Narapidana di Lapas Narkotika Kelas IIA Jelekong, Kabupaten Bandung mempersiapkan diri guna menghadapi dunia di luar penjara. Mereka melakoni ragam aktivitas yang nantinya bisa menjadi modal setelah bebas.
Aktivitas itu dijalani sejumlah napi di Lapas Jelekong saat mengikuti program pembinaan. Mereka mengasah skill dari mulai ilmu pengetahuan hingga wirausaha.
"Pembinaan kemandirian mencakup program pendidikan keterampilan dan bimbingan kerja," ujar Kalapas Jelekong Gumilar Budirahayu, kepada awak media, Rabu (3/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Lapas mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh para napi. Sehingga kemampuan merekalah nantinya yang bisa digunakan saat membuka lembaran baru ketika bebas dari penjara.
"Narapidana dikembangkan akan potensi, bakat dan minat yang dimiliki. Pengembangan ini ditujukan agar warga binaan memiliki skill dan pengetahuan dalam pengembangan diri dalam berwirausaha," katanya.
Gumilar mengungkapkan beberapa bidang banyak diminati para narapidana. Mulai dari agrobinsis, jasa hingga manufaktur.
"Seperti Konveksi, Sablon, Pangkas Rambut, Laundry, Pertanian, Perikanan, Pengelasan, Pengolahan sampah, Handycraft hingga pertukangan," jelasnya.
Dia menjelaskan pembinaan tersebut dikerjasamakan dengan berbagai dinas hingga lembaga terkait. Di antaranya, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
"Melalui pembinaan dan pelatihan tersebut setiap warga binaan mempunyai keahlian atau kecakapan teknis yang berguna bagi dirinya dan dapat menjadi bekal hidupnya setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bandung," ungkapnya.
Gumilar berharap para narapidana bisa terus fokus dalam menjalani pelatihan tersebut. Hal ini guna membuat narapidana menjadi mandiri.
"Kami ingin warga binaan selalu tekun dalam mengikuti setiap bidang pelatihan. Sehingga cita luhur pemasyarakatan maju dapat terwujud secara dapat dirasakan seluruh masyarakat," pungkasnya.
(dir/dir)