Hindari Utang, Alasan Sekeluarga Pindah Sebelum Keracunan di Bekasi

Hindari Utang, Alasan Sekeluarga Pindah Sebelum Keracunan di Bekasi

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 16 Jan 2023 15:25 WIB
Tiga korban tewas kasus keracunan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat dimakamkan berdampingan
Tiga korban tewas kasus keracunan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat dimakamkan berdampingan (Foto: Ikbal Selamet/ detikJabar)
Cianjur -

Satu keluarga asal Cianjur ditemukan tewas keracunan di dalam kontrakan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Namun sebelum kejadian nahas tersebut, diketahui jika para korban kerap dibawa berpindah-pindah tempat tinggal oleh WWN (60), suami baru dari AM (40) salah satu korban tewas.

Diduga kepindahannya tersebut dipicu WWN yang memiliki hutang senilai puluhan juta pada warga di lingkungan tempat tinggal pertama AM.

Hal itu terungkap ketika Didin (41) mantan suami AM sekaligus ayah dari dua korban meninggal bertemu dengan saudara tiri dari AM di jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didin mengaku tiba-tiba ditanya dimana AM bersama suami barunya tinggal. Namun dia saat itu bingung lantaran selama ini mereka tinggal di Cibalagung Desa Kademangan Kecamatan Mande.

"Saat itu saya jawab setahu saya, kan mereka tinggal di Cibalagung. Tapi katanya sudah pindah. Saya juga bingung, karena anak-anak saya yang tinggal sama ibu dan suami barunya tidak pernah berkabar kalau mereka pindah," kata dia, Senin (16/1/2023).

ADVERTISEMENT

Terungkap jika kepindahan mereka dikarenakan WWN atau suami baru dari AN memiliki utang senilai Rp 30 juta kepada salah seorang warga dengan perantara saudara tiri AN.

"Saya tahunya ada utang itu dari saudara tirinya AN, katanya suda jatuh tempo hutangnya. Sekarang jadi nagihnya ke saudaranya AN, karena dia penghubungnya. Sedangkan WWN kan pindah tempat tinggal. Katanya utangnya sekitar Rp 30 juta," kata dia.

Didin mengungkapkan berdasarkan pengakuan anaknya, mereka tinggal di Bandung. Namun dia merasa curiga, sebab setiap kali datang untuk bertemu dengan Didin, anaknya tersebut cepat sampai dan kerap tidak mengenakan helm.

"Kalau dari Bandung menggunakan sepeda motor kan harusnya dua jam waktu tempuh, ini mah setengah jam sudah sampai ke rumah saya. Ditambah lagi tidak pakai helm. Saya tentunya curiga, tapi karena anak saya konsisten bilang di Bandung, jadi percaya saja," kata dia.

Namun belakangan terungkap jika mereka tidak tinggal di Bandung melainkan di Desa Cipeuyeum Kecamatan Haurwangi. "Jadi selama ini mereka tinggal di Cipeuyeum, masih di Cianjur bukan di Bandung," kata dia.

Menurut dia kemungkinan pengakuan mereka kerap berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghilangkan jejak agar tidak ditagih utang.

"Jadi kemungkinannya WWN ini memaksa agar semuanya menyebut tinggal di Bandung dan berpindah-pindah untuk menghindari ditagih utang," kata dia.

Pada akhirnya, di 1 Januari 2023, WWN membawa para korban pindah ke Bekasi kecuali S (13) yang menolak untuk pindah karena takut muntah-mutah jika naik mobil.

Ternyata kepindahan ke Bekasi ini membawa petaka, dimana lima orang mengalami keracunan dengan tiga diantaranya tewas dan dua lainnya berhasil selamat.

Sementara itu WWN hilang tanpa jejak pasca kejadian dengan membawa kabur tiga unit sepeda motor serta barang berharga lainnya.

"Yang meninggal dalam kejadian keracunan itu dua anak saya yakni RA dan MR, kemudian AM yang merupakan ibu dari korban sekaligus mantan istri saya. Sedangkan yang selamat ialah DMS yakni ipar dari AM dan NR yang merupakan anak dari pernikahan AM dan WWN. Tapi anehnya WWN ini hilang setelah kejadian, tidak muncul di pemakaman ataupun di rumah sakit," kata dia.

"Saya berharap kasus ini diselidiki lebih dalam, karena kasusnya janggan dan WWN tiba-tiba hilang. Kalau tidak ada apa-apa, kenapa harus kabur. Jadi kemungkinan ini bukan bunuh diri, tetapi kan itu bisa dipastikan melalui penyelidikan oleh polisi, makanya saya berharap kasus ini diungkap secara tuntas," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads