, kepalanya bocor. Langsung saja dibawa ke klinik. Ternyata harus dijahit sampai 10 jahitan," kata Nandi.
Amuy, kerabat Rian juga mengaku kaget melihat kondisi adik sepupunya itu pulang dalam keadaan sempoyongan. "Rian parah lukanya, di kepala saja 40 jahitan. Kemudian jari kelingkingnya nyaris putus," kata Amuy.
Baik Atang mau pun Rian memastikan mereka tidak memiliki masalah atau mengenal dengan kawanan pengendara sepeda motor itu. Keduanya juga tidak melihat orang-orang itu mengenakan atribut. Mereka hanya mengidentifikasi jenis sepeda motornya. "Ada yang pakai Vixion putih, sisanya pakai motor matic warna hitam," kata Atang.
Paur Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kasus ini. "Masih diselidiki oleh Polsek Mangkubumi dan Satreskrim, anggota sudah ke lokasi untuk menyelidiki kejadian ini," kata Jajang. (iqk/iqk)