Pesan Balas Dendam Beredar Usai Siswa SD Sukabumi Tewas Dibacok

Pesan Balas Dendam Beredar Usai Siswa SD Sukabumi Tewas Dibacok

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 07 Mar 2023 13:45 WIB
Tangkapan layar berisi pesan ancaman balas dendam
Tangkapan layar berisi pesan ancaman balas dendam (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Sebuah tangkapan layar pesan di media sosial tersebar di aplikasi perpesanan, isi pesan itu seputar adanya ancaman balas dendam pasca kematian Randi Maulana, pelajar kelas VI Sekolah Dasar (SD) Sirnagalih, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Narasi tangkapan layar itu, berisi pesan sebagai berikut

"Info ker budak desa cibodas mun aya nu nanya pas sakola atawa balik sakola ulah ngaku orang cibodas atau tugu,ngarang heula we orang mana, preman gunung butak rek balas dendam ka orang cibodas atau tugu, (info dari anak Cibodas, kalau ada yang nanya ketika sekolah atau pulang sekolah, jangan mengaku orang Cibodas atau Tugu. Mengarang saja orang mana. Preman Gunung Butak mau balas dendam ke orang Cibodas atau Tugu)," kutip detikJabar dari tangkapan layar tersebut, Selasa (7/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu apa kata dua Kepala Desa (Kades) terkait hal itu? Sekadar diketahui, informasi diperoleh detikJabar, sekolah yang diduga sebagai asal para pelaku pembacokan berada di Desa Cibodas, sementara korban berasal dari wilayah Desa Citepus.

Kades Citepus, Koswara membenarkan adanya narasi berisi ancaman-ancaman di media sosial yang saat ini ramai tersebar.

ADVERTISEMENT

"Kaitan dengan ada ancaman di media sosial yang begitu ramai kami tegaskan bahwa itu adalah isu hoax atau bohong, itu isu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Karena kami dari Citepus bersama kepala Desa Cibodas sudah berkoordinasi dan berkomitmen untuk saling menjaga keamanan dan ketertiban jadi hal itu (ancaman) merupakan hal yang tidak benar," kata Koswara kepada awak media.

"Sejauh ini tidak ada ancaman ancaman dari warga itu hanya kabar kabar dari orang yang tidak bertanggung jawab," sambungnya.

Terpisah, Kades Cibodas Junajah Jajah meminta semua pihak untuk menghadapi persoalan hukum yang melibatkan para Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) sudah ditangani kepolisian.

"Kami menanggapinya dengan kepala dingin bahwa itu memang ada oknum yang mempersulit dan mengendalikan hal tersebut. Karena kami sudah datang ke pihak keluarga bahwa pihak keluarga tidak ada apa-apa sudah mengikhlaskan dan kami sudah sepakat bahwa kami akan menjaga kondusifitas terutama ke anak didik kita kedepannya," ujar Junajah.

Junajah menegaskan hasil kunjungan ke keluarga korban, mereka sudah merelakan musibah yang menimpa korban.

"Jadi intinya santai saja bagi warga masyarakat, yang sekolah-sekolah seperti biasa, yang biasa-biasa yang penting pengawasan itu jangan percaya khusus pada sekolah, tetapi orang tua yang paling penting," ungkapnya.

"Karena sekarang medsos yang memang sangat membahayakan terutama anak didik kita ke depan. Bagi kami bahwa kejadian tersebut pelajaran yang sangat sangat paling terpukul kedepannya Bagi siapapun khususnya anak didik kita dimanapun harus jaga anak kita jangan sampai lengah seperti yang sudah sudah," tambahnya.

Mewakili warga Desa Cibodas, Junajah juga meminta maaf atas peristiwa yang menelan korban jiwa tersebut. "Kamipun juga sudah memohon maaf atas nama pemerintah daerah Desa Cibodas dengan kejadian itu sangat menyedihkan. Lalu soal ancaman itu hoax kalau masalah di WA Grup itu yang suka ada ancaman ancaman itu hoax," pungkasnya.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads