Kasus teror berandalan bermotor di Sukabumi perlahan mulai terungkap. Satu orang pelaku berhasil ditangkap polisi.
Pelaku tersebut terlibat langsung dalam kekacauan yang terjadi di Kampung Nambo, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi pada Minggu (9/7) malam lalu.
"Personel Polsek Cisolok bersama Tim Resmob Satreskrim Polres Sukabumi telah menangkap anggota geng motor yang diduga rekan dari pelaku pengancaman dengan menggunakan senjata api terhadap warga Kampung Nambo, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi," kata Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede, Selasa (11/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku ditangkap tak lama usai membuat onar di kampung tersebut. Polisi meringkus pelaku yang bersembunyi di tempat pelelangan ikan.
"Usai mengancam warga sekitar pukul 18.30 WIB, polisi langsung menyelidiki dan menangkap 1 orang pelaku di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pajagan Kecamatan Cisolok pada hari itu juga tidak lama setelah kejadian sekitar pukul 23.30 WIB," kata Maruly.
Polisi kemudian menginterogasi pelaku. Hasilnya identitas pelaku lainnya sudah dikantongi polisi dan kini dilakukan pengejaran.
"Kami melakukan interogasi kepada 1 orang tersebut dan telah mengantongi identitas pelaku lainnya, saat ini Tim Resmob Sat Reskrim Polres Sukabumi sedang berupaya melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya," pungkas Maruly.
Diketahui, gerombolan bermotor mengacau di Kampung Alfurqon, Desa/Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Kabarnya para pelaku diduga membawa pistol dan sempat menodong warga.
Sigit (21), warga setempat mengaku kaget saat tiba-tiba ada 5 motor datang dan langsung menggeber-geber knalpot di Jalan Raya Cisolok - Banten saat itu pukul 18.15 WIB. Melihat itu, Sigit kemudian berlari ke dalam gang kontrakannya.
"Sedang menunggu angkot, tiba-tiba datang 5 motor boncengan. Mereka sempat menggeber motor, lalu saya lari ke arah gang kontrakan," kata Sigit, salah seorang warga kepada detikJabar.
Sigit bergegas masuk ke dalam rumahnya. Saat itu Nining ibu dari Sigit kemudian menanyai pelaku yang berdiri di depan rumahnya. "Ada dua orang yang nyusul ke rumah, sementara teman-temannya menunggu di depan gang. Saya masuk ke dalam, ibu saya yang menanyai mereka," ujar Sigit.
"Mereka sempat nodong ibu saya pakai pistol, mereka nenteng itu begitu masuk ke gang. Saya di dalam, ibu yang meminta mereka pergi. Anehnya mereka mengenali saya," tambah Sigit.
(sya/dir)