Astakira: 2 TKW Cianjur Jadi Korban Penipuan Bermodus Asmara

Astakira: 2 TKW Cianjur Jadi Korban Penipuan Bermodus Asmara

Ikbal Selamet - detikJabar
Kamis, 03 Nov 2022 12:30 WIB
Ilustrasi Penipuan
Ilustrasi penipuan (Foto: Ilustrasi oleh Mindra Purnomo)
Cianjur -

Belakangan viral aksi narapidana di Lapas Cianjur pamer uang yang diduga hasil menipu tenaga kerja wanita (TKW). Selain kasus tersebut, Asosisasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) mencatat ada beberapa kasus penipuan terhadap TKW selama 2022, dengan modus menjalin asmara.

Ketua Astakira Cianjur Ali Hildan mengatakan, sudah ada dua TKW asal Cianjur yang bekerja di luar negeri mengadu jika mereka menjadi korban penipuan oleh pria yang dikenalnya melalui media sosial. Tak tanggung-tanggung, mereka ditipu mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.

"Ada dua laporan TKW yang mengalami penipuan, yang satu TKW di Dubai mengalami kerugian Rp 50 juta dan satu lagi di Taiwan kerugiannya sampai lebih dari Rp 100 juta. Keduanya merupakan warga Cianjur selatan," kata dia, Kamis (3/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pelaku penipuan TKW tersebut memeras hasil keringat korban secara bertahap. Biasanya, para pelaku memulai aksinya dengan berkenalan melalui media sosial facebook. Usai berkenalan dan saling tukar nomor telepon, pelaku menjalin komunikasi intens untuk menimbulkan rasa nyaman dan cinta dari korbannya. Setelah itu, beberapa korban bahkan menjalin hubungan atau berpacaran secara jarak jauh dengan korban.

"Jadi modusnya berkenalan di media sosial, kemudian komunikasi intens, hingga berpacaran. Hal itu dilakukan agar korban percaya pada pelaku," kata Ali.

ADVERTISEMENT

Ketika korban sudah terjebak dalam hubungan asmara dan percaya pada pelaku, aksi penipuan pun dilakukan. Pelaku meminta uang pada korban dengan alasan untuk kebutuhan pekerjaan hingga investasi.

"Kebanyakan pelaku ini mengaku bekerja di pelayaran hingga PNS, kemudian meminta uang untuk biaya selama bekerja dengan dalih uang honor belum cair. Ada juga yang membujuk korban untuk menitipkan uang pada pelaku, dengan asalan akan dibelikan tanah atau rumah, sehingga ketika pulang uangnya sudah berupa benda dan tidak akan habis tidak jelas," jelasnya.

Tapi kenyataannya uang tersebut dihabiskan pelaku untuk keperluannya. Bahkan sebagian pelaku memblokir kontak korbannya ketika sudah berhasil mendapatkan uang.

"Ya pada akhirnya uang tersebut akan habis oleh pelaku, digunakan untuk keperluan pribadinya. Sebagian korban tahu ketika pulang ke Cianjur dan mendapati uangnya tidak tersisa, pelakunya sendiri biasanya langsung memblokir nomor korban setelah ketahuan menipu," ungkap Ali.

Ali menyebutkan, TKW memang rentan menjadi korban penipuan, terlebih mereka yang belum menikah atau berstatus janda. Mengingat kebanyakan TKW berasal dari pelosok yang baru mengenal media sosial.

"Jadi banyak yang mengira jika pengguna media sosial itu tidak akan melakukan penipuan, apalagi kan modusnya hingga berpacaran sehingga percaya saja. Makanya kasus yang ramai soal narapidana pamer uang hasil menipu TKW diduga memang benar, karena kasus penipuan ini banyak terjadi," ucap dia.

"Ini juga jadi pembelajaran untuk teman-teman TKW, supaya lebih berhati-hati jika berkenalan melalui media sosial, jangan mudah percaya," katanya.

(iqk/iqk)


Hide Ads