Usut Penyebab Kematian, Kuburan Bocah SD Sukabumi Akan Dibongkar

Usut Penyebab Kematian, Kuburan Bocah SD Sukabumi Akan Dibongkar

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 30 Mei 2023 20:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom)
Sukabumi -

Polisi akan membongkar atau ekshumasi makam MH (9) bocah kelas 2 SD yang meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit. Hal itu dilakukan setelah keluarga mengendus adanya dugaan penganiayaan yang menimpa korban oleh teman sekolahnya.

"Kita insyaallah besok (Rabu) akan melaksanakan ekshumasi untuk memastikan penyebab kematiannya," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo saat ditemui detikJabar di Mapolsek Kebonpedes, Selasa (30/5/2023).

Dia mengatakan, rencana pembongkaran makam MH sudah disetujui oleh pihak keluarga. Kepolisian akan melibatkan dokter forensik dari RSUD Syamsudin SH. Diperkirakan, ekshumasi akan dilakukan di TPU korban yaitu di wilayah Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di pemakaman, pokoknya nanti kita koordinasi enaknya di mana. Intinya besok kalau tidak ada halang melintang kita akan melaksanakan ekshumasi," ujarnya.

Ari mengatakan, pihaknya akan sangat berhati-hati untuk mengusut dugaan tindak pidana yang melibatkan anak. Sejauh ini, ia telah memeriksa sebanyak 20 orang saksi untuk menyingkap misteri kematian MH.

ADVERTISEMENT

"Kasus anak-anak kita harus hati-hati, kita sudah memeriksa 20 saksi dari pihak puskesmas, rumah sakit kemudian dari pihak guru, teman-temannya. Bahkan kita sudah melibatkan daripada psikolog anak untuk mendampingi apakah keterangan yang disampaikan itu benar atau tidak," jelasnya.

Sekedar informasi, seorang siswa kelas 2 SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi diduga menjadi korban penganiayaan. Kecurigaan keluarga itu diungkapkan pada Sabtu (20/5) lalu saat MH meninggal dunia. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, MH menuturkan kepada dokter yang merawatnya jika ia dianiaya oleh teman sekolah.

"Kita nggak nyangka itu penganiayaan. Pas saya bawa ke rumah sakit, anak itu nggak ngaku, mungkin diancam saya kurang paham. Setelah dokter nanya sampai empat kali baru dia ngaku, dipukulin," kata HY (52) selaku kakek korban.

"Kalau untuk keluarga yang penting gini aja, minta dituntaskan pelaku siapa yang sebenarnya dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," sambungnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads