Kasus kematian seorang anak berkebutuhan khusus di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terus diusut polisi. Hasil autopsi ditemukan luka tak wajar di tubuh anak tersebut.
"Jadi hasil autopsi dari dokter forensik ada temuan luka tidak wajar di tubuh almarhum. Ada di beberapa bagian tubuh, parah ada luka semacam bekas tusukkan di perut," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Iptu Ridwan Budiarta, Senin (27/11/2023).
Ridwan mengatakan polisi telah memeriksa beberapa orang saksi termasuk orang tua kandung anak tersebut. Korban meninggal saat diurus orang tua kandungnya. Sebelumnya, anak tersebut diurus oleh orang tua angkat selama 10 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita turut periksa orang tua kandungnya. Almarhum sempat tinggal dengan orang tua kandung sebelum wafat," kata Ridwan.
Kasus ini mencuat setelah orang tua angkat anak tersebut, Samsul Munajat angkat bicara. Samsul mengutarakan, bocah itu dia angkat sebagai anak sejak berusia 7 bulan sampai berumur 10 tahun.
"Anak ini saya rawat 10 tahun lebih dan setelah diserahkan kurang lebih 8 bulan. Jadi anak ini kaku sebelah yang bagian kanan, sedangkan yang bagian kiri aktif. Cuma dia ini tidak bisa jalan, kalau dipapah bisa," kata Samsul Munajat, Senin (23/10/2023).
Ajat menjelaskan kecurigaan penyebab kematian korban muncul karena ditemukan luka lebam di bagian kepala ditambah lagi kondisi fisiknya jadi lebih kurus dibandingkan saat terakhir bersama dirinya.
Autopsi jasad bocah tersebut dilakukan oleh tim dokter forensik dari RSUD dr Slamet Garut dengan disaksikan polisi dan pihak Desa Sukaasih di Kampung Bantarsuling, Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (23/10/2023).