Kisah memilukan menimpa wanita berinisial CPL (24), warga Baros, Kota Sukabumi. Ibu dua orang anak ini mengalami kehidupan pahit sebelum ditemukan meninggal dunia di Sungai Cipelang, Kota Sukabumi, dalam kondisi luka dan tanpa busana.
Kehidupan CPL mulanya normal dan baik-baik saja. Tumbuh di keluarga yang agamis membuatnya tak kekurangan pendidikan agama dan kasih sayang keluarga. Saat duduk dibangku sekolah dasar, ia sudah berprestasi dengan menempati ranking pertama tiap semesternya.
Namun kehidupan layaknya roda yang berputar. Pada usianya yang menginjak 15 tahun, CPL harus kehilangan sang ibu. Sejak saat itu, kondisi CPL berubah drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas masuk kelas 1 Aliyah, ibunya meninggal, jadi dia ini anak perempuan satu-satunya, kebetulan sangat dimanja sama ibunya. Jadi pas ibunya meninggal itu betul-betul terasa kehilangan, orang yang paling disayangi nggak ada. Dari situ mulai melamun," kata YH, sepupu CPL saat dihubungi detikJabar, Selasa (31/1/2023).
Meski demikian, keluarga tak tinggal diam. CPL mendapatkan terapi dan pengobatan di berbagai tempat.
"Pihak keluarga nggak tinggal diam. Dia (CPL) sudah beberapa kali dirawat di berbagai tempat, diruqyah segala macam. Sudah mulai sembuh dan dikasih konsumsi obat, keluarga sudah ikhtiar semaksimal mungkin," ujarnya.
Menginjak saat berumah tangga, musibah lagi-lagi dialami CPL. Ayah dari anak pertamanya dengan CPL melakukan tindak pidana pencabulan. CPL akhirnya memutuskan bercerai, sedangkan mantan suaminya mendekam di penjara.
Kondisi mental yang tak kunjung pulih masih dialami CPL. Setelah berpisah dengan suaminya, ia pun sempat menjadi korban rudapaksa. Keluarga sempat membuat laporan kepada pihak berwenang, namun pelaku tak tertangkap.
"Kemudian terjadi lagi musibah ada yang perkosa, sampai sekarang belum tahu siapa bapaknya," ujar YH.
Dalam kondisi itu, CPL tetap mempertahankan jabang bayinya hingga melahirkan. Bayi perempuan mungil itu belum sempat diberi nama.
"CPL itu baru melahirkan belum 40 hari, itu hari Minggu anaknya aqiqah, perempuan anaknya. Kita sengaja mengungsikan sekaligus rawat kejiwaan dan melahirkan di daerah Pelabuhanratu, dia baru pulang ke rumah dua minggu," sambungnya.
Tiba-tiba, pihak keluarga mendapatkan kabar jika tubuh CPL ditemukan di atas batu aliran Sungai Cipelang. Padahal, kata dia, pada hari yang sama CPL sempat berpamitan untuk ikut pengajian rajaban di masjid terdekat.
Karena merasa ada yang ganjal, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk melakukan autopsi kepada korban. Pihaknya juga menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada kepolisian.
"Kondisi dia (CPL) itu parah, dari kepalanya, pangkal pahanya patah, pipi kanan kiri biru dan lebam, kita curiga," ucapnya.
"Kita serahkan ke pihak kepolisian bagaimana caranya agar kasus meninggalnya ini bisa terungkap. Jika ini terjadi tindak kriminal mudah-mudahan pihak aparat kepolisian bisa segera menemukan pelakunya karena bukan apa-apa takutnya ada korban lain," tutup YH.
(yum/orb)