Halusinasi Takut Dibunuh, Satpam 'Habisi' 12 Orang di Cipali

Jabar X-Files

Halusinasi Takut Dibunuh, Satpam 'Habisi' 12 Orang di Cipali

Sudirman Wamad - detikJabar
Senin, 13 Feb 2023 10:26 WIB
Kecelakaan beruntun di Tol Cipali tewaskan 12 orang (Dok. Istimewa)
Kecelakaan beruntun di Tol Cipali tewaskan 12 orang (Dok. Istimewa)
Cirebon -

Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 150 Kabupaten Majalengka, Jabar, menyimpan kisah tragedi maut yang menewaskan belasan nyawa pada 2019. Tragedi yang bermula karena halusinasi sekuriti. Tabrakan beruntun terjadi di Cipali.

Kisah tentang Anshor, pemuda yang kala itu masih berusia 29 tahun menjadi tersangka atas tewasnya belasan nyawa di Cipali. Anshor menyerang sopir bus.

Akibatnya bus yang melaju ke arah Jateng itu oleng, berpindah ke jalur arah Jakarta, kemudian menabrak Innova. Usai menghantam Innova, bus kembali menghantam kendaraan lainnya yang melaju ke arah Jakarta yakni jenis Xpander dan mobil truk pengangkut ayam. Bus yang melaju ugal-ugalan itu berakhir di parit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat kejadian itu, tercatat 12 penumpang meninggal dunia. Enam di antaranya merupakan penumpang Xpander dan tiga lainnya penumpang Innova. Kemudian sopir dan dua penumpang bus juga tewas akibat kejadian itu. Selain itu, 45 penumpang lainnya mengalami luka-luka. 11 di antaranya luka berat.

Kecelakaan maut terjadi pada pukul 01.00 WIB. Tak sedikit penumpang yang kala itu tengah tertidur pulas. Anshor adalah orang yang harus bertanggung jawab atas tewasnya belasan nyawa.

ADVERTISEMENT

Kejadian itu menggemparkan masyarakat pada pertengahan 2019. Anshor kala itu berhalusinasi. Ia merasa sopir dan kernet melakukan pembicaraan yang mengarah pada penyerangan terhadap dirinya.

Lantas siapakah Anshor ini?

Anshor saat menyerang sopir bus dan mengakibatkan kecelakaan maut di KM 150 Tol Cipali masih tercatat sebagai sekuriti di Gandaria Tower, Jakarta. Ia warga Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.

Rusbandi, Ketua RW 2 Kelurahan Watubelah menceritakan tentang Anshor. Pelaku penyerangan itu rupanya tercatat sebagai warga yang tak menonjol, dalam artian tak ada riwayat kejadian negatif atau apapun.

Adik dari Anshor sempat datang ke kediaman Rusbandi. Menurut pengakuan keluarganya, Anshor tengah dirundung masalah di tempat kerjanya. "Ya ada teman kerja yang sudah lama di situ tak suka dengannya. Itu kata adiknya, begitu. Baru enam bulan di Jakarta," kata Rusbandi.

Anshor mengalami kecemasan hebat selama di Jakarta. Anshor dihantui perasaan penyerangan pembunuhan terhadap dirinya. "Dibayangi rasa takut ingin dibunuh. Sejak mau pulang ke Cirebon itu. Sebenarnya masalah kerjaan, kejiwaan normal," ujar Rusbandi.

Anshor menumpang Bus Safari Lux itu dari Bekasi. Ia hendak pulang ke Cirebon. Namun, saat bus melintas di Majalengka, ia berulah menyerang sopir bus dan merebut kemudi.

Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan Anshor menyerang sopir lantaran mendengar percakapan yang membahayakan nyawanya. Anshor beralibi bahwa sopir hendak menghabisi nyawanya.

"Menurut keterangan Anshor, bahwa sopir dan kernet itu hasil pembicaraan telepon akan membunuh dia (Anshor), 'saya mau dibunuh sama sopir sama kernetnya. Tahu dari mana, dari pembicaraan telepon'," kata Kapolda Jabar saat itu Irjen Rudy Sufahriadi Rudy di Rumah Sakit Mitra Plumbon Cirebon, Jawa Barat, Senin, 17 Juni 2019.

Kecelakaan beruntun di Tol Cipali tewaskan 12 orang (Dok. Istimewa)Kecelakaan beruntun di Tol Cipali tewaskan 12 orang (Dok. Istimewa) Foto: Kecelakaan beruntun di Tol Cipali tewaskan 12 orang (Dok. Istimewa)

Polisi mendalami pengakuan Anshor yang menyatakan hendak dibunuh sang sopir. Benar atau tidaknya ungkapan Anshor itu perlu pembuktian. Namun keterangan kunci dari sopir dan kernet bus Safari Lux tak mungkin dilakukan polisi lantaran keduanya tewas akibat kecelakaan maut tersebut.

Anshor kemudian ditetapkan sebagai tersangka. Anshor saat itu juga dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka, dan ia juga menjalani tes kejiwaan. Anshor disangkakan pasal 338 juncto 359 KUHP.

Tangis di Pemakaman

Korban dari ulah Anshor yang menyerang sopir bus itu adalah warga RT 01 RW 16, Taman Wisma Asri, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Penumpang Xpander yang dihantam bus, yakni Herumah dan anaknya Reza, saat itu Reza berusia 22 tahun tercatat sebagai korban meninggal dunia.

Di hari yang sama, dua korban asal Bekasi itu langsung dimakamkan. Korban tiba di lokasi pemakaman pada malam hari. Kedua jenazah ditandu dari mobil ambulans ke dalam rumah duka. Kalimat tahlil pun menggema. Sejumlah kerabat menangis.

Isak tangis kerabat mendiang pun pecah. Prosesi pemakaman ini juga dihadiri oleh puluhan warga sekitar.

"Saya dapat kabar jam 6 (pagi), saya disuruh datang (ke rumah duka) jam 6 pagi karena saya rumah di Bintaro, sedangkan Bapak di Bekasi. Ketika saya ke rumah, sudah ada janur (bendera) kuning, ternyata Bapak sudah nggak ada. Adik juga sudah nggak ada," ujar anak pertama pasangan almarhum Heruman-Fuji, Sofian Rahadi kepada detikcom, Senin 17 Juni 2019.

Keluarga Sofian saat itu usai liburan dari Dieng dan Yogyakarta. Ia dan keluarga hendak liburan. Rombongan keluarga beriringan menggunakan mobil Mitsubishi Xpander dan Mitsubishi Pajero. Heruman dan Reza berada di mobil Xpander bersama empat orang lainnya. Enam penumpang Xpander meninggal dunia dalam kejadian itu.

(sud/yum)


Hide Ads