Efek Minuman Racikan Dukun Tohari Bikin Paryanto Seperti Orang Gila

Efek Minuman Racikan Dukun Tohari Bikin Paryanto Seperti Orang Gila

Siti Fatimah - detikJabar
Rabu, 05 Apr 2023 09:30 WIB
Makam Paryanto, korban pembunuhan dukun pengganda uang.
Makam Paryanto, korban pembunuhan dukun pengganda uang. (Foto: Syahdan Alamsyah)
Sukabumi -

Paryanto (53) warga Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tewas di Banjarnegara, Jawa Tengah usai menenggak air kemasan yang tercampur dengan obat tidur dan apotas. Saat itu, Paryanto meminum cairan atas suruhan Slamet Tohari alias Mbah Slamet dengan dalih ritual penggandaan uang.

Diketahui, Paryanto merupakan salah satu dari 12 korban Tohadi. Dia tewas akibat kehabisan nafas setelah dikuburkan di ladang milik Tohari.

Efek dari minuman racikan dukun Tohari ternyata sempat diungkapkan korban melalui pesan suara kepada anaknya. Saat itu, pesan suara diterima pada Kamis (23/3) dini hari sekitar pukul 00:45 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paryanto mengatakan, cairan yang diminumnya memberikan efek memabukkan. Selain itu, dia juga merasa seperti orang gila. Suara parau Paryanto juga terdengar hingga nada bicaranya nyaris seperti berbisik.

"Minum p*****, tidur lagi-tidur lagi sambil nunggu, kepala ayah langsung tidur di bawah, ini saja ayah kaya mabok, ngomong sendiri kaya orang gila," kata Paryanto dalam rekaman suara yang diterima detikJabar, Rabu (5/4/2023).

ADVERTISEMENT

Selain menceritakan efek minuman racun tersebut, Paryanto juga sempat membagikan lokasi rumah tersangka. Nampaknya, korban sudah merasakan jika nyawanya terancam hingga berusaha untuk memberikan kabar pada keluarganya di Sukabumi.

"Takut ayah mati ini sharelock Pak Slamet. Misal ayah nggak ada kabar sampai hari Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat ya," ujarnya dalam pesan teks tersebut.

Kemudian, Paryanto mengakhiri pesan pada anaknya dengan mendoakan agar selamat. "Ya sudah ya. Moga-moga selamat sampai tujuan dan sukses. Amin," ucapnya.

GE (15) selaku anak korban menuturkan, ia terakhir kali bertemu dengan ayahnya pada Januari 2023 lalu. Setelah menerima pesan suara itu, ia menaruh kecurigaan jika ayahnya dalam kondisi terancam.

"(Tahu dari mana terancam?) karena dari suaranya, dari vn (voice note) itu. Terus bilangnya, kalau ayah nggak ada kabar sampai hari Minggu, kalau belum pulang sampai hari Minggu bawa aparat ke sini, dari situ langsung berangkat ke lokasi," kata GE.

Sebelumnya diberitakan, Slamet Tohari alias Mbah Slamet, warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara ditangkap polisi atas dugaan pembunuhan berencana. Aksi kejam yang dilakukan Mbah Slamet tersebut terbongkar setelah anak dari sosok korban berinisial PO (53) melapor ke polisi pada 27 Maret lalu, lantaran sang ayah tidak kunjung pulang dan tak bisa dihubungi sejak 24 Maret lalu.

Selama proses penyidikan berlangsung, terungkap jika korban Mbah Slamet berjumlah hingga belasan orang. Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy menyebut korban pembunuhan Mbah Slamet kini menjadi 12 orang. Saat ini polisi masih mengidentifikasi para korban.

"Total korban sampai dengan hari ini berjumlah 12 dan masih diidentifikasi," ujar Iqbal, Selasa (4/4/2023).




(dir/dir)


Hide Ads