Naufal (10) bocah laki-laki asal Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi mengaku dibekap orang tidak dikenal hingga pingsan. Sultoni (38) sang ayah kemudian membuat narasi berisi kronologi yang kemudian viral di aplikasi perpesanan.
Polisi kemudian menyelidiki kasus tersebut. Sejumlah saksi dimintai keterangan termasuk bocah laki-laki yang sempat menjalani penanganan medis di rumah sakit. Kapolsek Cicurug, Resor Sukabumi Kompol Parlan menyebut peristiwa itu bukanlah penculikan.
"Sesuai dengan hasil cek TKP kita lakukan pemeriksaan dengan keluarga korban orang tuanya sendiri indikasi itu diculik tidak ada, kenapa tidak ada? Karena satu kalau memang mau diculik kesempatan untuk membawa anak itu, besar sekali, tempatnya juga sempit tetangga masyarakat tidak ada," kata Parlan, Jumat (27/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parlan menyampaikan hingga saat ini pihaknya masih menggelar penyelidikan. Bahkan dugaan sementara ada yang sentimen dengan keluarga korban.
"Untuk analisa sementara patut diduga namun masih dalam konteks pemeriksaan, nanti kita lakukan penyelidikan lebih lanjut. Dugaan sementara ada sentimen dengan keluarga korban, bisa orang tuanya, saudaranya dan sebagainya mungkin demikian," jelas Parlan.
Dugaan Parlan didasari soal informasi dari korban Naufal yang mengatakan tamu yang datang itu mencari ayahnya (Sultoni).
"Sesuai dengan informasi dari anaknya kan tadi nyari bapaknya, bapaknya enggak ada. Apa tujuan orang itu datang mau gebugin bapaknya enggak tahu juga. Ada anaknya ya anaklah yang diteror. Kalau unsur indikasi diculik sangat jauh sekali," ungkap Parlan.
Soal adanya indikasi pembiusan, Parlan menyebut hal itu harus dengan uji lab dan pemeriksaan.
"Untuk saat ini sudah mulai sadar, untuk dibius juga harus uji lab, apakah dibius atau dibekap saja lama. Menunggu pihak investigasi Dinkes dari pihak RS apakah ini dibius atau lemas karena dibekap belum bisa dipastikan.Saya tekankan kembali hasil cek TKP komunikasi dengan keluarga untuk indiskasi penculikan itu tidak ada," tegas Parlan.
Sementara itu, ayah korban Sultoni mengatakan ia sengaja membuat narasi berikut kronologi yang kemudian ia bagikan ke grup whatsapp adalah sebagai bentuk informasi dan edukasi kejadian yang menimpanya. Namun ia tidak menyangka narasi itu kemudian tersebar.
"Yang pentjng ini lebih ke edukasi saja lebih hati-hati dan mengawasi anaknya dalam pantauan orang tua apalagi sekarang musim isu penculikan ditambah isu anak saya. Saya enggak mau bikin gaduh, saya juga enggak menyangka jadi viral saya tadinya nulis kronologi hanya mau nulis edukasi saja, saya kirim ke grup warga kebetulan saya ketua RW dan DKM untuk edukasi ke grup warga dan sekolah. Saya mohon maaf apabila kejadian ini membuat gaduh tapi tidak ada maksud ke situ," jelasnya.
(sya/dir)