Imbas Pembegalan Driver, Komunitas Ojol Karawang Buka Suara

Imbas Pembegalan Driver, Komunitas Ojol Karawang Buka Suara

Irvan Maulana - detikJabar
Selasa, 28 Feb 2023 06:15 WIB
Ojol Karawang tetap antar makanan ke pelanggan meski jadi korban begal di jalanan
Ojol Karawang tetap antar makanan ke pelanggan meski jadi korban begal di jalanan. (Foto: Istimewa)
Karawang -

Imbas peristiwa pembegalan terhadap driver ojeg online (ojol) di Sasak Kloneng, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang pada Sabtu (25/2/2023) malam, dikeluhkan sejumlah pengusaha kuliner.

Ketua komunitas Go Grab Karawang Kosmoyogi menyampaikan prihatin atas terjadinya pembegalan yang menimpa driver ojol yang terjadi malam kemarin.

"Saya sih sangat prihatin dan sangat menyayangkan yah, dengan terjadinya begal di Karawang, artinya Karawang masih belum kondusif. Walupun sebenarnya datangnya musibah tidak ada yang tahu, tapi setidaknya mencegah itu lebih baik," ujar Kosmoyogi saat dihubungi detikJabar, Senin (27/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut, dengan adanya peristiwa itu, keamanan belum maksimal. "Artinya patroli selama ini belum bekerja dengan baik. Banyak warga yang masih khawatir jika untuk berpegian malam," katanya.

Tak hanya malam hari, siang pun sudah sepatutnya masyarakat berwaspada. Namun kata Kosmoyogi, menjaga kondusivitas merupaka peran penting dari aparat berwenang.

ADVERTISEMENT

Diketahui sebelumnya, seorang driver ojek online (ojol) jadi korban percobaan pembegalan di Jalan Sasak Kloneng, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, pada Sabtu (25/2/2023) malam.

Peristiwa itu diceritakan Siti Nur Saadah (24). Ia merupakan pemesan makanan yang diorder dari driver ojol tersebut. Kejadian bermula saat ia dan suaminya merasa janggal atas makanan yang dipesannya tak kunjung datang.

Berselang waktu beberapa jam hingga pukul 01.22 WIB, Nur dikagetkan dengan kedatangan driver ojol yang diantar pasangan suami istri. Nur juga menyaksikan kondisi driver yang membawa makanannya tak biasa, sebab terdapat banyak darah di bagian tubuhnya saat mengantar makanan yang dipesan Nur.

Selain kekhawatiran soal kemanan, Kosmoyogi yang juga mengakomodir beberapa pemilik UMKM kuliner, yang sudah bekerjasama dengan driver ojol sangat khawatir dengan kondisi percobaan pembegalan tersebut.

"Kami juga terhimpun dengan para pemilik UMKM kuliner, mayoritas dari mereka ini memang bekerjasama dengan driver ojol untuk pesan antar produknya. Dengan adanya kejadian ini bisa berimbas buruk kepada mereka (pemilik UMKM)," ujarnya.

Sebab, kata Kosmoyogi, banyaknya pesanan yang diterima para pemilik UMKM mayoritas pada sore dan malam hari, dimana waktu itu merupakan waktu istirahat sepulang bekerja.

"Sore hingga malam ini, masyarakat mulai pesan makanan via online. Saat itu juga cuan dan orderan yang dihasilkan para pelaku UMKM dan drivers cukup lumayan. Tapi bersamaan dengan itu bahaya juga mengancam," ucap dia.

Selain keluhan mengenai kemanan, Kosmoyogi juga mengeluhkan minimnya fasilitas penerangan jalan umum (PJU), di pusat kegiatan atau pusat mobilitas ekonomi.

"Mayoritas kejadian di tempat gelap, seperti yang diceritakan driver ojol kemarin. Itu (TKP) kan masih dekat kota, artinya jadi pusat mobilitas warga dan ekonomi. Kenapa nggak ada PJU di sana," keluhnya.

Kosmoyogi pun meminta pemerintah terkait mencukupi kebutuhan dasar fasilitas lalu lintas di wilayah atau pusat keramaian. "Karawang ini sudah menjadi urban, pusat kegiatan dan keramaian. Jangankan di pinggiran, di dekat kota saja masih gelap tanpa PJU. Ayo dong Pemda segera cukupi fasilitas dasar lalu lintasnya," pungkasnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Karawang Ipda Hera mengatakan, polisi mengaku belum bisa menindaklanjuti tindak kriminalitas tersebut. Sebab belum ada laporan resmi yang dilakukan pelapor.

"Kami belum mendapatkan laporan resmi, jadi belum ada apa-apa, hanya kemarin sudah mengecek dan mengimbau untuk membuat laporan," ujar Hera.

(iqk/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads