Teror Pria Posesif Nekat Tusuk Pujaan Hati di Ruang Kelas

Jabar Sepekan

Teror Pria Posesif Nekat Tusuk Pujaan Hati di Ruang Kelas

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 13 Agu 2023 20:00 WIB
Ilustrasi kejahatan dengan pisau
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/coldsnowstorm)
Kuningan -

Suasana SMAN 1 Mandirancan, Kuningan tiba-tiba berubah mencekam di pagi hari. Para pelajar yang sudah bersiap menimba ilmu di sekolah, saat itu malah dikagetkan dengan aksi penusukan terhadap seorang siswi bernama Meta Dwi Puji Lestari (17).

Semuanya bermula saat Meta tiba di sekolah sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah diantar ayahnya, Meta kemudian bergegas hendak masuk ke ruang kelas karena ada tugas pelajaran yang mesti dikerjakan.

Tapi sebelum beranjak, pandangan Meta terganggu dengan kehadiran seorang pria berinsial R (22). Pria yang belakangan diketahui mengejar cintanya Meta, namun selalu mendapat penolakan. Meta kemudian mengabari ayahnya mengenai kehadiran pria tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun seolah tak menaruh kecurigaan, sang ayah mengabaikan hal itu. Toh di sekolah ada sekuriti hingga guru yang tentunya bisa melindungi Meta dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Tapi rupanya, kekhawatiran Meta akhirnya menjadi petaka. Gadis malang ini ditusuk pria tersebut menggunakan pisau lipat sebanyak tiga kali hingga membuatnya mengalami luka serius di bagian lengan dan bahu tangannya.

ADVERTISEMENT

R sempat leluasa kabur usai menusuk pujaan hatinya. Namun setelah polisi turun tangan, dia akhirnya bisa diamankan usai melakukan penusukan.

Sabtu (12/8) siang, R akhirnya diperiksa penyidik Unit PPA Sat Reskrim Polres Kuningan. Di hadapan penyidik, R mengakui perbuatan sadisnya. Dia beralasan aksi nekatnya itu dipicu karena rasa sakit hati. Sebab dia mengklaim sudah diputuskan oleh siswi tersebut.

"Udah pacaran tujuh bulan. Saya diputusin sama dia. Waktu nusuk itu pakai pisau lipat," kata R kepada penyidik.

Awalnya, R mengaku berkenalan dengan Meta lewat media sosial Instagram. Selama beberapa waktu, dia sering menghubungi pelajar perempuan itu. Namun baru-baru ini, dia mengaku sudah diputuskan oleh siswi tersebut. Karenanya dia tidak terima dan mencoba agar hubungannya kembali berlanjut.

Saat disinggung soal ancaman dan teror yang ditebarnya, R enggan menjawab. Tapi dia tetap mengaku melakukan hal itu karena ingin siswi SMA Mandirancan tersebut tidak memblokir kontaknya. "Cuman pengen chatingan lagi. Kontak saya diblokir sama dia," ujar R.

Sebelum melancarkan aksinya, R terlebih dahulu datang pagi-pagi buta dan telah bersiap di sekitar sekolah. Usai memastikan bahwa targetnya sudah ada di kelas, R kemudian masuk.

Mirisnya, R dapat dengan leluasa masuk ke lembaga pendidikan itu. Padahal pihak keluarga korban telah melaporkan kalau R selama ini sering meneror korban. Sehingga keluarga siswi tersebut meminta pihak sekolah agar menjamin keselamatan anaknya.

"Saya masuk waktu satpamnya sibuk beresin dan markirin motor. Masuk ke kelas terus langsung nusuk," imbuh R.

Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP Anggi Eko Prasetyo menjelaskan, pihaknya menerima laporan ini pada pukul 08.00 WIB, Kamis lalu. Usai mendapatkan laporan, petugas langsung dikerahkan untuk menangkap pelaku.

"Pelaku melakukan penusukan di bagian lengan kanan, menggunakan pisau lipat, setelah melakukan penusukan, pelaku melarikan diri. Korban mendapatkan tiga kali tusukan, yang pertama mengalami luka sayat, kedua lecet, yang ketiga tidak kena," kata Anggi.

Sedangkan untuk kondisi korban, Aggi memastikan korban sedang mendapatkan perawatan di rumahnya. Namun sisi psikologisnya agak terganggu usai insiden tersebut. "Korban berangsur pulih. Tapi dia juga mengalami trauma sehingga harus mendapatkan penanganan lebih lanjut," tuturnya.

Ibunda korban, Een, mengatakan hampir dua bulan lamanya Meta harus hidup dengan dihantui rasa takut. Usai menolak cinta dari R, Meta memblokir semua kontak ponsel maupun hubungan pertemanan sosial media dengan pelaku.

Tapi ironisnya, R selalu menebar teror dan ancaman. Tak hanya Meta, namun juga mengarah kepada teman dan keluarganya. Pelaku terus berupaya agar Meta mau membuka blokir. Puncaknya, R nekat menusuk Meta di lingkungan SMA Mandirancan.

Kondisi mental Meta cukup terpukul usai insiden tersebut. Padahal sebentar lagi anaknya bakal menghadapi ujian sekolah.

"Anak saya pendiam orangnya. Lagi fokus belajar buat bisa dapat beasiswa. Karena dia ingin kuliah tanpa merepotkan orang tuanya. Sekarang kalau sudah gini gimana? Jadi mengganggu proses belajar dia," kata Een.

"Ya udah tau itu si R, orang Mandirancan. Ngontrak di Radobawailir. Tadinya enggak tahu dia dari mana. Saya enggak apal. Kurang apal dia juga. Ngakunya kerja Jakarta. Kondisi Meta masih nyeri, pusing dan badanya pada sakit. Lemes. Yang kena lengan kanan. Tiga kali ditusuk, enggak tahu pakai apaan. Enggak melihat. Parah, darahnya banyak," imbuh Een.

Usai kejadian, Een sudah tahu kalau pelaku langsung diringkus oleh aparat kepolisian. Namun demikian, Een berharap agar R dihukum seberat-beratnya karena perbuatan nekatnya. "Kalau bisa mah jangan berkeliaran lagi, soalnya takut. Satu rumah ini diancam. Udah mau dibakar. Kenal gitu aja, pendekatan aja. Pelaku juga sempat ngancam teman-temannya. Suruh buka blokiran," harap Een.

Kakak ipar korban, Enda, juga meminta agar tersangka dapat dihukum seberat-beratnya. Akibat kejadian itu, Meta tak hanya mengalami luka fisik yang disebabkan benda tajam, kondisi korban saat ini tengah mengalami trauma berat.

"Kondisi adik saya masih sakit bekas tusukan. Masih demam dan sedikit syok juga," katanya.




(ral/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads