Ada 5 poin sorotan Miryam yang menjadi faktor mengapa kasus ini bisa terjadi. Apa saja?
Faktor pertama muncul karena adanya gangguan mental dari pelakunya. Menurut Miryam, pelaku perlu didiagnosa untuk lebih mengetahui dia mengalami gangguan mental yang serius atau tidak.
"Tindakan membunuh anaknya dengan cara yang demikian menunjukkan adanya masalah psikologis yang serius. Analisis psikologis yang lebih mendalam dan pemeriksaan medis akan diperlukan untuk menilai kondisi mentalnya," kata Miryam melalui pesan singkat WhatsApp yang diterima detikJabar, Selasa (10/10/2023).
Faktor kedua adalah kemungkinan adanya stres dan tekanan emosional. Faktor ini kata Miryam bisa muncul karena terjadinya konflik yang berlebih dari keluarga pelaku.
"Stres yang berlebihan dan tekanan emosional bisa menjadi faktor pemicu tindakan kekerasan. Kasus ini mencatat adanya pertengkaran dalam keluarga yang melibatkan MR, ibu kandungnya, dan keluarga lainnya. Stres yang diakumulasi dari konflik dalam keluarga bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dan bertindak dengan rasional," ucapnya.
Faktor ketiga yaitu dinamika di kehidupan keluarga. Miryam berpandangan, hubungan keluarga bisa mempengaruhi emosi seseorang jika kondisi negatif terjadi di keluarga tersebut.
"Faktor-faktor seperti kecemburuan, tekanan sosial, atau masalah lama dalam keluarga dapat memengaruhi perilaku dan emosi orang tua," ungkapnya.
Faktor selanjutnya yaitu kendala seseorang dalam mengelola emosinya. Selain itu, faktor moralitas dan kedekatan kepada Sang Pencipta menjadi salah satu hal yang bisa berpengaruh terhadap emosi seseorang.
"Cerminan kemampuan yang terbatas dalam mengelola emosi. Pelaku ungkin tidak memiliki keterampilan atau dukungan yang diperlukan untuk mengatasi emosi negatifnya dengan cara yang sehat. Dan masalah moralitas dan kedekatan dengan maha pencipta," pungkasnya.
(ral/orb)