Penyaluran bantuan sembako atau bantuan pangan non tunai (BPNT) yang diberikan secara cash (uang tunai) menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat. Warga Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi mengaku mendapatkan pemotongan bansos sebesar Rp50 ribu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, curhatan warga itu disampaikan melalui media sosial Facebook. Salah seorang pengguna Facebook dengan akun Hikayat Benzema mengaku mendapatkan bantuan sosial sebesar Rp400 ribu, namun dipotong Rp50 ribu.
"Istri di bumi kengeng acis di desa 400 saurna, di desa abdimah di desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, dipotong 50 K saurna kunu megang ATM na, sisa 350 cenah kin bade dipasihkeun ka RT duka sabaraha, kange ongkos nyanakna saurna teh. Panginten bersihna angap we 300 K. Upami jelas potongan namah wios, abimah iklas, sing saratus oge, misal kange anu teu kabagian, kin dibagiken ku RT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supaya teu milaraan. Punten bade tumaros....Dupi di daerah palawargi sami teu dipotong kitu ???," tulisnya.
"Istri di rumah dapat uang di desa Rp400 ribu katanya, di desa saya, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas dipotong Rp50 ribu katanya sama orang yang pemegang ATM-nya. Sisa Rp350 ribu, katanya nanti mau diberikan ke RT tidak tahu berapa, buat ongkos ngambilan katanya. Kayanya, bersihnya anggap saja Rp300 ribu. Kalau jelas potongannya, tidak apa-apa. Saya ikhlas, meski Rp100 ribu juga, misal buat yang tidak kebagian, nanti dibagikan ke RT. Supaya tidak menjadi bahan gunjingan orang. Maaf mau tanya kalau di daerah warga lainnya, sama tidak di potong gitu," isi curhatan Hikayat setelah disesuaikan.
Kapolsek Cireunghas, Polres Sukabumi Kota, lpda Hendrayana menindaklanjuti adanya kasus dugaan pemotongan bansos bagi penerima manfaat tersebut. Dia menuturkan telah melakukan pemanggilan kepada para pendamping desa.
"Kita sudah panggil barusan para pendamping desa ke kantor Mapolsek Cireunghas, untuk dimintai keterangan soal ramainya adanya dugaan kasus pemotongan Bansos di Desa Tegalpanjang," kata Hendrayana kepada detikJabar, Senin (4/9/2023).
Dia mengatakan polisi akan menelusuri terlebih dahulu kebenaran informasi yang tersebar di media sosial. Terlebih kasus tersebut sudah viral dan menjadi perbincangan masyarakat Sukabumi di dunia maya.
"Terkait postingan di medsos itu, apakah benar adanya pemotongan atau tidak. Hingga saat ini kita masih lakukan penyelidikan. Anggota kita juga masih di lapangan, untuk mencari kebenaran informasinya. Selain itu, kita juga akan koordinasi dengan koordinator Kecamatan Cireunghas," ujarnya.
Lebih lanjut, Hendra menerangkan khusus di wilayah Desa Tegalpanjang ada sekitar 114 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Namun, demikian saat ini ia juga belum mengetahui kasus dugaan pemotongan Bansos ini, berasal dari program BPNT atau program bantuan lainnya.
"Kalau kita kan masih samar postingan di medsos itu, apakah PKH atau BPNT. Karena PKH dan BPNT nilainya hampir sama sesuai yang diposting sebesar Rp400 ribu. Mereka menyampaikan bahwa ada potongan sebesar Rp50 ribu," tambahnya.
Meski demikian, ia mengimbau kepada seluruh warga sebagai penerima manfaat agar tidak menitipkan kartu kesejahteraan sosial miliknya kepada orang lain. Begitu pun saat menerima bansos karena dikhawatirkan dapat disalahgunakan.
"Iya, atau saat pengambilan bantuannya langsung oleh si penerima manfaatnya sebagai pemegang rekening tersebut, jadi jangan menyuruh orang lain," katanya.
Apabila terbukti ada pemotongan bansos, maka pihaknya tidak akan segan-segan akan melakukan penegakan hukum.
"Kita koordinasi dengan Polres Sukabumi Kota sebagai pembina fungsi kita karena untuk tindak pidana tersebut, selain penggelapan kan ditangani oleh Polres (apabila masuk ranah korupsi). Kalau memang nanti hasil penyelidikan ada upaya ke situ, pasti akan kita lakukan upaya penegakan hukum," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Kasi PMD) Kecamatan Cireunghas, Usep mengatakan pihak kecamatan belum mengetahui secara pasti terkait adanya dugaan pemotongan Bansos di Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas tersebut.
"Ya baru tahu, ini kan baru sepihak, mungkin nanti saya akan koordinasi dengan pemerintah desa dan para pendamping sosial. Terus terkait BPNT itu, mungkin untuk lebih jauhnya, saya monitor langsung ke lapangan," kata Usep.
"Jadi saya secara tidak langsung akan koordinasi dengan pemerintah desa. Iya, mudah-mudahan ini dari awal sampai akhir, jangan sampai ada kegiatan di luar itu. Terutama ada oknum yang mengatasnamakan pemdes," sambungnya.
(sud/sud)