Versi Pengacara Jaksa soal Insiden Guru Karawang Dipukul

Versi Pengacara Jaksa soal Insiden Guru Karawang Dipukul

Irvan Maulana - detikJabar
Senin, 26 Sep 2022 21:07 WIB
Ilustrasi memukul
Ilustrasi memukul. (Foto: Getty Images/iStockphoto/nito100)
Karawang - Oknum jaksa melakukan pemukulan kepada seorang guru SMAN 5 Karawang. Oknum jaksa itu diketahui bernama Tumpal Marulitua Yosep. Pengacara Tumpal, Djai Vonlin, angkat suara.

Djai menuturkan Tumpal hanya berniat menemui istrinya, A, yang kebetulan mengajar di SMAN 5 Karawang. Tujuannya datang kesana untuk mengklarifikasi hubungan AS dan Jajang dengan A.

"Awalnya klien saya (Tumpal) datang ke sekolah itu hanya mau mengklarifikasi hubungan istrinya dengan AS dan Jajang, mereka sama-sama guru di SMAN 5 Karawang," kata Djai, saat ditemui detikJabar di Jalan Tarumanagara, Galuh Mas, Kabupaten Karawang, Senin (26/9/2022).

Kliennya sempat mencari A di SMAN 5 Karawang, namun tidak bertemu karena saat itu sedang tidak ada jadwal mengajar. "A sedang tidak mengajar pada hari Jumat itu, niat kedatangan klien mau meluruskan masalah rumah tangga mereka," ungkapnya.

Djai mengungkap, hubungan A dengan kliennya sudah renggang. Tumpal sendiri pernah bertugas di Karawang, namun pindah tugas ke Kalimantan sekitar awal tahun 2021 lalu.

"Jadi klien saya waktu itu memang sedang kesal, klien saya kemudian bertemu dengan Jajang seorang guru di SMAN 5 Karawang, yang merupakan orang yang dia cari juga," imbuhnya.

Kliennya yang mengetahui hubungan A dengan Jajang kelewat batas lantas emosi. Setelah bersalaman, Tumpal mengajak Jajang dari pintu kelas di lantai 2 ke tangga sekolah dan terhenti di depan ruang olahraga.

"Jadi dia (Tumpal) kesal karena Jajang itu sering menghubungi istrinya (A) hingga tengah malam. Bagaimana mungkin mereka saling berkomunikasi tengah malam jika tidak ada hubungan spesial. Sebagai seorang suami, wajar saja klien saya punya rasa kesal dan ingin mengklarifikasi hubungan keduanya," beber Djai.

Mengenai kronologi pemukulan, dijelaskan Djai, sebenarnya kliennya tidak memukul. Justru sebaliknya, pukulan datang lebih awal dari Jajang.

"Dia cuma narik kerah Jajang di tangga itu, kemudian di situ Jajang dirangkul, tiba-tiba Jajang malah menghajar pelipis mata kiri klien saya," ungkapnya.

Kliennya yang marah lantas kembali bangun hendak merangkul kembali Jajang. Namun didorong Saeful hingga terjungkal, untuk melerai keributan keduanya.

"Setelah insiden itu, lantas klien saya itu pulang," kata Djai.

Djai menerangkan, kronologi yang diterangkan Saeful dan Jajang justru tidak benar. Faktanya, itu hanya cekcok yang kemudian diawali pukulan dari Jajang.

"Itu bukan pemukulan oleh oknum jaksa, hanya cekcok, Jajang memulai dengan pukulan. Kalau tidak percaya silakan dibuktikan, kami sudah visum," ungkapnya.

Dikatakan Djai, jika Jajang merasa dipukul, kenapa kacamata yang digunakannya tidak rusak, dan tidak terdapat luka di wajahnya. Djai mengungkap, kliennya juga telah melapor balik tindakan Jajang ke Mapolsek Karawang Kota dan disertai bukti visum.

"Kami sudah visum kemarin, dan sekarang sudah kami laporkan balik ke Polsek Karawang Kota. Sekarang klien saya sudah di Kalimantan karena harus kembali melakukan tugasnya di sana," pungkasnya.

Diketahui, oknum jaksa tersebut juga telah melapor Jajang ke Mapolsek Karawang Kota dengan LP nomor STBL/B-609/IX/2022/JBR/RES KRW/SEK KRW.

Terpisah, guru SMAN 5 Karawang, Jajang yang diduga menjadi korban pemukulan menerangkan, kejadian belangsung pada hari Jumat (23/9/2022) siang.

"Awalnya beliau (oknum jaksa) menanyakan bukan saya, tapi Pak AS, menanyakan kepada guru piket, disuruh mencari, terus dicari sama sekuriti, tapi nggak ada pada waktu itu. Terus dia minta sama sekuriti, cari aja Pak Jajang, saya sendiri," ungkap Jajang, saat diwawancara di SMAN 5 Karawang, Senin (26/9/2022).

Sekuriti sempat mengatakan Jajang tak bisa diganggu karena sedang mengajar, "Waktu itu saya izin ke siswa karena sudah jam 11.30 saya mau Jumatan, setelah mau buka pintu ternyata ada beliau (oknum jaksa)," ucap Jajang.

"Dia menanyakan nama saya, saya bilang saya Jajang, terus saya salaman, sambil digandeng beliau disaksikan sama sekuriti, lalu saya ditanya. Tahu kan permasalahan dengan si A, emang belum beres dari dulu. Ini buktinya Facebook, kata beliau kepada saya sambil nyubit," papar Jajang.

Setelah mencubit Jajang, oknum jaksa itu sebut mencekiknya sampai sesak napas, "Dari sesak napas itulah saya berontak, langsung kuda-kuda, terus saya kena pelipis pipi atas di bawah mata, lalu saya melakukan pemukulan," ungkapnya.

Setelah dipukul, oknum jaksa tersebut terjatuh. Jajang sempat berniat dalam hati ingin melukai sampai dia pingsan, namun Jajang tersadar.

"Setelah itu saya tadinya, kalau niat dalam hati mau melukai lah sampai dia pingsan, tapi saya masih punya akal dan pikiran," imbuhnya.

Mengenai isu permasalahan rumah tangga, Jajang menyanggah hal tersebut, "Saya hanya pernah mengirim pesan sama Bu A (istri Tumpal) itu di Facebook, tapi hanya sekali dan itu 4 tahun lalu. Kenapa itu diungkit lagi, saya kira itu sudah selesai. Soalnya yang dicari awalnya bukan saya tapi Pak AS," terang Jajang. (orb/orb)



Hide Ads