Sederet Kejanggalan di Balik Sekeluarga Tewas Keracunan di Bekasi

Round-up

Sederet Kejanggalan di Balik Sekeluarga Tewas Keracunan di Bekasi

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 16 Jan 2023 12:59 WIB
Tiga korban tewas kasus keracunan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat dimakamkan berdampingan
Tiga korban tewas kasus keracunan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat dimakamkan berdampingan di Haurwangi, Cianjur (Foto: Ikbal Selamet/ detikJabar)
Cianjur -

Keberadaan WWN (60), suami baru dari AM masih misterius. Pasca AM bersama dua anaknya ditemukan tewas keracunan di rumah kontrakannya di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, WWN menghilang bersamaan dengan harta benda para korban.

Diketahui jika WWN merupakan suami baru AM yang dinikahinya beberapa tahun lalu usai bercerai dengan Didin (41). Sebelumnya, WWN ternyata merupakan ayah tirinya, sejak ibunya meninggal AM dan WWN menjalin komunikasi secara intens hingga akhirnya menikah.

Dari pernikahan, AM dan WWN dikaruniai anak perempuan berinisial NR (5). Sedangkan dari pernikahan pertamanya AM memiliki tiga anak, yakni RA (20), MR (17), dan S (13) tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didin (41) ayah korban sekaligus mantan suai AM, mengungkapkan jika sejak setahun terakhir dirinya mengetahui jika anak-anaknya dibawa tinggal di Bandung, meskipun pada kenyataanya terungkap apabila mereka sebenarnya mereka tinggal di kawasan Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Cianjur.

"Jadi tahun lalu mereka pindah, dengan membawa anak-anak saya. Katanya pindah ke Bandung, tapi terungkap ternyata mereka pindahnya ke Cipeuyeum. Setelah itu, pada tanggal 1 Januari mereka pindah ke Bekasi," kata dia, Senin (16/1/2023).

ADVERTISEMENT

Menurut dia, dari informasi yang didapatnya WWN mengajak AM dan anak-anaknya untuk pindah ke Bekasi secara mendadak. Bahkan salah satu anaknya yakni S ditinggalkan hanya karena takut muntah selama di perjalanan.

"Jadi saat ke Bekasi itu anak saya yang bungsu tidak dibawa, dititip ke tetangga kontrakannya di Cipeuyeum. Mereka begitu saja pergi pindah kontrakan ke Bekasi," kata dia.

Didin mengungkapkan saat pindah, semua barang-barang berharga ikut dibawa, termasuk dua unit motor milik salah satu korban dan bos perusahaan anaknya yang sebelumnya dipinjam.

Dia mengaku tahu jika keluarga tersebut pindah ke Bekasi usai mendapat kabar satu keluarga ditemukan tewas keracunan. Namun yang mengalami keracunan hanya ada lima orang, yakni AM, RA, MR, NR, dan MDS.

"Yang meninggal karena keracunan ada tiga, yakni AM mantan istri saya, kemudian RA dan MR yang merupakan anak saya, dan ada yang selamat yakni ipar dari AM yaitu MDS dan NR yang merupakan anak dari pernikahan AM dengan WWN," kata dia.

Namun, Didin mengaku tidak mendapati ada WWN setelah kejadian keracunan tersebut. Bahkan dalam proses pemakaman dan di rumah sakit pun WWN tidak menampakan diri.

"Ini yang jadi heran, kok tidak ada. Tiba-tiba menghilang WWN ini. Di pemakaman tidak hadir, ke rumah sakit pun tidak ada, padahal kan salah satu korban anak kandung dia, tapi tidak menengok," kata dia.

Tak hanya sosok WWN yang hilang secara misterius, barang-barang berharga termasuk sepeda motor juga hilang diduga dibawa kabur. "Sepeda motor anak saya dua unit tidak ada, padahal saat berangkat ke Bekasi bawa sepeda motor," kata dia.

Didin mengatakan hilangnya WWN juga menjadi kejanggalan dalam kasus tersebut. Menurutnya, kasus keracunan akan terungkap jika WWN berhasil ditemukan.

"Kalau memang tidak ada masalah, harusnya muncul saat kejadian. Tapi ini kan hilang, sehingga dugaan-dugaan dari keluarga kalau ini bukan bunuh diri muncul. Tapi itu terungkap kalau WWN ditemukan, ditangkap, dan dimintai keterangan," pungkasnya.

Selamatnya Salsa Karena Tolak Ikut Pindah

Kendati kehilangan dua anaknya dalam kasus keracunan tersebut, Didik (41) masih bisa bersyukur karena anak bungsunya Salsa (13) selamat dari maut usai ditinggal sendiri di kontrakan oleh ibu dan ayah tirinya.

Didin mengungkapkan, saat mendapatkan kabar dari kepolisian jika anak dan mantan istrinya ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan akibat keracunan, dirinya sempat mencari keberadaan anak bungsunya.

"Ketika di sana, saya tidak lihat ada anak bungsu saya Salsa. Yang ada hanya mantan istri saya (AM), RA, dan MR. Selain itu ada juga dua orang lagi yatu MDS yang merupakan ipar korban dan NR anak dari pernikahan AM dengan suami barunya," kata dia.

Kasus Satu Keluarga Keracunan di BekasiPenampakan rumah kontrakan tempat satu keluarga keracunan di Bekasi Foto: Rumondang/detikcom

Setelah dicari, Didin mendapatkan kabar jika anak bungsunya itu ditinggal di sebuah kontrakan di daerah Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, dimana anak-anak bersama mantan istri dan suami barunya tinggal sebelum pindah ke Bekasi.

"Jadi ternyata anak bungsu saya ditinggal sendirian di kontrakan yang lama sejak tanggal 1 Januari. Anak saya menolak ikut karena sering muntah jika naik mobil. Anak saya yang bungsu ini ditinggalkan begitu saja dan dititip ke tetangga kontrakannya dengan diberi bekal sebesar Rp 300 ribu," kata dia.

Mendapatkan kabar tersebut, Didin akhirnya segera menjemput anak bungsunya tersebut dan membawanya untuk tinggal bersamanya. "Sekarang sudah tinggal sama saya, tapi sering melamun. Kemungkinan masih syok karena ditinggal belasan hari sendirian dan langsung dapat kabar kakak serta ibunya meninggal," kata dia.

Dia mengaku kesal anaknya diterlantarkan belasan hari sendirian. Tetapi di sisi lain, dia juga bersyukur karena anak bungsunya tidak ikut pergi ke Bekasi.

"Kalau ikut mungkin anak bungsu saya juga ikut menjadi korban. Karena kemungkinan itu buan kasus bunuh diri. Tapi kan untuk memastikannya harus oleh polisi dengan melakukan proses penyelidikan," kata dia.

Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Keracunan

Didin mengatakan terdapat kejanggalan dalam kasus kematian dua anak dan mantan istrinya tersebut. Pasalnya dari informasi yang dia terima, sejak keberangkatan ayah tiri dari anak-anaknya tersebut merampas dan mematikan semua handphone.

"Jadi handphone anak saya juga dirampas, dimatikan semua handphonenya. Tidak tahu alasannya apa, tapi kan ini jadi satu kejanggalan pertama," kata dia.

Menurut dia, anak-anakya juga dilarang membeli makanan atau minuman selama perjalanan. "Jadi hanya boleh makan dan minum yang sudah disiapkan ayah tirinya, termasuk kopi juga yang sudah disiapkan sebelumnya," kata dia.

Tak hanya itu, pascakejadian kendaraan milik anaknya dan barang-barang di kontrakannya juga hilang.

"Ini yang semakin membuat janggal. Kalau bunuh diri, tidak mungkin sepeda motor dan barang-barang tidak ada. Jadi kemungkinan tidak bunuh diri. Makanya saya minta polisi menyelidiki kasus ini, diungkap apakah memang bunuh diri atau pembunuhan," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads