Pembunuh Kakak Kandung gegara Musik di Tasik Diduga ODGJ

Pembunuh Kakak Kandung gegara Musik di Tasik Diduga ODGJ

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 03 Feb 2023 12:52 WIB
The greatest fear, an intruder in the house.
Ilustrasi penusukan. (Foto: iStock)
Tasikmalaya -

Iid alis Idris Zulfikar (28) warga Kampung Lengkong, Desa Condong, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya menusuk mati Indra Lesmana (40) yang merupakan kakak kandungnya pada Jumat (3/2/2023) dini hari.

Sosok Iid yang hingga Jumat siang masih diburu polisi, dikenal warga setempat adalah orang dengan gangguan kejiwaan atau ODGJ.

"Sudah berobat ke mana-mana, tapi belum sembuh. Di Puskesmas juga pernah berobat, tapi akhir-akhir ini jarang," kata Maesaroh, warga yang tinggal di depan rumah Iid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun gangguan jiwa yang dialami Iid relatif ringan. Setidaknya menurut pengakuan warga, perilakunya selama ini tidak meresahkan. Dia tak pernah agresif ke warga atau saudaranya. Dia juga tidak bertingkah aneh-aneh.

"Hanya kalau berbicara dia gegerenyeman (pelan dan tak jelas). Kemudian penampilannya seperti jarang mandi, tapi tak pernah galak atau bertingkah aneh-aneh, paling jalan-jalan sendirian," jelas Maesaroh.

ADVERTISEMENT

Bahkan Iid kerap bekerja di pabrik penggilingan beras. Namun dia tidak terlalu tekun bekerja. "Kadang jadi buruh di pabrik penggilingan beras, tapi kadang-kadang," ungkap Maesaroh.

Iid juga kerap ikut nongkrong bersama anak muda setempat. Salah satunya di bengkel yang terletak persis di samping rumahnya.

"Sering gabung nongkrong, biasa saja. Walaupun kami tahu dia sakit, tapi biasa saja. Ngobrol kadang-kadang nyambung juga, hanya dia bicaranya nggak jelas," kata Sirod (30), mekanik di bengkel tersebut.

Segelas kopi sebatang rokok sering kali diberikan kepada Iid oleh teman-temannya. Satu yang menjadi ciri khas Iid, ke mana-mana dia selalu membawa golok, tali, serta barang-barang bekas.

"Dia biasanya pakai jaket hoodie, nah dia selalu bawa golok. Tapi tak pernah galak, dia hanya membawa-bawa saja," kata Sirod.

Menurut warga lainnya, Iid mengalami perubahan perilaku setelah berbagai pengalaman buruk yang dialaminya. Beberapa tahun lalu ketika bekerja di Waduk Cirata, dia pernah menjadi korban perampokan.

"Jadi dia pernah disekap dan ditodong golok waktu di Cirata. Kemudian waktu bekerja di Bandung juga pernah jadi korban begal dengan ditodong pistol," papar Maesaroh.

Usai kejadian itu dia juga ditinggalkan kedua orang tuanya meninggal dunia. Sehingga dia harus tinggal seorang diri di rumahnya dan sesakali ditemani Indra, kakaknya.

"Mungkin dari rentetan kejadian itu dia jadi stres, mungkin trauma jadi korban perampokan. Sehingga kemana-mana selalu bawa senjata tajam. Apalagi dia tinggal sendiri, karena kakaknya yang dibunuh itu kerja merantau di Jakarta," kata Maesaroh.

Ikhwal dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa juga dibenarkan oleh Kapolsek Jamanis Iptu Imang Sunarman. "Memang menurut keterangan warga dan pihak keluarga, pelaku ini seseorang dengan gangguan jiwa. Namun tentu kami harus memastikan dulu dugaan itu, sementara pelaku masih kami kejar dulu," kata Imang.

(orb/orb)


Hide Ads