Media sosial Sukabumi dihebohkan dengan aksi dugaan pencurian celana dalam wanita. Korban rata-rata merupakan mama muda dan perempuan remaja.
Peristiwa itu terjadi di Kampung Tespong, Rt 05/01, Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi. Warga mengeluhkan maraknya pencurian celana dalam perempuan.
Dilihat detikJabar, Selasa (4/7/2023), postingan itu diunggah oleh akun Facebook bernama Oki Olvi. Curhatannya itu disukai 230 orang dan dikomentari hingga 157 akun. Beberapa kali akun media sosial juga membagikan kembali postingan Oki Olvi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam unggahannya, Oki Olvi menceritakan, istri dan para tetangganya kerap kehilangan pakaian dalam. Bahkan terduga pelaku juga kedapatan mengintip saat wanita sedang mandi.
"Bade nyarita kejadian pakta. Di lembur abdi di daerah Kampung Tespong Kecamatan Baros, makin parah anu madog cangcut jeng purah noongan pamajikan batur jeng wayah kieu deuih. CCTV abdi ge tika ilangna (mau cerita kejadian fakta. Di tempat saya tinggal daerah Kampung Tespong Kecamatan Baros makin parah yang mencuri cangcut dan suka mengintip istri orang. CCTV saya juga sampai hilang)," tulis Oki.
"Tadina rek mancing manehna. Eh pek teh d cokot we geningan da bisi kanyahoan. Sareng cangcut ge tos seep salosin mah anu istri abdi, bade ngalaporkeun teu aya bukti videona nyaeta (tadinya mau mancing dia. Eh diambil juga takut ketahuan. Dan lagi celana dalam sudah habis satu lusin punya istri saya. Mau lapor tapi tidak ada bukti videonya)," sambungnya.
Oki mengatakan, terduga merupakan tetangga di kampungnya. Warga mengaku resah memiliki tetangga seperti itu.
"Jadi resah ari gaduh tatanggi kitumah. Hatur nuhun tos ngadangukeun carita abdi (jadi resah kalau punya tetangga seperti itu. Terima kasih sudah mendengarkan cerita saya)," tulis Oki mengakhiri postingannya.
Dikonfirmasi, Oki Olvi membenarkan ada peristiwa dugaan pencurian pakaian dalam wanita di kampungnya. Postingan itu ia buat karena tak mendapat penanganan serius dari RT dan RW setempat.
"Iya betul itu kejadiannya. Jadi kalau diceritakan seluruh (warga) Tespong sudah tahu. Tanggapannya gitu RT juga. Korbannya sudah banyak, kasian kan istri kalau saya masuk kerja malam suka khawatir," kata Oki saat ditemui detikJabar di kediamannya.
Kronologi Pencurian
Oki mengatakan, kasus dugaan pencurian itu marak terjadi dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Perilaku pelaku ini, kata dia, diturunkan dari ayahnya yang juga sempat meresahkan warga dengan tindakan serupa.
"Jadi kalau mau diceritakan, seluruh (kampung) Tespong sudah tahu. Kalau sebelumnya bapaknya juga sudah terkenal dari saya kecil juga dia sudah kaya gitu, sekarang diteruskan sama anaknya (saat ini terduga pria pra lansia). Sekarang bapaknya sudah nggak, jadi turun ke anaknya," kata Oki.
Lebih lanjut, warga sempat memergoki saat terduga pelaku mengintip istri orang lain saat sedang mandi. Namun ia berdalih dan menyangkal telah melakukan tindakan itu.
"Tetangga juga kemarin diajakan gelut (diajak berantem), nyaeta pamajikan jeung salakina teh saruana (istri dan suami pelaku sama saja). Ngomongnya katanya lagi berantem sama istrinya makanya nyumput di belakang rumah tetangga. Kan nggak logis subuh-subuh," ujarnya.
Baca juga: Babak Akhir Kasus Preman Samson Vs Warga |
Kejadian lain juga menimpa istri Oki. Istrinya sengaja membeli CD baru dan dicuci. Selang beberapa jam kemudian, CD barunya itu hilang.
"Banyak kejadian. Curi barang lain (selain pakaian dalam) nggak. Nggak tahu buat apa, pernah sebulan ke belakang istri saya bilang gini 'Yah, Ibu meuli cangcut tilu di online, leungit moal (Yah, Ibu beli CD tiga di online, hilang nggak). Disimpan di jemuran leungit dua can dipake keur diseuseuh (hilang dua belum dipakai, lagi dicuci). Geus beak sabaraha lusin mah (Sudah habis berapa lusin itu) hilang punya istri sama perempuan muda-muda, yang orang tua mah nggak dicuri," ungkapnya.
Atas kondisi tersebut, ia pun inisiatif untuk memasang CCTV di depan rumahnya guna mengumpulkan barang bukti. Sayangnya, CCTV itu pun digondol maling.
Warga pun ramai-ramai melaporkan ke RT dan RW. Namun tak ada tanggapan hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk menceritakan kondisi kampung itu ke media sosial.
Pihaknya berharap, ada tindakan tegas dari aparat terkait termasuk dari aparat kepolisian. "Ya resah lah warga. Saya nggak tenang kalau pergi kerja malam dan di rumah hanya istri dan anak. Keinginannya diamankan," tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Baros Resor Sukabumi Lota Kompol Heri Hermawan mengatakan, kasus itu masih diselidiki. Hingga saat ini, ia belum menerima laporan terkait adanya dugaan pencurian pakaian dalam wanita di wilayahnya.
"Sampai saat ini belum ada masyarakat yang lapor. Lagi dicari informasi ke warga sama anggota Bhabinkamtibmas. Mudah-mudahan ada titik terang, kalau memang ketemu nanti kita klarifikasi ajak RT-RWnya. (Penanganannya) dibina, atau di PPA dia dibawa ke rumah sakit," kata Heri.
Pandangan Psikolog
Dikdik Hardy, tenaga ahli psikologi pada Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Sukabumi mengatakan, pelaku dapat terindikasi kelainan seksual. Terlebih, tindakan pria itu menurun dari orang tuanya.
"Sekarang kalau misal ceritanya itu (diturunkan) dari ayahnya, maka sebetulnya konsepnya itu proses tiruan. Tapi itu juga ada kaitannya dengan sensasi seksual. Misal ada laki-laki yang berfantasi seksual dengan menggunakan pakaian dalam wanita, sebetulnya sensasi itu dirasakan ketika dia menggunakan seolah-olah dia menyentuh organ wanitanya," kata Dikdik kepada detikJabar, Selasa (4/7/2023).
Dia mengatakan, perilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai parafilia dan fetish. Parafilia adalah aktivitas seksual yang tidak pada umumnya, atau mengalami penyimpangan seksual.
"Kategori umumnya fetish apalagi ditambah perilaku mengintip orang mandi jadi sensasinya tambah besar (tapi) bisa juga (parafilia) memang itu sebetulnya kelainan tapi bisa juga berkaitan dengan fantasi sekaual. Biasanya itu dikatakan menyimpang apabila, misalnya gitu mencuri punya orang yang dijemur," ujarnya.
Menurutnya perilaku itu dapat dihilangkan asal si pelaku menyadari perbuatannya salah dan ingin melakukan perubahan. Apabila tidak, maka perbuatannya dapat lebih parah dari sebelumnya.
"Yang jadi masalah dia mau nggak merubah perilakunya, atau menganggap itu sesuatu yang salah. Tapi kalau dia menganggap itu bukan masalah, nanti derajatnya tambah lama tambah berkembang. Sebetulnya kalau di psikologi itu nggak ada penyimpangan yang disesabkan genetik, yang ada proses pembelajaran," terangnya.
"Mungkin bagi keluarga itu aib, padahal penangan seperti ini pasti ada kode etik menjaga kerahasiaan. Semakin besar dorongan menutupi aib, sebetulnya akan semakin sulit untuk diperbaiki," tutupnya.
Simak Video "Video Spesialis Pencuri Bebek di Sukabumi Dibekuk, Ini Modusnya"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)