Pilu Keluarga Anaknya Tewas Dikeroyok Geng Motor di Sukabumi

Pilu Keluarga Anaknya Tewas Dikeroyok Geng Motor di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 31 Okt 2022 22:14 WIB
Aerial View of a traffic in Hanoi, Vietnam
Ilustrasi geng motor (Foto: iStock).
Sukabumi -

Keluarga CM (20), korban aksi dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh geng motor di Jalan RA Kosasih, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi mengaku akan menyerahkan sepenuhnya penindakan kasus itu ke pihak kepolisian.

Ayah Korban berinisial A (45) mengungkapkan keseharian anaknya itu berperilaku sebagaimana teman sebayanya. Korban yang berusia 20 tahun masih mencari pekerjaan dan disebut tidak pernah mengikuti geng motor.

"Keluarga sayang korban. Jenat (almarhum) masih belum bekerja dan belum menikah, orangnya biasa, orang lembur (daerah)," kata A saat ditemui detikJabar di kediamannya, Senin (31/10/2022) sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan tak tahu persis saat peristiwa dugaan pengeroyokan itu menimpa anaknya. Keluarga mendapatkan kabar CM sudah di RSUD Syamsudin pada pagi harinya. Namun kemudian, ia menemukan anaknya sudah meninggal dunia mendahului ayahnya.

"Nggak persis tahu kejadiannya, saya dikasih informasinya Minggu (30/10) jam 06.00 pagi. Sudah di rumah sakit, ternyata jenat sudah nggak ada sekitar jam 10.48 WIB," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengungkapkan jenazah CM saat itu langsung dibawa pulang dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum yang ada di wilayah Desa Perbawati. Korban tidak diautopsi lantaran pada saat itu pihak keluarga mendengar kabar bahwa dokter forensik yang ada di RSUD R Syamsudin SH sedang sakit, sehingga mereka disarankan untuk membawa jenazah korban ke RS yang ada di Bandung

Kondisi korban dan biaya, menjadi pertimbangan keluarga untuk mengautopsi jenazah korban. "Kemarin mau diautopsi di RS kan nggak bisa karena dokternya lagi sakit, harus ke Bandung. Kalau harus ke Bandung namanya kita harus ada biaya, anak sudah nggak ada kasian kalau nunggu waktu lagi kapan anak harus dikuburkan," jelasnya.

Terkait pelaku dugaan pengeroyokan anaknya itu ia menyerahkan seluruhnya kepada aparat kepolisian. "Masalah menuntut mengejar si pelaku saya serahkan ke pihak Kepolisian," katanya.

Dia mengungkapkan, anaknya itu sempat berpamitan pergi masak bersama ke rumah temannya yang ada di wilayah Gunungpuyuh sambil membawa sebuah akuarium yang diminta temannya.

"Kronologi dari pertama pamitan ke Gunungpuyuh membawa Aquarium, kemudian mau acara masak-masak," katanya.

Kemudian, pihak keluarga pada hari ini mendatangi Polsek Sukaraja Resor Sukabumi Kota untuk mendapatkan informasi runutan kejadian secara lengkap. Berdasarkan penuturan saksi kepada keluarga, mereka menemukan kejanggalan peristiwa dugaan pengeroyokan itu terjadi.

"Tadi perwakilan dari keluarga datang ke Polsek Sukaraja, ikut kumpul sama saksi-saksi. Malam kejadian itu korban katanya satu motor dengan 2 orang saksi, jadi bonceng tiga. Dibuntuti dan ditendang sampai nabrak pohon," ungkapnya.

"Terus yang jadi pertanyaan kita kalau jatuh dari motor dan nabrak pohon, kenapa yang bawa motornya langsung kabur, harusnya yang bawa motor itu kondisinya lebih parah," sambungnya.

Dia juga menyayangkan, kedua orang yang saat ini berstatus saksi tak menolong korban saat terjadi dugaan pengoroyokan. "Anak saya kenapa tidak ditolong?," lirihnya.

Sementara itu, polisi menyebut masih melakukan penyelidikan. "Masih lidik teh," kata Kasi Humas Polres Sukabumi Kota Iptu Astuti Setyaningsih dalam pesan singkatnya kepada detikJabar.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads