MUI Jabar Minta Wowon cs Dihukum Mati

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Rafani Achyar angkat suara soal kasus serial killer yang dilakukan Wowon cs. Ia meminta agar Wowon cs dihukum mati sehingga jadi efek jera dan peringatan bagi publik.

"Aparat juga harus berikan hukuman seberat-beratnya. Kalau perlu, hukuman mati," ujar Rafani saat dimintai konfirmasi via sambungan telepon, Senin (23/1/2023).

Selain itu, Rafani meminta kepada pemerintah agar membuat regulasi yang jelas terkait menjamurnya praktik investasi bodong.

"Keluarkan regulasi khusus supaya orang bisa jera, gimana aturannya. Kalau segi agama, jelas diharamkan ya," tegasnya.

Khusus praktik perdukunan, ia menegaskan adalah hal haram. Begitu juga dengan perdukunan yang bermotif penggandaan uang.

"Fenomena perdukunan oleh MUI sendiri sudah keluarkan fatwa haram, melakukan atau mempercayai praktik perdukunan seperti itu," tegasnya.

Rafani juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada akal bulus pelaku penggandaan uang. Masyarakat diharapkan berpikir logis sebelum melakukan sesuatu.

"Masyarakat jangan mudah percaya pada perkataan bisa menggandakan uang, bisa buat kaya. Di zaman sekarang, orang harus lebih rasional berpikirnya supaya tidak terjebak penipuan, apalagi menimbulkan korban jiwa," jelasnya.

Seperti diketahui, kasus pembunuh berantai atau serial killer yang menewaskan sembilan korban di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat, terungkap dan bikin geger. Sembilan korban itu tewas di tangan Wowon dan Duloh, serta dibantu oleh Dede Sholehudin.

Berikut ini identitas 9 korban:

Di Bekasi:

1. Ai Maemunah (40), istri siri Wowon
2. Ridwan, anak Ai Maemunah dan mantan suaminya, Didin
3. Riswandi, anak Ai Maemunah dan mantan suaminya, Didin

Di Cianjur:

1. Noneng (mertua Wowon)
2. Wiwin (istri pertama Wowon yang juga anak Noneng)
3. Bayu, (2), anak Ai Maemunah dan Wowon
4. Farida, TKW
5. Halimah, istri siri Wowon yang juga ibunda Ai Maemunah.

Di Surabaya:

1. Siti, TKW (dibuang ke laut)