Sidang kasus robot trading DNA Pro kembali digelar. Para terdakwa dalam kasus ini dihadirkan untuk diperiksa, termasuk bos DNA Pro.
Dari 11 terdakwa yang hadir di ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Bandung, pada Kamis (15/12/2022), dua terdakwa yakni Elizar Daniel Piri alias Daniel Abe dan Didi Tumaidi memberikan kesaksian terkait kasus ini. Sebelum bertanya kepada Didi, JPU bertanya terlebih dahulu kepada Daniel Abe.
Baca juga: Cerita DJ Una Ikut Terseret Kasus DNA Pro |
Dalam kasus ini, Daniel Abe berperan sebagai pembuat robot trading lalu diangkat menjadi direktur. Sementara Didi Tumaidi berperan sebagai bendahara DNA Pro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Daniel Abe bersaksi, ia bekerja untuk DNA Pro diajak oleh salah satu DPO dalam kasus robot trading ini yakni Fauzi alias Daniel Zii.
Sebelum diangkat jadi direktur umum, Daniel Abe berperan sebagai pembuat robot trading ini. Metode robot tradingnya ditawarkan kepada Fauzi.
"Ketemu sama dia, dia ngomong punya metode trading, metodenya tidak terlalu bagus, saya tawarkan metode-metode yang saya punya, namanya copy trade, men-copy sebagai master. Saya tawarkan metode saya, saya tawarkan pakai robot trading. Logika dan algoritma, logika ambil dari analisa technical dan fundamental, tehknikal menggunakan grafik, banyak banget ada 100 lebih. Algoritma cuman saya gunakan pola trand, pertama kali saya testing dulu, dari belakang ke depan, baru kita open market," kata Daniel Abe di hadapan majelis hakim.
Menurutnya, penamaan robot trading ini diberikan langsung oleh Fauzi. Selain itu, jika dirinya diangkat menjadi direktur pada November 2021 lalu.
"Saya sebagai research dan analisis, diangkat direktur November 2021, yang angkat komisaris DNA Pro," tambanya.
Daniel mengungkapkan, cara kerja robot trading ini, di mana ada member membeli robot keuntungan yang diambil 10 persen dari dana investasi yang ditawarkan.
"Nilai tergantung investasi, contoh uang Rp 1.000 kita ambil 10 persen, kita ambil 100 masuk ke rekening DNA Pro. Uang itu digunakan untuk biaya operasiaonal, maintance," ungkapnya.
Disinggung terkait metode bisnis, Daniel Abe mengaku tidak mengetahui secara jelas meski dirinya menjabat sebagai direktur. Menurutnya, ia baru sebentar menjabat sebagai direktur.
"Bisnis saya enggak tahu, saya tahu robotnya. Desember itu kami ada perubahan di intern, Januari langsung kena segel, saya belum tahu ini apa, ini apa," jelas Daniel.
"Saya lebih banyak di robotnya, jualnya saya tidak menguasai semua," tambah Daniel.
(wip/dir)