Ragam Kejanggalan yang Masih jadi Misteri di Kasus Pembunuhan Yoshua

Kabar Nasional

Ragam Kejanggalan yang Masih jadi Misteri di Kasus Pembunuhan Yoshua

Tim detikX - detikJabar
Rabu, 14 Sep 2022 05:30 WIB
Rekonstruksi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, Kuat Maruf dan Putri Candrawathi dilakukan di Duren Tiga, Jaksel. Di situ, Bharada E mengaku trauma dan tangannya bergetar saat melakukan rekonstruksi.
Olah TKP Pembunuhan Yoshua (Foto: Polri TV)
Jakarta -

Sejumlah hal janggal masih jadi misteri dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Ada sejumlah fakta yang dianggap masih ditutupi.

Hal itu diungkapkan sumber dari detikX yang berada di lingkaran kasus tersebut. Kecurigaan ini muncul usai penyidik menemukan sejumlah barang bukti yang janggal di TKP.

Dilansir dari detikX, dalam prarekonstruksi pertama pada Selasa 12 Juli 2022 penyidik menemukan ketidaksesuaian jumlah selongsong dengan klaim total tembakan yang disampaikan para tersangka. Sumber ini menyebut saat itu polisi masih berpegang pada cerita karangan Sambo terkait tembak menembak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, total peluru yang keluar sebanyak 12 dengan rincian 7 dari Yoshua dan 5 dari Richard. Sementara itu, jumlah selongsong peluru yang ditemukan pada saat itu hanyalah 10. Masih kurang dua selongsong. Polisi curiga ada yang telah memanipulasi TKP.

Temuan ini sudah dilaporkan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Itulah mengapa Listyo pun akhirnya memerintahkan penyidik melakukan olah TKP ulang pada Sabtu, 16 Juli 2022. Saat itu, jumlah selongsong yang ditemukan justru lebih dari 12. Penyidik juga menemukan barang bukti lain berupa sikat gigi yang belum lama digunakan. Setelah dicek, DNA di sikat gigi ini cocok dengan DNA Sambo.

ADVERTISEMENT

"Juga ada baju Bu Putri yang masih wangi di kasur. Padahal waktu olah TKP pertama nggak ada," kata sumber ini kepada reporter detikX.

Kejanggalan lainnya adalah temuan tiga jenis peluru dari tiga produsen berbeda di TKP. Dalam dokumen uji Labfor yang tim detikX lihat, tiga jenis peluru ini memiliki kode khusus di bagian bokongnya. Enam peluru berkode PIN 9 CA, 14 buah berkode S&B 9x19, dan 1 butir berkode LZ Luger 9mm. Masing-masing kode menandakan bahwa peluru tersebut dibuat oleh produsen yang berbeda. PIN diproduksi oleh PT Pindad (Persero), S&B dibuat oleh Sellier & Bellot, dan LZ merupakan pabrikasi dari Limit-Z Company.

Temuan ini memunculkan kecurigaan bahwa bukan hanya dua senjata-Glock-17 dan HS-yang ditembakkan di lokasi kejadian tewasnya Yosua. Sebab, sampai sekarang tim Puslabfor pun belum mengetahui peluru mana saja yang sebetulnya bersarang atau menembus tubuh Yosua.

Tim Puslabfor sedikit kesulitan membuktikan ihwal ini lantaran ketiga jenis peluru memiliki kaliber yang sama, yakni 9x19 milimeter. Sementara itu, hampir semua proyektil yang ada di TKP sudah pecah dan terdeformasi menjadi 42 pecahan. Kecuali satu yang masih utuh bersarang di punggung Yosua.

Selain itu, sisa 21 peluru dan 10 selongsong di TKP ini juga belum sesuai dengan keterangan terbaru para tersangka. Pasalnya, dalam keterangannya kepada penyidik, Richard mengaku sempat diminta Sambo mengisi penuh magasin senjata Glock-17 miliknya dan HS milik Yosua. Dua senjata ini memiliki kapasitas magasin masing-masing 17 peluru untuk Glock-17 dan 16 peluru untuk HS. Jika dihitung dari total tersebut, kata sumber ini, artinya masih ada dua peluru yang hilang.

Tim detikX telah berupaya mengkonfirmasi temuan ini kepada Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal atau Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi. Namun Rian enggan berkomentar banyak. Dia hanya meminta kami menghubungi Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. Tetapi sebaliknya, Dedi justru meminta kami menghubungi Andi Rian.

"Kalau mau detail, ke penyidik saja," kata Dedi melalui pesan singkat pada Sabtu, 10 September 2022.

Kejanggalan-kejanggalan ini memunculkan dugaan dari Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik. Menurutnya, patut diduga ada penembak lain dalam peristiwa berdarah di Duren Tiga, selain Richard dan Sambo. Itu mengapa Taufan sempat meminta Polri mencari bukti-bukti lain terkait siapa saja sebenarnya pembunuh Yosua. Pernyataan ini Taufan sampaikan karena dia juga telah melihat hasil uji balistik dan mendengarkan keterangan para tersangka dan saksi.

"Kalau kita lihat dari besarnya lubang peluru yang ada dan juga hasil balistik yang telah kita lakukan, itu kemudian yang saya sebut bisa jadi tiga orang pelakunya," ungkap Taufan pada Sabtu, 9 Agustus 2022.




(dir/dir)


Hide Ads