Biang Kerok Naiknya Kasus Kejahatan di Kota Bandung

Biang Kerok Naiknya Kasus Kejahatan di Kota Bandung

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 09 Mar 2023 20:30 WIB
Ilustrasi Begal
Ilustrasi kejahatan. (Foto: Ilustrasi oleh Mindra Purnomo/detikcom)
Bandung -

Sejumlah faktor memengaruhi peningkatan kejahatan di Kota Bandung pada 2022. Menurut kriminolog Universitas Padjadjaran (Unpad), Yesmil Anwar, faktor dominan terjadinya kejahatan di Bandung adalah frustrasi sosial dan ekonomi.

Yesmil mengatakan naik-turunnya kejahatan di kota besar adalah indikator terkait keadaan sosial ekonomi, sosial politik, budaya dan lainnya. Ia tak menampik secara umum dipengaruhi ekonomi.

"Ada juga teori yang menyebut faktor tunggal, tapi ada juga faktor jamak, ya berbagai faktor yang dan paling dominan. Bisa disebut karena ekonomi dan frustasi sosial," kata Yesmil kepada detikJabar, Kamis (9/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekadar diketahui, Pada 2022, jumlah kejadian kejahatan meningkat dibandingkan 2021. Pada 2022, jumlah kasus kejahatan mencapai 2.626 kasus. Sedangkan 2021 sebanyak 2.482 kasus.

Menurut data BPS Kota Bandung, dari 2.626 kasus itu, kasus paling banyak selama 2022 adalah penipuan, yakni 634 kasus. Kemudian disusul kasus penganiayaan, yakni 281 kasus. Kasus penggelapan, yakni 263 kasus. Dan, pencurian dengan pemaksaan atau perampokan, sebanyak 223.

ADVERTISEMENT

"Bisa terlihat, interpretasi naiknya kejahatan di Kota Bandung dan urutan kejahatannya. Kalau dilihat dari situ, motif ekonomi tinggi. Yang juga di tengah itu kan kekerasan," ucap Yesmil.

"Situasi ekonomi yang berat ini, maka bisa terjadi frustasi sosial. Ya pengangguran, kemudian konsumsi miras, dan lainya," jelasnya.

Yesmil mengatakan selain faktor ekonomi dan frustrasi sosial, faktor lainnya adalah lemahnya penegakan hukum. Ia mengatakan pencegahan tindak kejahatan harus dibarengi penegakan hukum yang kuat.

"Tapi, apakah semua orang kesulitan ekonomi melakukan kejahatan, kan tidak semua. Ada ke masjid dan lainya. Ya faktor ekonomi tidak serta-merta menjadi penjahat, dorongan ke arah situ bisa jadi banyak, karena kebutuhan mendesak, harus dicegah pada tingkat bawah, penyuluhan, stabilisasi harga hingga penegakan hukum dan lainnya," papar Yesmil.

Sebelumnya, Wali Kota Bandung Yana Mulyana menilai peningkatan kasus kejahatan tak hanya di Bandung. Ia menyebut beberapa daerah juga mengalami peningkatan kejahatan.

"Kelihatannya kalau kita lihat di media itu kan merata hampir di setiap daerah ya," kata Yana saat ditemui detikJabar di Balai Kota Bandung, Rabu (8/3/2023).

Yana mengaku terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mencegah aksi kejahatan. Ia juga menyoroti soal perilaku masyarakat agar tak mengundang pelaku kejahatan.

(sud/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads