Kematian wanita inisial E (42) asal Desa Cijengkol, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi masih menyisakan misteri. Keluarga melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian karena menemukan kejanggalan terkait kondisi jasad korban.
Teka-teki kemudian muncul dibalik peristiwa tersebut. Dengan siapa korban pergi hingga satu malam dan keesokan harinya ditemukan tidak bernyawa dalam keadaan duduk di sebuah kursi panjang yang hanya berjarak 300 meter dari rumah anak dan menantunya di Kecamatan Cicurug.
"Ada yang melihat mamah mertua saya dijemput pria pakai motor Supra mengenakan jaket dan helm berwarna merah. Hubungan pria itu dengan almarhum teman. Anak-anak di Kecamatan Caringin sudah tahu yang bersangkutan sering jemput ke sana," kata Sandika alias Dika (27) menantu korban kepada detikJabar, Rabu (15/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dika mengaku sempat melihat pria itu sudah berada di Polsek Cicurug, saat ia memproses laporan kepolisian. Namun ia enggan berspekulasi terkait peran pria itu dibalik kematian almarhum mertuanya.
"Kami sudah serahkan prosesnya ke pihak kepolisian, kami tinggal menunggu hasilnya nanti," imbuh dia.
Sosok pria berjaket merah itu juga dilihat Sumitra (43), warga Desa Cijengkol yang juga masih berstatus kerabat korban. Pada Kamis (9/3) Sumitra mengaku melihat korban ditunggu oleh pria berjaket merah menggunakan motor, pria itu menunggu dekat pohon Pala.
"Awalnya habis nganterin penumpang terus lewat dekat rumahnya (kediaman E) ternyata ada satu motor di dekat pohon Pala deket rumahnya menunggu. Motornya warna merah hitam, terus jaketnya merah, helmnya hitam ada merahnya," aku Sumitra.
Saat itu Sumitra sempat melontarkan candaan ke E, karena selama ini E dikenal ramah dengan siapa saja. Saat itu E hanya melemparkan seutas senyuman tanpa menimpali candaan Sumitra.
"Saya fokusnya ke si E, karena saudara saya, terus saya candain mau kemana kamu kalau mau keluar ayok sama saya. Waktu itu sekitar jam 13.00 WIB kurang lebih, cuma dia gak nyaut cuma senyum di tutup kerudung langsung dia naik motor yang nunggu itu sementara saya pulang," ungkap Sumitra.
Sumitra hanya melihat setelan luar pria yang menjemput E, ia mengenakan helm tertutup rapat. Menurut penuturan warga pria itu memang kerap datang menjemput E. "Kalau kata saudara-saudara dekatnya dia ini teman dekat almarhum, namun anehnya ketika almarhum meninggal dia enggak ada, saat tahlilan juga enggak ada. Nah warga curiga ke situ," pungkasnya.
Keterangan Polisi
Kapolsek Cicurug, Kompol Parlan membenarkan soal kabar sosok pria yang terakhir bersama korban. Namun ia belum bisa memberikan keterangan lebih jauh karena masih menunggu hasil proses autopsi yang dilakukan.
"Untuk keterangan memang benar (soal yang jemput) namun semua masih penyelidikan, kita belum menentukan identitas, siapa yang berangkatnya dari mana dan sebagainya semua masih tahap penyelidikan. Nanti akan kami sampaikan pada saat kita sudah mendapatkan hasil daripada autopsi itu," tegas Parlan.
Terkait Autopsi yang dilakukan tim kedokteran forensik, Parlan mengatakan hal itu atas permintaan pihak keluarga kepada kepolisian.
"Kami dari jajaran Polres Sukabumi melaksanakan autopsi atas permintaan keluarga korban.Karena meninggalnya tidak diketahui oleh keluarga, tahu-tahu sudah di tempat deket rumahnya," jelas Parlan.
"Sudah beberapa saksi yang di periksa diantaranya keluarga korban, yang memandikan jenazah dan masih ada beberapa yang sekarang masih di periksa," pungkasnya menambahkan.
(sya/dir)