Selama sepekan ini Jabar dihebohkan dengan isu penculikan anak yang terjadi di sejumlah daerah, seperti di Kabupaten Garut, Bandung Barat, Pangandaran hingga Kota Cimahi. Warga di Jabar mengaku resah dengan adanya isu penculikan tersebut.
Tim detikJabar merangkum sejumlah isu penculikan yang terjadi di beberapa daerah hingga meresahkan warga. Polisi pun bergerak menanggapi isu tersebut.
Pangandaran
Isu penculikan anak mencuat di Kabupaten Pangandaran. Meski isu ini santer beredar di jagat maya dan dari mulut-mulut, namun polisi mengaku belum menerima adanya kasus penculikan terhadap anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar adanya kasus penculikan anak ramai di media sosial Facebook. Dilihat detikJabar, di grup Facebook warga Pangandaran, salah satu akun meneruskan tangkapan layar berupa percakapan yang memberitahukan adanya penculikan.
Kapolres Pangandaran AKBP Hidayat mengatakan memang benar jika di beberapa daerah marak penculikan anak. "Kalo infonya itu di daerah Sulawesi itu marak. Namun di Pangandaran belum ada laporan," kata Hidayat saat dihubungi detikJabar, Kamis (26/1/2023).
Polisi meminta agar warga tetap waspada mengawasi anaknya. "Saya harap juga orang tua selalu waspada, karena kami hanya selalu mengimbau agar tetap menjaga anaknya dengan baik," kata Hidayat.
Sementara Kasat Reskrim Polres Pangandaran AKP Luhut Sitorus mengatakan informasi yang beredar di Facebook terkait penculikan anak di wilayah Pangandaran, Langkaplancar, Cigugur dan daerah lainnya, itu dipastikan tidak benar.
"Saya pastikan itu hoaks dan belum benar informasinya dan kami belum menerima laporan perkara penculikan," kata Luhut.
Bandung Barat dan Cimahi
Isu penculikan anak juga meresahkan warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kota Cimahi. Informasi tentang aksi percobaan penculikan terhadap anak itu menyebar di media sosial dan aplikasi perpesanan.
Informasi yang beredar, aksi percobaan penculikan itu terjadi di wilayah Haji Gofur, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Lalu di kawasan Baros, Kota Cimahi. Kemudian di Cisintok, Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat.
Informasi yang beredar itu juga lengkap dengan sebuah rekaman video berdurasi 47 detik. Menampilkan seorang bocah laki-laki berseragam olahraga SD. Ia ditanya seorang pria soal percobaan penculikan yang dialaminya.
Sementara itu Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat soal adanya informasi percobaan penculikan seperti yang dimaksud.
"Intinya sampai saat ini kita belum terima laporan soal info percobaan penculikan du wilayah Kota Cimahi dan Bandung Barat," kata Aldi saat ditemui di Mapolres Cimahi, Kamis (26/1/2023).
Aldi sendiri sudah menyebar nomor telepon miliknya melalui personel Polres Cimahi dan media sosial. Masyarakat diminta segera melaporkan jika ditemukan adanya potensi tindak kriminal dan gangguan kamtibmas lainnya. "Jika ada kejadian atau ada potensi gangguan yang dapat mengganggu kamtibmas segera melapor ke nomor saya 081275752003," kata Aldi.
Masyarakat juga diminta untuk tidak resah dan menyaring lagi informasi yang diterima. Kemudian divalidasi kebenarannya sebab informasi serupa sempat tersebar di daerah lainnya. "Informasi ini juga sempat ramai di Karawang, kemudian dicek ternyata informasinya hoax. Hal seperti itu harus diwaspadai juga," ucap Aldi.
Garut
Kondisi serupa juga terjadi di Garut. Kepolisian langsung merespons tentang isu yang saat ini mencuat di publik. Polisi meminta masyarakat untuk tenang, sembari memonitor melalui tim khusus yang dikerahkan.
Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro menjelaskan, ramainya isu soal penculikan anak di Garut saat ini dipastikan tidak benar."Tapi bukan berarti saya bersama jajaran underestimate terhadap kejadian yang ada di daerah lain," kata Rio kepada detikJabar, Sabtu (28/1/2023).
Polres Garut kini telah membentuk tim 'Anti Culik' yang sudah dikerahkan belakangan ini. Tim tersebut berisi personel gabungan dari Sat Reskrim. Selain itu, ada juga polisi yang ditugaskan untuk memonitor dan menyaring informasi dari media sosial. "Kalau terjadi apa-apa, orang yang mencurigakan, segera lapor kami. Kami sudah membentuk tim satgas terkait hal tersebut," katanya.
Rio mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan, terkait adanya kejadian penculikan anak yang terjadi di Garut. Kecuali, kasus penculikan yang dilakukan seorang ayah berinisial Mas terhadap dua anaknya sendiri yang terjadi diCibalong, Garut akhir 2022 lalu. Kasus tersebut sudah ditindaklanjuti dan berakhir damai.
Sukabumi
Di Kabupaten Sukabumi terjadi kasus yang menghebohkan warga hingga diasumsikan mengarah pada aksi penculikan. Bocah berusia 10 tahun bernama Naufal asal Kecamatan Cicurug mengaku dibekap orang tidak dikenal hingga pingsan.
Sultoni (38) sang ayah kemudian membuat narasi berisi kronologi yang kemudian viral di aplikasi perpesanan. Polisi kemudian menyelidiki kasus tersebut. Sejumlah saksi dimintai keterangan termasuk bocah laki-laki yang sempat menjalani penanganan medis di rumah sakit. Kapolsek Cicurug, Resor Sukabumi Kompol Parlan menyebut peristiwa itu bukanlah penculikan.
"Sesuai dengan hasil cek TKP kita lakukan pemeriksaan dengan keluarga korban orang tuanya sendiri indikasi itu diculik tidak ada, kenapa tidak ada? Karena satu kalau memang mau diculik kesempatan untuk membawa anak itu, besar sekali, tempatnya juga sempit tetangga masyarakat tidak ada," kata Parlan, Jumat (27/1/2023).
Parlan menyampaikan hingga saat ini pihaknya masih menggelar penyelidikan. Bahkan dugaan sementara ada yang sentimen dengan keluarga korban. Dugaan Parlan didasari soal informasi dari korban Naufal yang mengatakan tamu yang datang itu mencari ayahnya (Sultoni).
"Sesuai dengan informasi dari anaknya kan tadi nyari bapaknya, bapaknya nggak ada. Apa tujuan orang itu datang mau gebukin bapaknya nggak tahu juga. Ada anaknya ya anaklah yang diteror. Kalau unsur indikasi diculik sangat jauh sekali," ungkap Parlan.
Soal adanya indikasi pembiusan, Parlan menyebut hal itu harus dengan uji lab dan pemeriksaan.
Sementara itu, ayah korban Sultoni mengatakan ia sengaja membuat narasi berikut kronologi yang kemudian ia bagikan ke grup whatsapp adalah sebagai bentuk informasi dan edukasi kejadian yang menimpanya. Namun ia tidak menyangka narasi itu kemudian tersebar.
"Yang penting ini lebih ke edukasi saja lebih hati-hati dan mengawasi anaknya dalam pantauan orang tua apalagi sekarang musim isu penculikan ditambah isu anak saya. Saya enggak mau bikin gaduh, saya juga enggak menyangka jadi viral saya tadinya nulis kronologi hanya mau nulis edukasi saja, saya kirim ke grup warga kebetulan saya ketua RW dan DKM untuk edukasi ke grup warga dan sekolah. Saya mohon maaf apabila kejadian ini membuat gaduh tapi tidak ada maksud ke situ," jelasnya.