Buka-bukaan Eks Napiter soal JAD Bandung hingga Aksi Bomber Radikal

Bom Astana Anyar

Buka-bukaan Eks Napiter soal JAD Bandung hingga Aksi Bomber Radikal

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 08 Des 2022 10:37 WIB
Moment Robi Rubiansyah memberi hormat ke bendera merah putih.
Moment Robi Rubiansyah memberi hormat ke bendera merah putih. (Foto: Istimewa)
Sukabumi - Kasus bom bunuh diri Agus Sujatno (34) yang terjadi pada Kamis (8/12) kemarin di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung disebut terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Eks narapidana teroris (napiter) Robby Rubiansyah alias Abu Askar mengungkap pergerakan JAD dan solidaritas mereka terhadap jemaahnya.

Diketahui, Abu Askar merupakan mantan anggota JAD Sukabumi-Cianjur. Dia pernah melancarkan operasinya pada 2013 lalu di Vihara Ekayana dan Kedutaan Besar Myanmar. Setelah bebas dari Lembaga Kemasyarakatan, ia mengaku kembali ke NKRI.

Mulanya, Robby mengatakan, JAD Bandung memang salah satu cabang JAD yang masih aktif. Mereka, kata dia, memiliki ideologi dan solidaritas yang kuat terhadap jemaahnya.

"Saya melihat ada sekian banyak bahasanya cabang JAD, memang salah satunya masih aktif itu Bandung, Bandung Raya lah bahasa mereka. Memang saya akui teman-teman JAD yang masih aktif itu punya solidaritasnya tinggi, artinya sesama jemaah pasti dibantu sampai betul-betul bisa mandiri," kata dia saat dihubungi awak media via sambungan telepon, Kamis (8/12/2022).

"Ketika solidaritas kuat, mereka bantu. Bahkan dulu ketika saya masih berkiblat kepada mereka, bahasa mereka ketika ada ikhwannya (saudara jemaah) tertangkap, mereka biayai keluarganya dari uang kas. Saya alami sendiri, tuga tahun di dalam, keluarga istri anak di-support," sambungnya.

Beberapa tokoh JAD Bandung Raya yang diketahuinya seperti Yayat Cahyadi, pelaku bom panci di Taman Pandawa, Kota Bandung pada 2017 lalu. Sama seperti Agus Sujatno, Yayat Cahyadi juga asalnya eks napiter yang kembali menjadi bomber.

Robby mengatakan, alasan terkuat para mantan napiter kembali menjadi bomber adalah faktor ekonomi. Setelah mereka bebas dari lapas, kata dia, tak ada kegiatan sedangkan kebutuhan ekonomi pun menjadi tuntutan yang harus dipenuhi.

"Dari pemerintah pun bukannya nggak ngasih bantuan, tapi untuk hari ini hitungan ngasih modal Rp 5 sampai Rp 10 juta cukup buat apa modal usahanya. Makanya saya bilang faktor ekonomi yang menyebabkan mereka kembali lagi, kesulitan lah," ungkapnya.

Sekedar informasi, ledakan bom mengguncang Polsek Astana Anyar, Bandung. 11 korban, 10 diantaranya polisi dan 1 orang warga dari korban polisi tersebut meninggal dunia akibat ledakan bom tersebut, dia adalah Aiptu (anumerta) Sofyan.

Insiden mengerikan itu terjadi sekitar pukul 08.20 WIB. Saat itu, anggota Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel di halaman. (orb/yum)



Hide Ads