Kronologi Pegawai RSUD Karawang Dibunuh 'Dukun Pengganda Uang'

Kronologi Pegawai RSUD Karawang Dibunuh 'Dukun Pengganda Uang'

Irvan Maulana - detikJabar
Jumat, 10 Nov 2023 19:49 WIB
Abah saat memperagakan cara membunuh pegawai RSUD Karawang di perkebunan pisang Ciampel Karawang
Abah saat memperagakan cara membunuh pegawai RSUD Karawang di perkebunan pisang Ciampel Karawang (Foto: Irvan Maulana/detikJabar)
Karawang -

Kematian tragis Fredy Abdul Halim (42) terkuak. Pegawai RSUD Karawang itu dibunuh ayah dan anak dukun pengganda uang gegara menagih duit yang dijanjikan pelaku.

Dalam kasus ini, ayah dan anak yakni Sunaryo alias Abah (58) dan Kusnadi alias Asep (38). Abah berperan sebagai dukun pengganda uang sekaligus membunuh korban sedangkan Kusnadi berperan mencari calon korban.

Peristiwa tragis itu bermula pada hari Sabtu 4 November 2023. Sore itu, Fredy mendatangi gubuk tempat tinggal kedua pelaku di Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang. Tempat tinggal Abah dan Kusnadi sendiri dekat dengan kebun pisang yang jadi lokasi ditemukannya jasad Fredy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakapolres Karawang Kompol Prasetyo Purbo Nurcahyo menuturkan saat itu korban diiming-imingi oleh kedua pelaku untuk menggandakan uang. Melalui proses ritual, kedua pelaku mengaku bisa melipatgandakan uang jutaan rupiah menjadi miliaran.

"Jadi pelaku diming-imingi penggandaan uang, apa bila menyetorkan uang sebesar Rp5 juta, bisa digandakan menjadi Rp1 miliar hanya dengan prosesi ritual di rumah pelaku," ucap Pras di Mapolres Karawang, Jumat (10/11/2023).

ADVERTISEMENT

Pada waktu dini harinya, korban merasa kesal. Sebab, usai proses ritual uang yang dijanjikan akan berlipat ganda justru belum terlihat tanda-tandanya.

Singkat cerita, korban dan Kusnadi tertidur. Pagi harinya, korban bangun dengan kondisi sempoyongan dan berbicara ngelantur. Korban juga marah-marah sambil menagih uang yang digandakan.

Pras menuturkan kondisi korban yang melantur dikarenakan sebelumnya sudah diracuni 'ramuan' minuman kecubung yang sudah diblender.

"Jadi korban pas datang kerumah Abah Sabtu sore itu disuguhi minuman, ternyata minuman itu adalah racikan kecubung yang sudah diblender, korban disuruh minum dengan tujuan agar korban tak sadarkan diri, oleh sebab itu korban berbicara melantur dan berjalan sempoyongan ke sebuah warung kecil di dekat gubuk pelaku," ucap Pras.

Kondisi korban yang melantur justru membuat Abah ketakutan. Apalagi korban mengancam akan melaporkan Abah dan Kusnadi ke pihak berwenang gegara melakukan penipuan.

Melihat kondisi demikian, pelaku Abah merasa ketakutan karena korban mengancam akan melaporkan pelaku Abah dan Kusnadi, kepada pihak berwenang karena telah melakukan penipuan.

"Kondisi tersebut terjadi sampai pukul 10.00 WIB, kemudian korban berjalan Sempoyongan di sekitar warung, akhirnya korban disuruh Abah untuk pulang, karena malu sekaligus takut didengar oleh tetangga," ungkapnya.

Tapi korban tak mau menuruti permintaan Abah. Korban tetap jalan sempoyongan sambil mengoceh kara-kata kasar kepada pelaku. Hingga akhirnya, Abah meninggalkan korban yang setengah sadar itu di kebun pisang.

"Jadi korban ditinggal di lokasi kebun pisang itu, sampai pada sore hari sekira pukul 16.00 WIB, Abah kembali mendatangi korban dan membujuknya untuk kembali ke rumahnya untuk menenangkan diri. Tetapi korban menolak ajakan itu, kemudian Abah memukul bagian belakang kepala korban dengan tongkat," ungkapnya.

Korban sempat dipukul beberapa kali di bagian kepala dan pundak, hingga akhirnya jatuh. Kemudian pelaku meninggalkan korban di lokasi tersebut.

"Korban kemudian tersungkur ke tanah, kemudian duduk pada posisi dengan kaki selonjor ke depan sambil memegang kepala, korban masih berteriak 'aduh aduh', namun Abah meninggalkannya, dan kembali ke rumahnya, sambil membawa kayu bekas pemukul korban," ujar pras.

Setibanya di rumah, sang anak Kusnadi masih tertidur. Barang bukti potongan kayu bekas pemukul korban itu, dicacah oleh Abah dan kemudian dibakar dengan bensin yang diambil dari tangki sepeda motor, untuk menghilangkan jejak.

"Jasad korban akhirnya ditemukan 3 hari kemudian yaitu pada hari Selasa (7/11) pada saat tetangga pelaku sekaligus pemilik kebun pisang mengunjungi kebunnya. Saksi atau pemilik kebun ini merasa curiga karena mencium bau bangkai, dikiranya hewan ternyata jasad manusia," ujar Pras.

Ia menyebut, Kusnadi sempat panik saat jasad korban ditemukan warga. Sehingga Kusnadi nekat meminum air kecubung untuk mengakhiri hidupnya.

"Jadi pelaku Kusnadi kita amankan di rumahnya dalam keadaan lemas, sehingga kita lakukan recovery di RSUD sebelum dibawa ke Mapolres, karena Kusnadi ini nekat meminum kecubung mungkin ingin mengakhiri hidup karena aksinya sudah diketahui," pungkasnya.




(dir/dir)


Hide Ads