Warga Kabupaten Cirebon dihebohkan dengan kejadian perkelahian yang melibatkan sekelompok pelajaran sekolah dasar (SD). Kejadian itu viral di media sosial (medsos) dan beredar di grup-grup aplikasi perpesanan.
Berikut 7 fakta perkelahian siswa SD di Kabupaten Cirebon:
Siswa SD Saling Serang di Sawah
Dari video berdurasi 30 detik yang diterima detikJabar, ada dua kelompok anak-anak SD yang terlibat perkelahian. Kedua kelompok siswa itu saling serang dan baku hantam dengan menggunakan tangan kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Area pesawahan di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon menjadi lokasi atau tempat perkelahian dua kelompok pelajar SD itu.
Saat aksi serang terjadi, satu anak yang terlihat sempat dibekap dan dipukuli oleh lawannya
Sudah Ditangani Polisi
Kapolsek Talun Resor Kota (Polresta) Cirebon AKP Suhada membenarkan adanya kejadian tersebut. Suhada menyebut, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (18/11).
"Iya betul. Kejadiannya itu hari Sabtu. Tapi dari pihak orang tua, itu nggak ada yang cerita. Kemudian kemarin, hari Rabu itu ada beredar informasi (video) di medsos," kata Suhada kepada detikJabar saat dihubungi, Kamis (23/11).
Dua Sekolah Didatangi Polisi Personil Polsek
Talun langsung mendatangi dua sekolah yang terlibat dalam kejadian perkelahian itu dan juga untuk mengetahui kronologi kejadian itu.
"Kita langsung datang ke sekolah yang bersangkutan. Di sana sudah kumpul semua orang tua dan guru-guru. Dilakukan mediasi untuk diselesaikan. Sekalian kita menyampaikan juga silahkan jika memang mau diselesaikan. Dan ternyata betul sudah diselesaikan secara kekeluargaan," ungkap Suhada.
Ada Pelajar Alami Memar
Polisi pastikan, aksi perkelahian dilakukan dengan menggunakan tangan kosong. Dalam kejadian ini, satu siswa mengalami memar. "Ada satu yang memar. Tapi sudah dilakukan pengobatan," ujar Suhada.
Ia menyebut, aksi perkelahian yang melibatkan dua kelompok anak SD itu terjadi secara spontan. Perkelahian itu dipicu oleh adanya aksi saling ejek. "Jadi memang gara-gara saling ejek. Masalahnya gara-gara ejek-ejekan," terang Suhada.
Berakhir Damai
Kasus perkelahian antara dua kelompok siswa SD itu sudah ditangani pihak sekolah dan berakhir damai. Meski begitu, pihak kepolisian terus memantau dan lakukan pencegahan agar kejadian tersebut tidak kembali terulang.
"Masalah sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi kita akan terus pantau. Kita juga akan terus melakukan sosialisasi," ujar Suhada.
Kepsek Minta Orang Tua-Guru Ikut Awasi
Salah satu kepala sekolah SD yang terlibat perkelahian, Angga Permana berharap adanya kerjasama dari semua pihak, baik guru atau orang tua dari masing-masing siswa.
"Kalau saya yang penting ada kerjasama dengan melibatkan orang tua untuk bisa sama-sama mengawasi dalam aktivitas siswa sehari-hari," ujar Angga kepada detikJabar saat dihubungi, Kamis (23/11).
"Kemudian guru-guru juga kami akan coba lebih ektra lagi (melakukan pengawasan). Manakala jam istirahat, meskipun kami guru punya hak untuk istirahat, tapi nanti kita akan bagi waktu untuk bagi tugas menjaga situasi saat jam istirahat supaya tetap terkontrol," tambahnya.
Siswa-Orang Tua Sudah Saling Bertemu
Para siswa termasuk dengan orang tuanya telah dipertemukan satu sama lain. Mereka pun bersepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.
"Alhamdulillah (dimediasi) kemarin. Semua dikumpulkan. Baik siswa maupun orang tua siswa semua dihadirkan di sekolah kami. Termasuk ada pihak kepolisian juga," kata dia.
(wip/sud)