Jadi Korban TPPO, Wanita Sukabumi Disekap di Pangkalpinang

Jadi Korban TPPO, Wanita Sukabumi Disekap di Pangkalpinang

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 26 Agu 2023 12:14 WIB
a woman sitting on ground with arm around lower head, sexual violence , sexual abuse, human trafficking concept with shadow edge in white tone
Ilustrasi penyekapan (Foto: Getty Images/iStockphoto/Favor_of_God).
Sukabumi -

SM (23), perempuan asal Kecamatan/Kabupaten Sukabumi mengaku disekap di sebuah rumah di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Dihubungi detikJabar, SM mengaku, sudah berada di lokasi tersebut sejak 18 Agustus 2023. Awalnya ia bekerja di Bali, hingga kemudian ditawari bekerja di Bangka Belitung dengan iming-iming gaji yang lebih besar.

"Awalnya saya memang sedang di Bali, cari kerjaan di Bali. Saat itu bekerja di Bali, tiba-tiba ditawari untuk bekerja ke sini. Katanya untuk akomodasi dan segala macam ditanggung, katanya gajinya juga lebih besar," kata SM melalui sambungan telepon dengan detikJabar, Sabtu (26/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SM juga menceritakan, setibanya di Bangka bekerja di sebuah kafe sekaligus tempat hiburan. Namun karena sedang datang bulan, SM tidak langsung dipekerjakan. Oleh pihak kafe bahkan SM disuntik obat untuk menghentikan pendarahan.

"Posisi saya saat itu sedang datang bulan jadi tidak kerja. Karena posisi aku pendarahan haid yang nggak selesai-selesai, makanya saya dikasih obat suntik ternyata itu obat untuk memberhentikan haid. Setelah itu juga saya dipaksa minum alkohol sampai mabuk," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sekitar 4 hari di lokasi itu, SM kemudian mencoba kabur menggunakan ojek online. Saat penjaga lokasi itu lengah, ia kemudian melarikan diri dan mencari penginapan. Naas, pemilik kafe menemukan jejaknya.

"Owner kafe menemukan saya dan membawa paksa kembali ke kafe. Mereka bilang, saya boleh pulang asalkan saya bayar utang saya. Saya bingung, padahal merasa tidak berutang ternyata semua akomodasi pun dijadikan utang oleh mereka dengan total kurang lebih Rp 5 juta," ungkap SM.

"Saat saya sanggupin ternyata mereka berubah pikiran, saat itu ada laki-laki yang memukul saya kemudian muncul lagi perempuan menjabak rambut saya. Anehnya saat itu situasi ramai tapi tidak ada yang menolong," tuturnya.

Singkat cerita SM akhirnya kembali ke kafe, alih-alih dipekerjakan ia malah dipindahkan ke kafe lain. Ancaman juga kerap diarahkan ke SM, selama dalam massa penyekapan.

"Saya selalu diancam katanya mau dibakar hidup-hidup oleh owner kalau berontak lagi. Saya sudah jelaskan mau bayar utang namun malah dipindah ke kafe lain. Nominal yang harus dibayar juga jadi Rp 7 juta," tuturnya.

Sementara itu, F tunangan SM mengaku, tengah mengantar keluarga untuk membuat laporan ke Polres Sukabumi Kota. SM sendiri posisinya saat ini sudah dijemput oleh anggota kepolisian di Pangkalpinang.

"Ia saya sudah dapat informasi SM sudah dijemput petugas kepolisian di Pangkalpinang, sedang dalam perjalanan ke Polres setempat. Saya dan keluarga SM sedang membuat laporan di Polres Sukabumi Kota," kata F.

(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads